Buruh Serabutan Meregang Nyawa Setalah Terkapar Saat Minum Tuak
Peristiwa Maut di Warung Kawasan Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung
Selain merenggut nyawa I Wayan Kabar Arnaya, kegiatan minum tuak di warung kawasan Desa Tegak, Senin siang pukul 13.00 Wita, juga menyebabkan satu orang harus dilarikan ke rumah sakit karena keracunan alkohol, yakni I Kadek Ariana
SEMARAPURA, NusaBali
Kematian tragis menimpa I Wayan Kabar Arnaya, 60, seorang buruh serabutan asal Banjar/Desa Tegak, Kecamatan Klungkung. Buruh serabutan berusia 60 tahun ini tewas setelah terkapar saat minum tuak di warung milik keluarga Gede Sadia di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak, Senin (15/6) siang.
Selain merenggut nyawa Wayan Kabar Arnaya, kegiatan minum-minum di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak siang itu juga menyebab satu orang terkapar keracunan hingga harus dirawat intensif di rumah sakit. Dia adalah I Kadek Ariana, 40, warga Banjar Tengah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Beruntung, korban Kadek Ariana selamat dari maut dan kini masih menjalani perawatan di RSUD Klungkung.
Informasi di lapangan, peristiwa maut yang merenggut nyawa Wayan Kabar Arnaya ini terjadi Senin siang sekitar pukul 13.00 Wita. Peristiwa bermula ketika korban Kadek Ariana datang dari Desa Nongan, Kecamatan Rendang untuk minum tuak di warung milik Gede Sadia di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak. Ketika itu, warung tersebut dijaga oleh Kadek Sendi Novita Sari, 19.
Pada saat bersamaan, juga datang korban Wayan Kabar Arnaya ke warung ini untuk tujuan yang sama. Baik Wayan Kabar maupun Kadek Ariana memang sering minum tuak bersama di warung tersebut. Ketika keduanya sedang asik minum tuak, kemudian datang I Ketut Saniyasa, warga asal Banjar Kaja Kauh, Desa Tegak ikut minum segelas tuak.
Selanjutnya, korban Wayan Kabar memberikan segelas tuak kepada Ketut Saniyasa. Habis itu, Wayan Kabar dan Kadek Ariana kembali melanjutkan minum tuak. Namun, saat baru minenggak tuak masing-masing setengah botol ukuran tanggung, korba Wayan Kabar dan Kadek Ariana tiba-tiba mengerang kesakitan.
“Berselang beberapa menit kemudian, Wayan Kabar sempat berdiri di depan warung, tapi langsung tersungkur sembari muntah darah,” ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Selasa (16/6).
Setelah korban Wayan Kabar tersungkur, korban Kadek Ariana juga ikut mengerang kesakitan, lalu terkapar. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Klungkung di Semarapura untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun sayang, saat tiba di RSUD Klungkung, korban Wayan Kabar dinyatakan sudah meninggal.
Sedangkan nyawa korban Kadek Ariana berhasil ditolong petugas medis. Hingga Selasa kemarin, pria berusia 40 tahun asal Desa Nongan ini masih dirawat intensif di RSUD Klungkung. Sebaliknya, Ketut Suniyasa yang paling sedikit menenggak tuak, tidak sampai dibawa ke rumah sakit. "Ketut Saniyasa yang hanya menenggak segelas tuak, hanya sempat merasakan rasa pahit saja," ujar sumber tadi.
Kapolsek Klungkung, Kompol Nyoman Suparta, mengatakan petugas kepolisian sudah terjun ke lokasi kejadian di warung milik Gede Sadia, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Namun, belum diungkap apa hasil pemeriksaan terhadap pemilik warung. "Kami masih menyelidiki kasus ini," tegas Kompol Suparta.
Yang jelas, menurut Kompol Suparta, pihak keluarga korban Wayan Kabar menolak dilakukan otopsi jenazah. Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah. Keluarga korban juga menyatakan tidak melakukan tuntutan secara hukum atas kematian Wayan Kabar.
Di sisi lain, Direktur RSUD Klungkung, dr Nyoman Kesuma, mengatakan korban Wayan Kabar dan Kadek Ariana diilarikan ke rumah sakit dalam kondisi berbeda. Korban Wayan Kabar sudah meninggal saatr tiba di RS, sementara Kadek Ariana dalam kondisi pingsan. “Keduanya mengalami gejala keracunan alkohol. Salah satunya masih menjalani perawatan hingga hari ini (kemarin)," ujar dr Kusuma saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Sementara itu, jasad korban Wayan Kabar hingga saat ini masih titipkan di Ruang Jenazah RSUD Klungkung. Rencananya, jenazah korban pesta tuak ini akan dipulangkan dari RSUD Klungkung dan langsung dikuburkan di Setra Desa Adat Tegak pada Wraspati Kliwon Klau, Kamis (18/6) besok.
Korban Wayan Kabar Arnaya berpulang buat selamanya dengan meningalkan istri tercinta Ni Wayan Murtini serta 3 orang anak: I Gede Yoga Sanjaya, Ni Kadek Desi Antarari, dan Ni Komang Diah Agustini
Pantauan NusaBali di rumah duka kawasan Banjar/Desa Tegak, Selasa kemarin, sejumlah kerabat korban tampak majenukan (melayat). Bahkan, Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta, juga sempat melayat sembari menyampaikan belangsungkawa dan dukacita yang sedalam-dalamnya. "Semopga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah," ujar politisi Gerindra asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini.
Di sisi lain, ipar korban yakni I Made Pujawan, menyatakan pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah. “Kami sudah mengikhlaskan kepergian almarhum,” tutur Made Pujawan kepada NusaBali di rumah duka kemarin.
Menurut Pujawan, korban wayan Kabar yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan memang sudah biasa minum di warung milik Gede Sadia. Pujawan pun tak menyangka akan terjadi peristiwa seperti ini. Disebutkan, tidak ada firasat buruk sebelum peristiwa maut.
Hanya saja, kata Pujawan, belakangan korban Wayan Kabar menun-jukkan gelagat agak janggal. “Almarhum lebih bersahaja dan menyapa dengan hangat keluarga dan kerabatnya. Bahkan, mereka didatangi satu per satu,” kenang Pujawan. *wan
Selain merenggut nyawa Wayan Kabar Arnaya, kegiatan minum-minum di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak siang itu juga menyebab satu orang terkapar keracunan hingga harus dirawat intensif di rumah sakit. Dia adalah I Kadek Ariana, 40, warga Banjar Tengah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Beruntung, korban Kadek Ariana selamat dari maut dan kini masih menjalani perawatan di RSUD Klungkung.
Informasi di lapangan, peristiwa maut yang merenggut nyawa Wayan Kabar Arnaya ini terjadi Senin siang sekitar pukul 13.00 Wita. Peristiwa bermula ketika korban Kadek Ariana datang dari Desa Nongan, Kecamatan Rendang untuk minum tuak di warung milik Gede Sadia di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak. Ketika itu, warung tersebut dijaga oleh Kadek Sendi Novita Sari, 19.
Pada saat bersamaan, juga datang korban Wayan Kabar Arnaya ke warung ini untuk tujuan yang sama. Baik Wayan Kabar maupun Kadek Ariana memang sering minum tuak bersama di warung tersebut. Ketika keduanya sedang asik minum tuak, kemudian datang I Ketut Saniyasa, warga asal Banjar Kaja Kauh, Desa Tegak ikut minum segelas tuak.
Selanjutnya, korban Wayan Kabar memberikan segelas tuak kepada Ketut Saniyasa. Habis itu, Wayan Kabar dan Kadek Ariana kembali melanjutkan minum tuak. Namun, saat baru minenggak tuak masing-masing setengah botol ukuran tanggung, korba Wayan Kabar dan Kadek Ariana tiba-tiba mengerang kesakitan.
“Berselang beberapa menit kemudian, Wayan Kabar sempat berdiri di depan warung, tapi langsung tersungkur sembari muntah darah,” ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Selasa (16/6).
Setelah korban Wayan Kabar tersungkur, korban Kadek Ariana juga ikut mengerang kesakitan, lalu terkapar. Mereka kemudian dilarikan ke RSUD Klungkung di Semarapura untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun sayang, saat tiba di RSUD Klungkung, korban Wayan Kabar dinyatakan sudah meninggal.
Sedangkan nyawa korban Kadek Ariana berhasil ditolong petugas medis. Hingga Selasa kemarin, pria berusia 40 tahun asal Desa Nongan ini masih dirawat intensif di RSUD Klungkung. Sebaliknya, Ketut Suniyasa yang paling sedikit menenggak tuak, tidak sampai dibawa ke rumah sakit. "Ketut Saniyasa yang hanya menenggak segelas tuak, hanya sempat merasakan rasa pahit saja," ujar sumber tadi.
Kapolsek Klungkung, Kompol Nyoman Suparta, mengatakan petugas kepolisian sudah terjun ke lokasi kejadian di warung milik Gede Sadia, untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Namun, belum diungkap apa hasil pemeriksaan terhadap pemilik warung. "Kami masih menyelidiki kasus ini," tegas Kompol Suparta.
Yang jelas, menurut Kompol Suparta, pihak keluarga korban Wayan Kabar menolak dilakukan otopsi jenazah. Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah. Keluarga korban juga menyatakan tidak melakukan tuntutan secara hukum atas kematian Wayan Kabar.
Di sisi lain, Direktur RSUD Klungkung, dr Nyoman Kesuma, mengatakan korban Wayan Kabar dan Kadek Ariana diilarikan ke rumah sakit dalam kondisi berbeda. Korban Wayan Kabar sudah meninggal saatr tiba di RS, sementara Kadek Ariana dalam kondisi pingsan. “Keduanya mengalami gejala keracunan alkohol. Salah satunya masih menjalani perawatan hingga hari ini (kemarin)," ujar dr Kusuma saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Sementara itu, jasad korban Wayan Kabar hingga saat ini masih titipkan di Ruang Jenazah RSUD Klungkung. Rencananya, jenazah korban pesta tuak ini akan dipulangkan dari RSUD Klungkung dan langsung dikuburkan di Setra Desa Adat Tegak pada Wraspati Kliwon Klau, Kamis (18/6) besok.
Korban Wayan Kabar Arnaya berpulang buat selamanya dengan meningalkan istri tercinta Ni Wayan Murtini serta 3 orang anak: I Gede Yoga Sanjaya, Ni Kadek Desi Antarari, dan Ni Komang Diah Agustini
Pantauan NusaBali di rumah duka kawasan Banjar/Desa Tegak, Selasa kemarin, sejumlah kerabat korban tampak majenukan (melayat). Bahkan, Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta, juga sempat melayat sembari menyampaikan belangsungkawa dan dukacita yang sedalam-dalamnya. "Semopga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah," ujar politisi Gerindra asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini.
Di sisi lain, ipar korban yakni I Made Pujawan, menyatakan pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah. “Kami sudah mengikhlaskan kepergian almarhum,” tutur Made Pujawan kepada NusaBali di rumah duka kemarin.
Menurut Pujawan, korban wayan Kabar yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan memang sudah biasa minum di warung milik Gede Sadia. Pujawan pun tak menyangka akan terjadi peristiwa seperti ini. Disebutkan, tidak ada firasat buruk sebelum peristiwa maut.
Hanya saja, kata Pujawan, belakangan korban Wayan Kabar menun-jukkan gelagat agak janggal. “Almarhum lebih bersahaja dan menyapa dengan hangat keluarga dan kerabatnya. Bahkan, mereka didatangi satu per satu,” kenang Pujawan. *wan
1
Komentar