Ahli Geologi Ingatkan Potensi Tsunami di Seririt
Potensi Gempa 7,4SR, Life Time Hanya 4 Menit
SINGARAJA, NusaBali
Wilayah Kabupaten Buleleng yang memanjang dari timur ke barat memiliki potensi gempa bumi hingga tsunami cukup tinggi.
Terlebih sejumlah wilayah di Buleleng disebut terletak di atas lempeng bumi yang dapat bergeser kapan saja. Salah satu lempeng yang sangat rentan adalah lempeng Seririt. Potesi gempa bumi di utara Pulau Bali ini disebut terjadi lebih intens daripada Bali Selatan karena dipengaruhi oleh sesar naik Flores yang membujur di utara pulau Bali hingga Nusa Tenggara.
Hal tersebut terungkap dalam webinar Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah (IAGI-Pengda) Bali, Jumat (12/6) sore. Dalam seminar online yang diikuti puluhan partisipan itu dipimpin Ketua IAGI Pengda Bali, Ketut Arinata yang memandu dua pemateri yakni Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Putu Ary Wijaya, Bali Geoscience Research Group IAGI Pengda Bali.
Daryono dalam pemaparannya yang menyampaikan sejarah dan potensi gempa di Seririt mengatakan potensi gempa di dataran Buleleng dapat mencapai 7,4 skala ricther dengan kerusakan 8 MMI atau kerusakan bangunan tergolong parah. Hal itu pun ditelisik berdasarkan peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Bali secara umum dan Buleleng pada khususnya. “Dari 18 kali gempa besar setelah dihitung dan merata-rata, hampir setiap 10 tahun terjadi gempa besar menuju tsunami di jalur Bali hingga Nusa Tenggara,” jelas Daryono.
Dia dalam pemaparannya juga menyajikan sebuah gambaran rentetan gempa akibat pergerakan sesar naik Flores sangat keras. Sesar naik Flores ini berdampak hingga Bali, Lombok, Sumbawa dna Flores karena terjadi tekanan kopling pada basement laut Flores dan laut Sunda Kecil sehingga tekanannya snagat kuat dan intens.
Daryono juga menjelaskan episentrum gempa di wilayah Seririt biasanya ada pada kedalaman 10 kilometer laut utara Seririt. Potensi gempa bumi mencapai kekuatan 7,4 SR ini dapat memicu tsunami dengan status waspada dengan ketinggian 0,5-3 meter.
Potensi itu diingatkannya kembali soal mitigasi bencana yang harus dipahami dan disadari betul oleh masyarakat setempat. Potensi bencana yang cukup besar juga mengharuskan pengembangan edukasi dan evakuasi mandiri. “Jika ini terjadi left time-nya hanya 4 menit setelah gempa, sedangkan BMKG warning tsunaminya setelah 5 menit sehingga kemungkinan warning tidak efektif. Sehingga masyarakat harus diedukasi jika terjadi gempa segera melakukan evakuasi mandiri jauhi pantai,” ungkap dia.
Sementara itu Ketua IAGI Pengda Bali, Ketut Arinata yang bertindak sebagai moderator mengatakan tema pembahasan sejarah dan potensi gempa Seririt karena potensi bencana itu cukup besar untuk ukuran Pulau Bali.
Sementara itu Kalak BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana dan Sekretarisnya Ketut Susila yang juga ikut dalam webinar itu menyatakan sejauh ini BPBD Buleleng telah melakukan upaya mitigasi dan edukasi masyarakat daerah rawan bencana. Edukasi dan simulasi evakuasi mandiri rencananya akan dilakukan kontinyu, untuk menekan korban jiwa jika terjadi bencana. “Kami sudah sering lakukan langkah antisipasi, edukasi dan simulasi juga di daerah-daerah potensi terdampak gempabumi dan tsunami di Seririt, selain juga daerah lainnya yang punya potensi bencana yang sama,” jawab Ketut Susila. *k23
Hal tersebut terungkap dalam webinar Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah (IAGI-Pengda) Bali, Jumat (12/6) sore. Dalam seminar online yang diikuti puluhan partisipan itu dipimpin Ketua IAGI Pengda Bali, Ketut Arinata yang memandu dua pemateri yakni Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Putu Ary Wijaya, Bali Geoscience Research Group IAGI Pengda Bali.
Daryono dalam pemaparannya yang menyampaikan sejarah dan potensi gempa di Seririt mengatakan potensi gempa di dataran Buleleng dapat mencapai 7,4 skala ricther dengan kerusakan 8 MMI atau kerusakan bangunan tergolong parah. Hal itu pun ditelisik berdasarkan peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Bali secara umum dan Buleleng pada khususnya. “Dari 18 kali gempa besar setelah dihitung dan merata-rata, hampir setiap 10 tahun terjadi gempa besar menuju tsunami di jalur Bali hingga Nusa Tenggara,” jelas Daryono.
Dia dalam pemaparannya juga menyajikan sebuah gambaran rentetan gempa akibat pergerakan sesar naik Flores sangat keras. Sesar naik Flores ini berdampak hingga Bali, Lombok, Sumbawa dna Flores karena terjadi tekanan kopling pada basement laut Flores dan laut Sunda Kecil sehingga tekanannya snagat kuat dan intens.
Daryono juga menjelaskan episentrum gempa di wilayah Seririt biasanya ada pada kedalaman 10 kilometer laut utara Seririt. Potensi gempa bumi mencapai kekuatan 7,4 SR ini dapat memicu tsunami dengan status waspada dengan ketinggian 0,5-3 meter.
Potensi itu diingatkannya kembali soal mitigasi bencana yang harus dipahami dan disadari betul oleh masyarakat setempat. Potensi bencana yang cukup besar juga mengharuskan pengembangan edukasi dan evakuasi mandiri. “Jika ini terjadi left time-nya hanya 4 menit setelah gempa, sedangkan BMKG warning tsunaminya setelah 5 menit sehingga kemungkinan warning tidak efektif. Sehingga masyarakat harus diedukasi jika terjadi gempa segera melakukan evakuasi mandiri jauhi pantai,” ungkap dia.
Sementara itu Ketua IAGI Pengda Bali, Ketut Arinata yang bertindak sebagai moderator mengatakan tema pembahasan sejarah dan potensi gempa Seririt karena potensi bencana itu cukup besar untuk ukuran Pulau Bali.
Sementara itu Kalak BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana dan Sekretarisnya Ketut Susila yang juga ikut dalam webinar itu menyatakan sejauh ini BPBD Buleleng telah melakukan upaya mitigasi dan edukasi masyarakat daerah rawan bencana. Edukasi dan simulasi evakuasi mandiri rencananya akan dilakukan kontinyu, untuk menekan korban jiwa jika terjadi bencana. “Kami sudah sering lakukan langkah antisipasi, edukasi dan simulasi juga di daerah-daerah potensi terdampak gempabumi dan tsunami di Seririt, selain juga daerah lainnya yang punya potensi bencana yang sama,” jawab Ketut Susila. *k23
Komentar