Hari Pertama PPDB SMA Secara Online
Mulai dari Data Tidak Sinkron Hingga Surat Pindah Tugas Tidak Asli
Meski PPDB dilakukan secara online namun beberapa orangtua calon siswa ada yang datang langsung ke sekolah.
DENPASAR, NusaBali
Secara serentak pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK di Bali melalui jalur inklusi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi dilaksanakan Senin (15/6). Meski dilaksanakan secara online, ada beberapa orangtua calon siswa yang datang ke sekolah untuk memverifikasi data yang keliru.
Pantauan NusaBali di SMAN 1 Denpasar, kemarin, para pegawai dan panitia PPDB telah siap menggunakan face shield serta piranti protokol pencegahan Covid-19 lainnya. Terhadap yang datang langsung, dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas. Setelah itu, dipersilahkan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki area pelaksanaan PPDB. Bila ada orangtua calon siswa yang datang ke sekolah, disediakan pula ruang tunggu dan akan dipanggil satu per satu untuk mencegah kerumunan.
Kasek SMAN 1 Denpasar, M Rida menjelaskan, dari pendaftaran yang dilakukan sejak pukul 08.00 Wita kemarin, memang ada beberapa orangtua calon siswa yang datang ke sekolah. Namun dari panitia sudah membatasi sesuai dengan protokol yang diterapkan. “Kami batasi orangtua yang datang. Kami sediakan ruang tunggu, yang kita batasi hanya 15 orang saja. Nah, satu per satu nanti naik ke ruang operator yang menangani masalahnya apa. Misalnya ingin memverifikasi data,” ungkap M Rida, ditemui di sekolah setempat, Senin (15/6).
Berdasarkan petunjuk teknis (juknis), PPDB tahun ini terdiri dari beberapa jalur yakni jalur zonasi (mencakup jalur inklusi dan sekolah dengan perjanjian) sebanyak 50 persen, jalur afirmasi atau bagi yang kurang mampu (15 persen), perpindahan orangtua (5 persen), dan prestasi (30 persen). Khusus pendaftaran PPDB tanggal 15-17 Juni 2020 diperuntukkan bagi calon siswa yang memilih jalur inklusi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi. Menurut Rida, ada beberapa perbedaan dengan tahun sebelumnya. Yakni di jalur prestasi, dibagi lagi menjadi 2 jalur yakni jalur sertifikat prestasi secara akademik, non akademik, dan prestasi budaya Bali. Serta jalur nilai raport (pengganti nilai UN) yang akan dibuka pendaftarannya pada 29-30 Juni 2020.
“Untuk jalur prestasi budaya Bali harus juara lomba bidang seni budaya Bali. Misalnya lomba pesantian, nyurat lontar, atau yang lain. Jadi, bukan sekedar jadi peserta, harus juara. Ini untuk memberikan kesempatan kepada anak para seniman dan pemerhati budaya Bali yang berprestasi di bidang budaya Bali. Sedangkan untuk jalur nilai raport, seleksinya nanti. Kalau misalnya nilainya kembar, diutamakan yang usianya lebih tua,” jelasnya.
Diakui, hari pertama mengalami kesulitan dalam jalur prestasi. Karena masih banyak piagam-piagam prestasi yang masih membingungkan. Sehingga panitia sangat berhati-hati dengan mengacu pada juknis yang telah ditetapkan. Sementara jalur perpindahan orangtua, masih terdapat surat pindah tugas yang tidak asli. Khusus untuk perpindahan orangtua, saat ini tidak saja untuk anak ASN atau pengabdi negara, melainkan juga anak masyarakat swasta demi keadilan bersama. “Banyak yang discan (surat pindah tugas) itu fotokopiannya. Ada juga yang SK-nya kolektif, nama orangtuanya berbarengan dengan nama lain yang pindah tugas. Memang suratnya harus pribadi, atas nama orangtuanya. Itu yang discan,” ungkapnya.
Sementara di jalur afirmasi atau siswa kurang mampu juga ditemui kendala, seperti tidak sinkronnya data Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan data di lapangan. Selain itu, cukup sulit juga untuk memverifikasi siswa yang benar-benar kurang mampu namun tidak punya kartu KIP atau KIS, dan juga calon siswa yatim piatu. “Ada yang kondisinya memang betul-betul miskin, tapi dia tidak punya kartu apa-apa seperti KIS atau KIP. Ada juga yang kondisinya yatim piatu dan hanya bisa buat keterangan surat yatim piatu dari kepala desa. Tapi karena aturan, kami juga tidak bisa bertindak, tidak berani menyalahi aturan,” jelasnya, sembari menambahkan pendaftaran jalur zonasi akan dibuka minggu depan, 22 Juni-24 Juni 2020, serta jalur nilai rapor 29-30 Juni 2020.
Sementara Kasek SMAN 4 Denpasar, Made Sudana SPd MPd saat dikonfirmasi mengaku belum menemui kendala sejauh ini. Dari verifikasi yang dilakukan oleh calon siswa, memang ada beberapa yang ditolak karena tidak memenuhi ketentuan. Meski demikian, kata Sudana, tidak ada orangtua maupun siswa yang datang ke sekolah kemarin. “Meskipun jika ada nanti orangtua dan calon siswa ke sekolah, kami terapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 karena kondisinya lagi begini. Sementara ini belum ada yang ke sekolah. Pendaftarannya lewat lain,” ungkap Kasek Sudana.
Menurut Kasek Sudana, pendaftaran hari pertama terlihat jalur prestasi cukup membludak. Masih ada waktu dua hari lagi untuk calon siswa bisa mendaftar lewat jalur inklusi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi. pendaftaran jalur zonasi akan dibuka minggu depan, 22 Juni-24 Juni 2020, serta jalur nilai rapor 29-30 Juni 2020. Mengantisipasi permasalahan di jalur zonasi, SMAN 4 Denpasar akan berupaya menjelaskan juknis sejelas mungkin kepada orangtua yang mungkin tidak bisa menerima jika anaknya tidak bisa diterima di sekolah tersebut. “Kami di lapangan hanya sebagai pelaksana. Sementara program dan juknisnya ada Disdikpora. Tentu kami duduk bersama dulu dengan orangtua mencari solusi. Kalau tidak puas juga orangtuanya, kami konsultasi dengan dinas,” tandasnya. *ind
Pantauan NusaBali di SMAN 1 Denpasar, kemarin, para pegawai dan panitia PPDB telah siap menggunakan face shield serta piranti protokol pencegahan Covid-19 lainnya. Terhadap yang datang langsung, dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas. Setelah itu, dipersilahkan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki area pelaksanaan PPDB. Bila ada orangtua calon siswa yang datang ke sekolah, disediakan pula ruang tunggu dan akan dipanggil satu per satu untuk mencegah kerumunan.
Kasek SMAN 1 Denpasar, M Rida menjelaskan, dari pendaftaran yang dilakukan sejak pukul 08.00 Wita kemarin, memang ada beberapa orangtua calon siswa yang datang ke sekolah. Namun dari panitia sudah membatasi sesuai dengan protokol yang diterapkan. “Kami batasi orangtua yang datang. Kami sediakan ruang tunggu, yang kita batasi hanya 15 orang saja. Nah, satu per satu nanti naik ke ruang operator yang menangani masalahnya apa. Misalnya ingin memverifikasi data,” ungkap M Rida, ditemui di sekolah setempat, Senin (15/6).
Berdasarkan petunjuk teknis (juknis), PPDB tahun ini terdiri dari beberapa jalur yakni jalur zonasi (mencakup jalur inklusi dan sekolah dengan perjanjian) sebanyak 50 persen, jalur afirmasi atau bagi yang kurang mampu (15 persen), perpindahan orangtua (5 persen), dan prestasi (30 persen). Khusus pendaftaran PPDB tanggal 15-17 Juni 2020 diperuntukkan bagi calon siswa yang memilih jalur inklusi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi. Menurut Rida, ada beberapa perbedaan dengan tahun sebelumnya. Yakni di jalur prestasi, dibagi lagi menjadi 2 jalur yakni jalur sertifikat prestasi secara akademik, non akademik, dan prestasi budaya Bali. Serta jalur nilai raport (pengganti nilai UN) yang akan dibuka pendaftarannya pada 29-30 Juni 2020.
“Untuk jalur prestasi budaya Bali harus juara lomba bidang seni budaya Bali. Misalnya lomba pesantian, nyurat lontar, atau yang lain. Jadi, bukan sekedar jadi peserta, harus juara. Ini untuk memberikan kesempatan kepada anak para seniman dan pemerhati budaya Bali yang berprestasi di bidang budaya Bali. Sedangkan untuk jalur nilai raport, seleksinya nanti. Kalau misalnya nilainya kembar, diutamakan yang usianya lebih tua,” jelasnya.
Diakui, hari pertama mengalami kesulitan dalam jalur prestasi. Karena masih banyak piagam-piagam prestasi yang masih membingungkan. Sehingga panitia sangat berhati-hati dengan mengacu pada juknis yang telah ditetapkan. Sementara jalur perpindahan orangtua, masih terdapat surat pindah tugas yang tidak asli. Khusus untuk perpindahan orangtua, saat ini tidak saja untuk anak ASN atau pengabdi negara, melainkan juga anak masyarakat swasta demi keadilan bersama. “Banyak yang discan (surat pindah tugas) itu fotokopiannya. Ada juga yang SK-nya kolektif, nama orangtuanya berbarengan dengan nama lain yang pindah tugas. Memang suratnya harus pribadi, atas nama orangtuanya. Itu yang discan,” ungkapnya.
Sementara di jalur afirmasi atau siswa kurang mampu juga ditemui kendala, seperti tidak sinkronnya data Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan data di lapangan. Selain itu, cukup sulit juga untuk memverifikasi siswa yang benar-benar kurang mampu namun tidak punya kartu KIP atau KIS, dan juga calon siswa yatim piatu. “Ada yang kondisinya memang betul-betul miskin, tapi dia tidak punya kartu apa-apa seperti KIS atau KIP. Ada juga yang kondisinya yatim piatu dan hanya bisa buat keterangan surat yatim piatu dari kepala desa. Tapi karena aturan, kami juga tidak bisa bertindak, tidak berani menyalahi aturan,” jelasnya, sembari menambahkan pendaftaran jalur zonasi akan dibuka minggu depan, 22 Juni-24 Juni 2020, serta jalur nilai rapor 29-30 Juni 2020.
Sementara Kasek SMAN 4 Denpasar, Made Sudana SPd MPd saat dikonfirmasi mengaku belum menemui kendala sejauh ini. Dari verifikasi yang dilakukan oleh calon siswa, memang ada beberapa yang ditolak karena tidak memenuhi ketentuan. Meski demikian, kata Sudana, tidak ada orangtua maupun siswa yang datang ke sekolah kemarin. “Meskipun jika ada nanti orangtua dan calon siswa ke sekolah, kami terapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 karena kondisinya lagi begini. Sementara ini belum ada yang ke sekolah. Pendaftarannya lewat lain,” ungkap Kasek Sudana.
Menurut Kasek Sudana, pendaftaran hari pertama terlihat jalur prestasi cukup membludak. Masih ada waktu dua hari lagi untuk calon siswa bisa mendaftar lewat jalur inklusi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi. pendaftaran jalur zonasi akan dibuka minggu depan, 22 Juni-24 Juni 2020, serta jalur nilai rapor 29-30 Juni 2020. Mengantisipasi permasalahan di jalur zonasi, SMAN 4 Denpasar akan berupaya menjelaskan juknis sejelas mungkin kepada orangtua yang mungkin tidak bisa menerima jika anaknya tidak bisa diterima di sekolah tersebut. “Kami di lapangan hanya sebagai pelaksana. Sementara program dan juknisnya ada Disdikpora. Tentu kami duduk bersama dulu dengan orangtua mencari solusi. Kalau tidak puas juga orangtuanya, kami konsultasi dengan dinas,” tandasnya. *ind
1
Komentar