Umat Hindu Pujawali di Gunung Salak
Umat Hindu di Jakarta melakukan persembahyangan di pura Parahyangan Agung Jagatkartta, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat dalam rangka pujawali pura tersebut.
JAKARTA, NusaBali
Salah satunya adalah Ketut Guna Artha. Bahkan, mantan Sekjen DPN Perada ini sudah berada disana sejak Kamis (16/9) malam kemarin.
"Saya di pura Gunung Salak sejak Kamis malam kemarin, karena di sini ada pujawali yang jatuh pada purnama ketiga atau Jumat (16/9). Ini upacara agama setiap tahun sekali. Saya pribadi kesini untuk sembahyang," ujar Guna Artha saat NusaBali hubungi, Jumat (16/9). Guna Artha mengatakan, pujawali adalah peringatan atau perayaan untuk memuja Tuhan yang berstana di pura.
Pura Gunung Salak, lanjut Guna Artha, terletak di lereng utara Gunung Salak. Persisnya di desa Tamansari, kecamatan Tamansari, pemekaran dari Ciapus, Bogor. Pura ini merupakan kahyangan jagat atau pura agung. Dengan demikian, pura ini menjadi tempat persembahyangan umat Hindu seluruh Indonesia seperti halnya pura Besakih di Bali dan Pura Semeru Agung di Lumajang, Jatim.
Pemilihan waktu pujawali berdasarkan kesepakatan para sulinggih dan umat Hindu yang memilih peringatannya setiap Purnama bulan ketiga atau dalam kalender masehi antara Agustus-September.
Prosesi pujawali, terang Guna Artha, umumnya sama dengan pelaksanaan di Bali. Dimana diawali dengan nuhur Tirtha (memohon air suci) dari berbagai situs di Jawa dan Jawa Barat sebagai sarana pembersihan sebelum dimulainya upacara.
Dilanjutkan dengan matur piuning (mohon doa keselamatan) agar prosesi berjalan lancar. Lalu Mecaru atau mohon doa kepada alam semesta agar bersama dengan umat sebagai ciptaan Tuhan turut serta mengagungkan kebesaran Tuhan pencipta. Acara puncaknya dengan persembahan tarian sakral, sesajen dan sembahyang bersama memuja Tuhan yang Maha Esa agar semua mahluk sejahtera.
"Karena konsep Hindu mengenal Tri Hita Karana. Maka ketiganya selalu dimohonkan agar senantiasa harmonis untuk keseimbangan alam semesta," ucap salah satu orang yang di percaya membangun fisik bangunan pura pada tahun 2005 silam ini.
Pura Gunung Salak sendiri dirintis sejak tahun 1985. Dibangun secara bertahap, syarat minimal bangunan untuk pujawali baru bisa dilaksanakan tahun 2005. k22
"Saya di pura Gunung Salak sejak Kamis malam kemarin, karena di sini ada pujawali yang jatuh pada purnama ketiga atau Jumat (16/9). Ini upacara agama setiap tahun sekali. Saya pribadi kesini untuk sembahyang," ujar Guna Artha saat NusaBali hubungi, Jumat (16/9). Guna Artha mengatakan, pujawali adalah peringatan atau perayaan untuk memuja Tuhan yang berstana di pura.
Pura Gunung Salak, lanjut Guna Artha, terletak di lereng utara Gunung Salak. Persisnya di desa Tamansari, kecamatan Tamansari, pemekaran dari Ciapus, Bogor. Pura ini merupakan kahyangan jagat atau pura agung. Dengan demikian, pura ini menjadi tempat persembahyangan umat Hindu seluruh Indonesia seperti halnya pura Besakih di Bali dan Pura Semeru Agung di Lumajang, Jatim.
Pemilihan waktu pujawali berdasarkan kesepakatan para sulinggih dan umat Hindu yang memilih peringatannya setiap Purnama bulan ketiga atau dalam kalender masehi antara Agustus-September.
Prosesi pujawali, terang Guna Artha, umumnya sama dengan pelaksanaan di Bali. Dimana diawali dengan nuhur Tirtha (memohon air suci) dari berbagai situs di Jawa dan Jawa Barat sebagai sarana pembersihan sebelum dimulainya upacara.
Dilanjutkan dengan matur piuning (mohon doa keselamatan) agar prosesi berjalan lancar. Lalu Mecaru atau mohon doa kepada alam semesta agar bersama dengan umat sebagai ciptaan Tuhan turut serta mengagungkan kebesaran Tuhan pencipta. Acara puncaknya dengan persembahan tarian sakral, sesajen dan sembahyang bersama memuja Tuhan yang Maha Esa agar semua mahluk sejahtera.
"Karena konsep Hindu mengenal Tri Hita Karana. Maka ketiganya selalu dimohonkan agar senantiasa harmonis untuk keseimbangan alam semesta," ucap salah satu orang yang di percaya membangun fisik bangunan pura pada tahun 2005 silam ini.
Pura Gunung Salak sendiri dirintis sejak tahun 1985. Dibangun secara bertahap, syarat minimal bangunan untuk pujawali baru bisa dilaksanakan tahun 2005. k22
1
Komentar