Seniman Made Bayak Lelang Lima Lukisan 'Hyena'
DENPASAR, NusaBali
Video klip untuk lagu Hyena milik grup Dialog Dini Hari yang digarap oleh Erick Est dirilis pada Jumat (19/6) petang.
Rilisnya video klip Hyena yang digarap sejak proses syutingnya pada 3 Februari 2020 lalu ini juga turut menghasilkan lima buah karya seni oleh seniman Made Bayak yang juga terlibat dalam kolaborasi video tersebut.
Lima buah karya seni ini berasal dari green screen pada proses pengambilan video Hyena saat Dadang SH Pranoto beraksi dengan disemprotkan cat. Dalam rilisnya yang disiarkan langsung dari Rumah Sanur Creative Hub melalui Instagram dan Facebook Rudofl Dethu, kelima lukisan ini dilelang untuk kemudian hasilnya didonasikan.
“Sebenarnya ini sudah direncanakan dari Februari akhir, rencananya di Rumah Sanur, di tempat yang sama sebelum Covid, cuma karena situasinya tidak mendukung, terus aku diskusi bertiga bagaimana caranya tetap bisa announce apa yang kita kerjakan bertiga. Terus kebetulan di situasi yang sulit ini ada beberapa tempat yang memang butuh sumbangan atau support sehingga poinku, bahwa kebaikan harus terus disupport,” ujar Dadang SH Pranoto atau yang juga dikenal sebagai Pohon Tua, saat ditemui di Rumah Sanur Creative Hub.
Apalagi di situasi pandemi yang membuat situasi serba tak menentu, ketiga tokoh dibalik pembuatan video musik Hyena ini (Erick Est, Made Bayak, dan Dadang SH Pranoto) tetap memberikan karya yang terbaik. “Kita masih bingung juga apakah ini akan berlanjut terus atau tidak, cuma, kita melakukan itu dengan sepenuh hati,” Erick Est, sutradara video musik Hyena, menambahkan.
Beberapa lokasi yang nantinya menjadi tujuan dari hasil lelang lukisan Made Bayak melalui platform Kawan Baik, yaitu Rumah Sanur Creative Hub, pembangunan Sekolah Mbinu Dita Sumba Timur yang roboh karena badai angin, dan program COVID19 Community Care Chapter 3 #KawanBaikBerbagi, yang akan mengalokasikan 600 paket sembako di wilayah Bali dan Sumba Timur.
Sejauh ini, tiga dari lima lukisan oleh Made Bayak ini sudah memiliki peminat. Made Bayak berharap, melalui lukisannya ini dirinya bisa turut berbagi. “Semoga itu bisa menjadi pemicu bahwa tidak melulu hanya materi, apapun yang kita bisa, yang hari ini dengan situasi pandemi ini, apapun yang kita bisa, talent apapun yang kita bisa, dapat kita share ke komunitas, itu yang terpenting sebenarnya,” jelas Made Bayak.
Dialog Rudolf Dethu bersama Erick Est, Dadang SH Pranoto, dan Made Bayak di Rumah Sanur.-YULIA
Rumah Sanur Creative Hub sendiri sebagai tempat berkumpulnya ide-ide kreatif memiliki arti tersendiri bagi para seniman dan musisi. “Semua seniman yang ada di Bali, semua komunitas, tidak bisa meng-ignore bahwa satu wadah atau satu media, Rumah Sanur, sebagai tempat yang signifikan untuk kolaborasi, atau sekedar sharing. Jadi kupikir ini hal yang lumrah bagi kita yang aktif secara kreatif membangun sebuah scheme, atau skema, komunitas,” lanjut musisi yang dikenal dengan nama Pohon Tua ini.
Rudolf Dethu, Co-Director Rumah Sanur Creative hub pun turut mengapresiasi atas kontribusi para seniman ini dalam mengumandangkan pentingnya Rumah Sanur sebagai wadah bagi para seniman dan musisi ini untuk berkreasi. “Saya sendiri senang sekali karena mereka sudah sadar bahwa bentuk dukungan dari mereka adalah dengan hadir, saya ajak bicara, dan selalu mengumandangkan tentang pentingnya Rumah Sanur. Bukan Rumah Sanur-nya ini sebenarnya, seberapa tiadanya sebuah tempat berkreasi melakukan industri kreatif yang seperti Rumah Sanur,” tambahnya.*cr74
Komentar