Hanya Dirawat Tiga Hari Saja, Dua Kali Uji Swab Terakhir Hasilnya Negatif
Staf DPRD Buleleng Positif Covid-19 Sembuh dalam Waktu Sangat Singkat
Pasien sembuh lainnya berkode PDP 103 juga asal Kecamatan Buleleng juga menjalani perawatan cukup singkat hanya empat (4) hari pasca dinyatakan terkonfirmasi positif.
SINGARAJA, NusaBali
Staf kesekretariatan DPRD Buleleng dengan kode Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 105, yang sempat menggemparkan publik karena terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Pasien asal Kecamatan Buleleng yang diduga tertular dari seorang staf ahli Gubernur Bali saat berkunjung ke DPRD Buleleng menjalani penyembuhan dengan waktu sangat singkat, yakni hanya tiga (3) hari. Dia dinyatakan sembuh dan dipulangkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng setelah mengantongi dua kali tes swab terakhir dengan hasil negatif.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa, saat memberikan keterangan update penanganan Covid-19, Sabtu (20/6) mengatakan staf DPRD ini merupakan satu dari dua pasien terkonfirmasi yang dinyatakan sembuh. Selain staf DPRD juga PDP 103 yang berkontak erat dengan PDP 100, seorang tenaga medis di rumah sakit swasta Buleleng. PDP 103 yang juga berasal dari Kecamatan Buleleng disebut Suyasa juga menjalani perawatan cukup singkat hanya empat (4) hari pasca dinyatakan terkonfirmasi positif.
“Keduanya ini masuk dalam catatan lama perawatan tercepat, seperti staf kesekretariatan DPRD, swab pertama positif, kedua dan ketiga negatif, dirawat selama tiga hari saja,” ujar Gede Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Seperti diberitakan staf kesekretariatan DPRD Buleleng ini adalah satu dari 10 anggota dan staf DPRD Buleleng yang sempat menjalani test swab pada, Senin (15/5) lalu. Gede Suyasa terkait dengan satu kasus terkonfirmasi positif yang didapat dari DPRD Buleleng itu sudah dilakukan tracking. Mantan Kadisdikpora Buleleng ini juga menjelaskan Gugus Tugas Kabupaten tidak akan menutup kegiatan perkantoran di DPRD Buleleng. Setelah dilakukan tracking tim surveylancenya akan ditentukan dan dijaring kembali siapa saja staf yang bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) atau yang masih dibolehkan bekerja di kantor atau Work From Office (WFO).
Namun di sisi lain, kemarin GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng juga menerima dua kasus terkonfirmasi positif baru. Keduanya adalah PDP 106 asal Kecamatan Tejakula yang awalnya dirawat di RSUD Buleleng dengan gejala pneumonia setelah dirapid tes reaktif. Status pasien yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang rumahan saat itu dinyatakan sebagai PDP meningkat menjadi PDP terkonfirmasi setelah hasil swab pertama keluar dengan hasil positif.
Satu lainnya adalah PDP 107 yang memiliki kontak erat dengan PDP 100 seorang petugas medis di rumah sakit swasta di Buleleng. PDP terkonfirmasi terakhir ini masih dampak dari kasus transmisi lokal yang dibawa sopir truk Jawa-Bali asal Kecamatan Seririt. “Saat ini tim surveyllance kami tengah melakukan tracking kembali kepada siapa saja yang sempat berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi ini. Seperti PDP 107 yang berjualan di rumahnya kami masih cari tracking di mana dia mengambil barang atau apakah ada orang yang membawakan barang dagangan ke rumahnya,” imbuh Suyasa birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini.
Penambahan jumlah pasien sembuh dan juga pasien terkonfirmasi positif itu membuat data kasus Covid-19 kembali mengalami perubahan. Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 kumulatif berjumlah 89 orang yang 79 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 10 lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan kasus PDP negatif sebanyak 18 orang. Sementara itu kasus transmisi lokal yang masih saja bertambah, membuat gugus tugas kabupaten secara matang menyiapkan kebijakan untuk memperketat akses jalur masuk menuju Buleleng dengan pembangunan pos sekat.
Keputusan pembangunan pos sekat di dua pintu masuk perbatasan Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Jembrana dan Karangsem akan diberlakukan Selasa (23/6) mendatang. Pelaku perjalanan luar Bali yang akan menuju Buleleng masih difokuskan diseleksi ketat di Pelabuhan penyeberangan baik di Gilimanuk, Kabupaten Jembrana maupun Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem.
Namun mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga tak memungkiri pembangunan pos sekat sangat dinamis dan mempertimbangkan perkembangan situasi di lapangan. Termasuk mengantisipasi perbuatan curang pelaku perjalanan luar Bali yang mengupayakan berbagai cara dengan menempuh jalur alternatif untuk menghindari rapid test. “Kita tidak statis, kondisi bisa berubah melihat kondisi kasusnya. Seperti akses antar daerah dengan ada perkembangan tranmisi lokal cukup masif. Kalau interaksi penduduknya tinggi untuk beri gejala dan peluang penularan cepat, tidak menutup kemingkinan kita cari tempat pasang pos sekat lain,” jelas dia. *k23
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa, saat memberikan keterangan update penanganan Covid-19, Sabtu (20/6) mengatakan staf DPRD ini merupakan satu dari dua pasien terkonfirmasi yang dinyatakan sembuh. Selain staf DPRD juga PDP 103 yang berkontak erat dengan PDP 100, seorang tenaga medis di rumah sakit swasta Buleleng. PDP 103 yang juga berasal dari Kecamatan Buleleng disebut Suyasa juga menjalani perawatan cukup singkat hanya empat (4) hari pasca dinyatakan terkonfirmasi positif.
“Keduanya ini masuk dalam catatan lama perawatan tercepat, seperti staf kesekretariatan DPRD, swab pertama positif, kedua dan ketiga negatif, dirawat selama tiga hari saja,” ujar Gede Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Seperti diberitakan staf kesekretariatan DPRD Buleleng ini adalah satu dari 10 anggota dan staf DPRD Buleleng yang sempat menjalani test swab pada, Senin (15/5) lalu. Gede Suyasa terkait dengan satu kasus terkonfirmasi positif yang didapat dari DPRD Buleleng itu sudah dilakukan tracking. Mantan Kadisdikpora Buleleng ini juga menjelaskan Gugus Tugas Kabupaten tidak akan menutup kegiatan perkantoran di DPRD Buleleng. Setelah dilakukan tracking tim surveylancenya akan ditentukan dan dijaring kembali siapa saja staf yang bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) atau yang masih dibolehkan bekerja di kantor atau Work From Office (WFO).
Namun di sisi lain, kemarin GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng juga menerima dua kasus terkonfirmasi positif baru. Keduanya adalah PDP 106 asal Kecamatan Tejakula yang awalnya dirawat di RSUD Buleleng dengan gejala pneumonia setelah dirapid tes reaktif. Status pasien yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang rumahan saat itu dinyatakan sebagai PDP meningkat menjadi PDP terkonfirmasi setelah hasil swab pertama keluar dengan hasil positif.
Satu lainnya adalah PDP 107 yang memiliki kontak erat dengan PDP 100 seorang petugas medis di rumah sakit swasta di Buleleng. PDP terkonfirmasi terakhir ini masih dampak dari kasus transmisi lokal yang dibawa sopir truk Jawa-Bali asal Kecamatan Seririt. “Saat ini tim surveyllance kami tengah melakukan tracking kembali kepada siapa saja yang sempat berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi ini. Seperti PDP 107 yang berjualan di rumahnya kami masih cari tracking di mana dia mengambil barang atau apakah ada orang yang membawakan barang dagangan ke rumahnya,” imbuh Suyasa birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini.
Penambahan jumlah pasien sembuh dan juga pasien terkonfirmasi positif itu membuat data kasus Covid-19 kembali mengalami perubahan. Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 kumulatif berjumlah 89 orang yang 79 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 10 lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan kasus PDP negatif sebanyak 18 orang. Sementara itu kasus transmisi lokal yang masih saja bertambah, membuat gugus tugas kabupaten secara matang menyiapkan kebijakan untuk memperketat akses jalur masuk menuju Buleleng dengan pembangunan pos sekat.
Keputusan pembangunan pos sekat di dua pintu masuk perbatasan Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Jembrana dan Karangsem akan diberlakukan Selasa (23/6) mendatang. Pelaku perjalanan luar Bali yang akan menuju Buleleng masih difokuskan diseleksi ketat di Pelabuhan penyeberangan baik di Gilimanuk, Kabupaten Jembrana maupun Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem.
Namun mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga tak memungkiri pembangunan pos sekat sangat dinamis dan mempertimbangkan perkembangan situasi di lapangan. Termasuk mengantisipasi perbuatan curang pelaku perjalanan luar Bali yang mengupayakan berbagai cara dengan menempuh jalur alternatif untuk menghindari rapid test. “Kita tidak statis, kondisi bisa berubah melihat kondisi kasusnya. Seperti akses antar daerah dengan ada perkembangan tranmisi lokal cukup masif. Kalau interaksi penduduknya tinggi untuk beri gejala dan peluang penularan cepat, tidak menutup kemingkinan kita cari tempat pasang pos sekat lain,” jelas dia. *k23
Komentar