nusabali

GM Blue Bird Jadi Peternak Lele di Masa Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-gm-blue-bird-jadi-peternak-lele-di-masa-pandemi-covid-19

DENPASAR, NusaBali
Dimasa pandemi Covid-19 saat ini, banyak masyarakat yang memilih beradaptasi dengan kegiatan baru seperti bertani dan beternak ikan.

Seperti yang dilakoni seorang General Manager (GM) Blue Bird area Bali dan Lombok, dr I Putu Gede Panca Wiadnyana. Dia kini mengembangkan budidaya lele di lahan pribadinya, yang berlokasi di Jalan Padma, Gang Indra Blaka, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur.

dr Panca mengatakan, beternak lele bukanlah kegiatan yang sulit di tengah pandemi Covid-19 ini. Kendati perusahaannya masih tetap berjalan, namun beternak lele merupakan kegiatan mengisi kekosongan di masa pandemi ini. Beternak lele, kata dia, bukan hanya sebagai pekerjaan sampingan di tengah merosotnya perekonomian Bali terutama di bidang pariwisata, namun juga bisa jadi profesi baru yang bisa menghasilkan pendapatan lebih dari bekerja sebagai buruh jasa.

Dikatakan dr Panca, berbudi daya lele tersebut juga sebagai bentuk memberikan motivasi kepada masyarakat Denpasar ditengah pandemi Covid-19 ini. "Sekarang masih suasana pandemi, banyak yang harus dirumahkan bahkan harus di-PHK. Budidaya lele menjadi solusi bagus pengganti pekerjaan mereka yang hilang," ujarnya.

Seperti yang dilakukannya saat ini, dr Panca mengaku bisa menghasilkan 300 kilogram sampai 500 kilogram setiap minggunya. Bahkan dalam sebulan, dia mengaku dapat memproduksi 1,5 ton sampai 2 ton. Dari hasil penjualan tersebut, laba yang diperolehnya bisa mencapai 60 persen. "Jika dilihat dari nominalnya kita anggap Rp 18 ribu perkilogramnya, ya kita dapat sekitar Rp 26 juta kotor sekali panen," ungkapnya.

Kata dr Panca, budidaya lele juga bisa dikombinasikan dengan melakukan proses penanaman dengan proses hortikultura seperti cabai, tomat, bahkan terong. Penanaman hortikulutura bisa dilakukan menggunakan bahan polibag yang bisa ditaruh di pinggir kolam. Inovasi ini, kata dia, juga memberi multiplayer efek atau dampak berganda yang positif.

Kata dia, inovasi mengkombinasi ternak lele dengan hortikulutura cukup efektif. Selain efesien biaya produksi karena penanaman menggunakan media polibag ukuran mini, juga bisa disiram langsung dengan air kolam lele yang membuat pertumbuhan tanaman makin cepat. Dalam waktu 1,5 bulan, sejumlah tanaman holtikultura yang ditanam sudah mulai berbunga.

"Air kolam lele ini bagus sekali. Tidak usah tambah pengeluaran untuk pupuk. Belum ada hasilnya sih, tapi melihat pertumbuhnya, cukup bagus dan prospektif. Kalau saya menerapkan ini juga disatu sisi, ini sebagai rekreasi bersama anak-anak selama mereka belajar dari rumah. Kemudian, air kolam lele kami manfaatkan untuk menyiram tanaman. Nutrisinya tinggi sekali," ujarnya pria alumni Universitas Indonesia (UI) ini.

Kendati dirasa budidaya lele cukup bagus, kata dr Panca, namun dalam prosesnya, calon peternak harus sabar dan tetap konsisten. Sebab usaha ini tidak lepas dari risiko kerugian yakni kematian lele. Hal itu dipengaruhi sejumlah faktor, antara lain kebersihan air dan perubahan cuaca. "Tetapi ini cukup bagus mengisi kekosongan di masa pandemi Covid-19 ini," ujar.*mis

Komentar