Tembus 2.300 Kasus, DBD Periode Januari-Juni 2020
MANGUPURA, NusaBali
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung selama periode Januari – Juni 2020 tembus 2.300 kasus.
Selama periode tersebut, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Badung ada 2 kasus meninggal. Kasus meninggal pertama terjadi pada Februari 2020 di Banjar Sila Dharma, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, dan kasus meninggal kedua terjadi di Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara.
Secara grafik kasus DBD selama empat bulan pertama yakni rentang Januari – April, terus mengalami kenaikan. Pada Januari 2020 tercatat 99 kasus, bulan Februari 2020 ada 234 kasus dan 1 kasus meninggal, Maret 2020 ada 484 kasus, dan April 2020 ada 746 kasus dan 1 kasus meninggal.
Kasus tertinggi terjadi pada April 2020, namun kemudian pada Mei 2020 mulai menunjukkan penurunan. Tercatat pada Mei 2020 kasusnya menurun menjadi 613 kasus. Bahkan hingga 19 Juni 2020, kasusnya turun drastis menjadi hanya 124 kasus.
Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama Januari – Juni 2019 yang hanya 764 kasus, terjadi peningkatan drastis pada 2020 yang tembus 2.300 kasus. Bahkan, bila dibandingkan dengan periode yang sama Januari – Juni 2018, perbandingannya semakin jauh sebab tahun 2018 di periode yang sama hanya 187 kasus.
Kepala Diskes Badung dr I Nyoman Gunarta, mengatakan kasus DBD di Kabupaten Badung mengalami peningkatan pada 2020 lantaran dipengaruhi siklus tiga tahunan. Selama periode Januari – Juni 2020 saja sudah mencapai 2.300 kasus. “Tingginya kasus pada tahun ini juga dipengaruhi siklus tiga tahunan dan curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya, Selasa (23/6).
Dokter asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, mengungkapkan kasus terbanyak selama periode Januari – Juni 2020 terjadi di Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 1.010 kasus, disusul Kecamatan Abiansemal 423 kasus. Berikutnya, Kecamatan Mengwi 415 kasus, Kecamatan Kuta Utara 270 kasus, Kecamatan Kuta 135 kasus, dan Kecamatan Petang 47 kasus. “Di Kecamatan Kuta Selatan, pada April 2020 sempat mencapai angka 331 kasus,” ungkap dr Gunarta.
“Untuk kasus meninggal tahun ini jumlahnya sama dengan tahun 2019. Tahun lalu kasus meninggal juga 2 kasus, yakni terjadi di Banjar Jumpayah, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi dan di Lingkungan Bualu Indah, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan,” kata mantan Dirut RSD Mangusada itu.
Menurut dr Gunarta, berbagi langkah untuk pencegahan DBD sudah digalakkan. Salah satunya dengan melakukan fogging terfokus dan fogging reguler dengan mesin ULV. “Hanya dengan fogging saja tentu tidak cukup. Makanya, kami sangat mengimbau supaya masyarakat membantu dalam pencegahan wabah DBD dengan cara melakukan pola hidup sehat di rumah masing-masing,” harap dr Gunarta.
Pola hidup sehat dimaksud, lanjut dr Gunarta, yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Masyarakat juga melakukan 3M plus yakni menutup, menguras, dan mengubur barang-barang yang dapat menyebabkan genangan air. Plus tersebut berarti masyarakat juga melakukan penaburan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk; menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk,” tuturnya. *asa
Komentar