Lagi, 2 Pasien Corona Meninggal
Salah Satunya, Pegawai RS Wangaya
Dinyatakan positif Covid-19 pasca meninggal, jenazah tukang angkut buah Banjar Titih kemarin dikuburkan di Setra Desa Adat Gelgel
DENPASAR, NusaBali
Jumlah pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia bertambah menjadi 9 orang atau 0,86 persen dari total 1.045 kasus positif. Ini setelah per Minggu (21/6) ada 2 orang lagi pasien Corona di Kota Denpasar yang diumumkan meninggal dunia.
Salah satu dari 2 pasien Covid-19 yang meninggal kemarin adalah laki-laki umur 50 tahun, yang kesehariannya buruh angkut buah di Banjar Titih, Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat. Sedangkan satunya lagi adalah perempuan umur 46 tahun, yang merupakan pegawai RSUD Wangaya, Denpasar.
Salah satu dari 2 pasien Covid-19 yang meninggal kemarin adalah laki-laki umur 50 tahun, yang kesehariannya buruh angkut buah di Banjar Titih, Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat. Sedangkan satunya lagi adalah perempuan umur 46 tahun, yang merupakan pegawai RSUD Wangaya, Denpasar.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengungkapkan, mengatakan pria buruh angkut buah yang meninggal tersebut berdomisili di Desa Dauh Puri Kangin. Pria asal Klungkung ini diketahui masuk RSUD Wangaya, 17 Juni 2020 pagi, karena ingin melakukan cuci darah rutin. Pasalnya, yang bersangkutan diketahui mengidap komplikasi gagal ginjal, jantung, dan diabetes.
Namun, sore harinya, pasien asal Klungkung ini meninggal di RSUD Wangaya. Sebelum meninggal, pasien tersebut sempat dilakukan rapid test. Kemudian, dilakukan uji swab dan hasilnya baru diketahui positif Corona, 19 Juni 2020, berselang dua hari setelah pasien tersebut meninggal.
“Pasien bersangkutan baru diketahui positif Covid-19 setelah menunggal. Jena-zahnya baru dikuburkan oleh tim dari RSUD Wangaya tadi (kemarin) di desa asalnya di Klungkung,” jelas Dewa Rai yang juga Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Minggu kemarin.
Dewa Rai menyebutkan, selain pria buruh angkut buah tersebut, satu lagi pasien Corona yang diumumkan meninggal, Minggu kemarin, adalah seorang perempuan asal Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur. Perempuan berusia 46 tahun ini merupakan pegawai di Bagian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di RSUD Wangaya.
Menurut Dewa Rai, pegawai yang akhirnya meninggal ini dinyatakan positif Corona dan dirawat di RSUP Sanglah, sejak 8 Juni 2020. Yang bersangkutan dirawat awalnya karena mengidap penyakit ginjal kronis dan masuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Pagawai RSUD Wangaya ini dinyatakan meninggal di RSUP Sanglah, Sabtu, 20 Juni 2020. Jenazahnya sekarang masih di RSUP Sanglah, menunggu keluarganya mencari dewasa ayu (hari baik) untuk penguburan," papar Dewa Rai.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Plt Dirut RSUD Wangaya, dr I Dewa Putu Parwita, mengatakan pegawainya yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan akhirnya meninggal ini diketahui sakit sejak lama, dengan diagnose gagal ginjal dan perlu tindakan cuci darah rutin. Pegawai tersebut dinyatakan positif Corona, 8 Juni 2020.
"Karena memiliki riwayat penyakit ginjal, yang bersangkutan harus dirujuk ke RSUP Sanglah untuk cuci darah. Kami di RSUD Wangaya belum punya peralatan itu," ungkap Dewa Parwita.
Sedangkan untuk buruh angkut buah yang meninggal dalam status sebagai pasien Corona, kata Dewa Parwita, masuk ke IGD RSUD Wangaya, 17 Juni 2020 pagi pukul 09.00 Wita. Sempat dilakukan rapid test dengan hasil non reaktif, bersamaan dengan uji swab. Setelah dirawat 8 jam, pasien bersangkutan meninggal sore itu pukul 17.00 Wita. "Tapi, hasil uji swabnya ini baru keluar 19 Juni 2020 dan dinyatakan positif Covid-19, berselang dua hari setelah yang bersangkutan meninggal,” jelas Dewa Parwita.
Jenazah buruh angkut buah itu sendiri baru dikuburkan di Setra Bugbugan, Desa Adat Gelgel, Kecamatan Klungkung pada Radite Pon Dukut, Minggu siang pukul 11.30 Wita. Jenazag pasien berinisial Putu AS ini dikuburkan oleh tim gabungan yang terdiri dari anggota Polri/TNI, petugas kesehatan, dab Satgas Desa Gelgel dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Selain dihadiri keluarga, proses penguburan jenazah korban Corona kemarin juga dihadiri prajuru Desa Adat Gelgel.
Ketua Satgas Gotong Royong Desa Adat Gelgel, I Gede Eka Sumaya Putra, mengatakan korban Putu AS sebelum meninggal diketahui menderita sakit kronis dan wajib cuci darah 2 kali seminggu di RS Ganesha, Desa Celuk, Kecamatan Suukawati, Gianyar. "Namun, kondisinya drop setelah ibunya meninggal sekitar dua minggu lalu. Maka, yang bersangkutan dibawa ke RSUD Wangaya,” ungkap Eka Sumaya saat dikonfirmasi terpisah di Desa Gelgel, Minggu kemarin.
Eka Sumaya menyebutkan, sebagaimana protokol penerimaan pasien, sebelum masuk ruang perawatan, lebih dulu dilakukan uji swab. Namun, kondisi Putu AS semakin kritis sampai akhirnya meninggal dunia di RSUD Wangaya, beberapa jam setelah dirawat. "Hasil uji swab yang terkonfirmasi positif Covid-19 baru keluar setelah almarhum meninggal,” papar Eka Sumaya yang kesehariannya menjabat Kepala Sekolah (Kasek) SMK Kesehatan Panca Atma Jaya, Klungkung.
Menurut Eka Sumaya, Satgas Desa Gelgel sudah meminta 7 orang keluarga Putu AS di Desa Gelgel untuk melakukan isolasi mandiri. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan GTPP Covid-19 Kabupaten Klungkung untuk tracing contact Putu AS. "Mengenai di mana yang bersangkutan tertular Covid-19, kami belum tahu itu," terang Eka Sumaya.
Sedangkan Bendesa Adat Gelgel, Putu Gde Arimbawa, mengatakan selama ini korban Putu AS tinggal dan berktivitas di Denpasar. Selain dinyatakan positif Corona, yang bersangktan juga memiliki sakit penyerta. “Pihak keluarga semula berencana lakukan kremasi jenazah. Tapi, tempat kremasi menolak, karena sekarang harus melampirkan surat keterangan rapid test non reaktif,” ungkap Arimbawa.
Sementara itu, dengan tambahan 2 orang meninggal dunia ini, maka jumlah pasien Covid-19 di Bali yang nhyawanya gagal diselamatkan hingga saat ini mencapai 9 orang. Rinciannya, 7 orang WNI dan 2 orang WNA.
Per Minggu kemarin, ada tambahan 32 kasus baru positiuf Covid-19 di Bali, selain 17 pasien berhasil sembuh. Penambahan kasus baru kemarin terdiri dari 2 orang imported case PMI yang punya riwayat perjaklanan ke luar negeri, 1 orang imported case dari WNI yang punya riwayatr perjalanan ke luar daerah Bali, dan 29 orang lagi kasus transmisi lokal (tertuilar di daerah). Tambahan 29 pasien transmisi lokal ini, terbanyak dari Denpasar yakni 10 orang, Tabanan (10 orang), Badung (7 orang), dan Gianyar (2 orang).
Namun, sore harinya, pasien asal Klungkung ini meninggal di RSUD Wangaya. Sebelum meninggal, pasien tersebut sempat dilakukan rapid test. Kemudian, dilakukan uji swab dan hasilnya baru diketahui positif Corona, 19 Juni 2020, berselang dua hari setelah pasien tersebut meninggal.
“Pasien bersangkutan baru diketahui positif Covid-19 setelah menunggal. Jena-zahnya baru dikuburkan oleh tim dari RSUD Wangaya tadi (kemarin) di desa asalnya di Klungkung,” jelas Dewa Rai yang juga Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Minggu kemarin.
Dewa Rai menyebutkan, selain pria buruh angkut buah tersebut, satu lagi pasien Corona yang diumumkan meninggal, Minggu kemarin, adalah seorang perempuan asal Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur. Perempuan berusia 46 tahun ini merupakan pegawai di Bagian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di RSUD Wangaya.
Menurut Dewa Rai, pegawai yang akhirnya meninggal ini dinyatakan positif Corona dan dirawat di RSUP Sanglah, sejak 8 Juni 2020. Yang bersangkutan dirawat awalnya karena mengidap penyakit ginjal kronis dan masuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Pagawai RSUD Wangaya ini dinyatakan meninggal di RSUP Sanglah, Sabtu, 20 Juni 2020. Jenazahnya sekarang masih di RSUP Sanglah, menunggu keluarganya mencari dewasa ayu (hari baik) untuk penguburan," papar Dewa Rai.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Plt Dirut RSUD Wangaya, dr I Dewa Putu Parwita, mengatakan pegawainya yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan akhirnya meninggal ini diketahui sakit sejak lama, dengan diagnose gagal ginjal dan perlu tindakan cuci darah rutin. Pegawai tersebut dinyatakan positif Corona, 8 Juni 2020.
"Karena memiliki riwayat penyakit ginjal, yang bersangkutan harus dirujuk ke RSUP Sanglah untuk cuci darah. Kami di RSUD Wangaya belum punya peralatan itu," ungkap Dewa Parwita.
Sedangkan untuk buruh angkut buah yang meninggal dalam status sebagai pasien Corona, kata Dewa Parwita, masuk ke IGD RSUD Wangaya, 17 Juni 2020 pagi pukul 09.00 Wita. Sempat dilakukan rapid test dengan hasil non reaktif, bersamaan dengan uji swab. Setelah dirawat 8 jam, pasien bersangkutan meninggal sore itu pukul 17.00 Wita. "Tapi, hasil uji swabnya ini baru keluar 19 Juni 2020 dan dinyatakan positif Covid-19, berselang dua hari setelah yang bersangkutan meninggal,” jelas Dewa Parwita.
Jenazah buruh angkut buah itu sendiri baru dikuburkan di Setra Bugbugan, Desa Adat Gelgel, Kecamatan Klungkung pada Radite Pon Dukut, Minggu siang pukul 11.30 Wita. Jenazag pasien berinisial Putu AS ini dikuburkan oleh tim gabungan yang terdiri dari anggota Polri/TNI, petugas kesehatan, dab Satgas Desa Gelgel dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Selain dihadiri keluarga, proses penguburan jenazah korban Corona kemarin juga dihadiri prajuru Desa Adat Gelgel.
Ketua Satgas Gotong Royong Desa Adat Gelgel, I Gede Eka Sumaya Putra, mengatakan korban Putu AS sebelum meninggal diketahui menderita sakit kronis dan wajib cuci darah 2 kali seminggu di RS Ganesha, Desa Celuk, Kecamatan Suukawati, Gianyar. "Namun, kondisinya drop setelah ibunya meninggal sekitar dua minggu lalu. Maka, yang bersangkutan dibawa ke RSUD Wangaya,” ungkap Eka Sumaya saat dikonfirmasi terpisah di Desa Gelgel, Minggu kemarin.
Eka Sumaya menyebutkan, sebagaimana protokol penerimaan pasien, sebelum masuk ruang perawatan, lebih dulu dilakukan uji swab. Namun, kondisi Putu AS semakin kritis sampai akhirnya meninggal dunia di RSUD Wangaya, beberapa jam setelah dirawat. "Hasil uji swab yang terkonfirmasi positif Covid-19 baru keluar setelah almarhum meninggal,” papar Eka Sumaya yang kesehariannya menjabat Kepala Sekolah (Kasek) SMK Kesehatan Panca Atma Jaya, Klungkung.
Menurut Eka Sumaya, Satgas Desa Gelgel sudah meminta 7 orang keluarga Putu AS di Desa Gelgel untuk melakukan isolasi mandiri. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan GTPP Covid-19 Kabupaten Klungkung untuk tracing contact Putu AS. "Mengenai di mana yang bersangkutan tertular Covid-19, kami belum tahu itu," terang Eka Sumaya.
Sedangkan Bendesa Adat Gelgel, Putu Gde Arimbawa, mengatakan selama ini korban Putu AS tinggal dan berktivitas di Denpasar. Selain dinyatakan positif Corona, yang bersangktan juga memiliki sakit penyerta. “Pihak keluarga semula berencana lakukan kremasi jenazah. Tapi, tempat kremasi menolak, karena sekarang harus melampirkan surat keterangan rapid test non reaktif,” ungkap Arimbawa.
Sementara itu, dengan tambahan 2 orang meninggal dunia ini, maka jumlah pasien Covid-19 di Bali yang nhyawanya gagal diselamatkan hingga saat ini mencapai 9 orang. Rinciannya, 7 orang WNI dan 2 orang WNA.
Per Minggu kemarin, ada tambahan 32 kasus baru positiuf Covid-19 di Bali, selain 17 pasien berhasil sembuh. Penambahan kasus baru kemarin terdiri dari 2 orang imported case PMI yang punya riwayat perjaklanan ke luar negeri, 1 orang imported case dari WNI yang punya riwayatr perjalanan ke luar daerah Bali, dan 29 orang lagi kasus transmisi lokal (tertuilar di daerah). Tambahan 29 pasien transmisi lokal ini, terbanyak dari Denpasar yakni 10 orang, Tabanan (10 orang), Badung (7 orang), dan Gianyar (2 orang).
Dengan tambahan 32 pasien ini, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali saat ini tembus 1.045 kasus. Mereka didominasi 711 orang kasus transmisi lokal (68,03 persen), 281 orang imported case dari PMI (26,89 persen), 45 orang imported case dari WNI dengan riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (4,31 persen), dan 8 orang WNA (0,77 persen).
Pada hari yang sama, Minggu kemarin, juga terdapat tambgahan 17 pasien sembuh di Bali. Walhasil, jumlah kumulatif pasien Corona di Bali yang berhasil sembuh hingga saat ini mencapai 603 orang atau 57,70 persen dari total 976 kasus positif. *mis,wan,ind
1
Komentar