Bagaimana Pendidik Menyikapi Kebijakan Learning From Home
Virus Covid-19 (Corona) memberikan dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat termasuk sektor pendidikan.
Penulis : Komang Sujendra Diputra, S.Pd., M.Pd.
Dosen Prodi PGSD Universitas Pendidikan Ganesha (Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
Kebijakan pemerintah dengan menerapkan Learning From Home (belajar dari rumah) menggunakan pembelajaran daring (e-learning), seolah-olah memberikan kesempatan kepada teknologi untuk menunjukkan peran pentingnya dalam dunia pendidikan. Penggunaan e-learning sebelumnya digunakan sebagai penunjang maupun alternatif karena pembelajaran tidak bisa sepenuhnya dilakukan dalam ruang virtual sesuai filosofi pendidikan itu sendiri.
Sejatinya tugas utama pendidik adalah membantu siswa untuk mencapai kesuksesan belajarnya. Ketika belajar dari rumah diberlakukan, kita sebagai pendidik tidak perlu tergesa-gesa memilih aplikasi pembelajaran online yang akan diterapkan. Hal yang mendasar yang perlu disesuaikan terlebih dahulu adalah desain pembelajarannya. Desain pembelajaran merupakan pengaplikasian pengetahuan dan pengalaman pendidik ketika mengembangkan sebuah unit pembelajaran. Terdapat dua prinsip dasar dalam penyusunan desain pembelajaran yaitu situasi dan metode. Analisis pada situasi akan dihasilkan pilihan metode yang akan digunakan. Apabila diringkas dalam bentuk pernyataan, kedua prinsip tersebut menjadi “jika situasinya A maka gunakan metode B”.
Situasi yang dimakud disini adalah semua faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran. Berkaitan dengan masa pandemi Covid-19, faktor karakteristik siswa dan media pendukung menjadi sangat penting dan memerlukan perhatian khusus. Karakteristik siswa yang dimaksud apabila dikaitkan dengan masa pandemi ini yaitu apakah siswa atau orang tuanya memiliki smartphone dan rata-rata kuota penggunaannya, bagaimana kondisi perekononomian orang tua siswa apakah terganggu dengan keberadaan virus Covid-19 ini, dan bagaimana jaringan internet di lingkungannya. Analisis ini penting terutama untuk sekolah-sekolah di daerah yang cenderung ada siswa maupun orang tuanya tidak memiliki smartphone. Sementara untuk media pendukung, apabila diputuskan menggunakan e-learning maka perlu disiapkan baik medianya dalam bentuk video maupun media presentasi sederhana.
Selain desain pembelajaran, hal yang tidak kalah penting diperhatikan adalah proses asesmennya atau penilaiannya. Selama beberapa dekade, asesmen lebih dikaitkan dengan penilaian yang dilakukan pada bagian akhir periode pembelajaran. Proses asesmen umumnya diberikan dalam bentuk tes untuk menghasilkan keputusan apakah siswa lulus dan tindak lanjut berupa pengulangan tes apabila siswa gagal. Sementara proses pembelajaran ke depannya kembali dilakukan seperti yang dilakukan sebelumnya.
Dalam konteks pendidikan saat ini, asesmen merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Terjadi pergeseran paradigma dari assessment of learning menjadi assessment for learning. Paradigma assessment for learning lebih sebagai alat investigasi untuk mendapatkan gambaran siswa secara holistik pada pembelajaran. Sehingga, proses asesmen dilakukan sepanjang pembelajaran. Hal yang penting dalam asesmen adalah constructive feedback atau “masukan yang bersifat konstruktif”. Masukan-masukan ini digunakan siswa maupun guru untuk merefleksi pembelajaran yang dilakukan. Berkaitan dengan masa pandemi Covid-19, tugas yang diberikan ke siswa harus diberikan feedback dan dianalisis pemahaman siswa, hambatan, miskonsepsi, dan masalah-masalah lain yang dialami siswa. Hasil ini digunakan untuk merancang desain pembelajaran berikutnya.
Masa pendemi ini tidak tahu kapan akan berakhir dan kebijakan Learning From Home mungkin saja diperpanjang sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, perlu kesadaran bagi para pendidik untuk merekonstruksi desain pembelajaran beserta model asesmennya. Setelah ini dilakukan, selanjutnya dipilih media e-learning yang cocok dan dapat diakses bagi peserta didiknya. Hal yang terpenting adalah tidak memaksakan tetapi lebih kepada pengoptimalan e-learning agar pembelajaran menjadi efektif dan muara utamanya adalah keberhasilan peserta didik.*
1
Komentar