Jembatan Kebon-Lenganan Rusak
Warga yang ingin ke Banjar Kebon, Desa Bajera harus putar haluan 10 kilometer dengan melalui Banjar Singin, Desa Selemadeg.
TABANAN, NusaBali
Jembatan penghubung Banjar Kebon, Desa Bajera dengan Banjar Lenganan, Desa Bajera Utara, Kecamatan Selemadeg, Tabanan yang putus diterjang banjir sedang diperbaiki. Proyek perbaikan jembatan itu dinilai tak maksimal, sebab box culvert yang baru dipasang tergeser akibat diterjang air sungai. Perbaikan box culvert pun diulang sehingga jembatan ini kembali tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Pengendara kendaraan roda empat harus putar haluan sejauh 10 kilometer menuju Banjar Kebon dari Banjar Singin, Desa Selemadeg, Kecamatan Selemadeg.
Menurt warga, jembatan yang putus diterjang banjir ini merupakan bangunan kuno buatan penjajah Jepang. Jembatan penghubung enam desa masing-masing Desa Bajera, Desa Bajera Utara, Desa Manikyang, Desa Wanagiri, dan Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selemadeg langganan banjir saat musim hujan. Penyebabnya, gorong-gorong di bawah jembatan kecil sehingga kayu serta sampah yang menumpuk menyebabkan air tersumbat dan meluber ke jalan. Dampaknya menyebabkan jalur pedesaan itu lumpuh total akibat banjir.
Warga Desa Bajera Utara, I Gusti Nyoman Ngurah Manik, 32 menuturkan jembatan buatan penjahan Jepang itu merupakan jalur alternatif menghubungkan 6 desa. “Kalau hujan, tidak ada berani yang lewat, air meluber ke atas jembatan dengan arus kuat,” ungkapnya. Dikatakan, jembatan sepanjang 4 meter dengan lebar 3 meter mulai diperbaiki pada Kamis (15/9) dengan proses memperbesar gorong-gorong. Setelah pemasangan box culvert, jembatan sudah bisa dilalui baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun pada Sabtu (17/9), gorong-gorong kembali rusak dengan posisi box culvert miring ke kiri dan terlepas akibat hujan lebat. Sehingga saat ini tak bisa dilalui kendaraan roda empat, namun roda dua masih bisa dengan menggunakan papan.
Selama proses perbaikan ini, krama dari Desa Manikyang, Desa Pupuan Sawah, Desa Wanagiri, dan Desa Wanagiri Kauh tidak bisa lewat dari Banjar Bajera Utara, Desa Bajera. Melainkan arus putar haluan sejauh 10 kilometer dengan masuk dari wilayah Banjar Singin, Desa Selemadeg ke utara. Bisa pula lewat dari Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, namun jarak tempuhnya mencapai 42 kilometer. “Ini sebenarnya jalur singkat, namun warga dari desa tetangga harus menempuh lagi jarak sekitar 10 kilometer dari Desa Singin,” terang Manik.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Anthara mengatakan rusaknya jembatan yang sudah diperbaiki tersebut di luar dugaan karena faktor alam. “Perbaikan sudah digarap sejak dua minggu lalu dan akan berakhir pada bulan Oktober nanti,” jelasnya. Jembatan itu diperbaiki dengan menggunakan dana APBD itu masih tahap pelaksanaan dan tahap pemeliharaan. “Akan kami perbaiki, meski kembali rusak akibat faktor cuaca,” janji Anom Anthara. * cr61
Menurt warga, jembatan yang putus diterjang banjir ini merupakan bangunan kuno buatan penjajah Jepang. Jembatan penghubung enam desa masing-masing Desa Bajera, Desa Bajera Utara, Desa Manikyang, Desa Wanagiri, dan Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selemadeg langganan banjir saat musim hujan. Penyebabnya, gorong-gorong di bawah jembatan kecil sehingga kayu serta sampah yang menumpuk menyebabkan air tersumbat dan meluber ke jalan. Dampaknya menyebabkan jalur pedesaan itu lumpuh total akibat banjir.
Warga Desa Bajera Utara, I Gusti Nyoman Ngurah Manik, 32 menuturkan jembatan buatan penjahan Jepang itu merupakan jalur alternatif menghubungkan 6 desa. “Kalau hujan, tidak ada berani yang lewat, air meluber ke atas jembatan dengan arus kuat,” ungkapnya. Dikatakan, jembatan sepanjang 4 meter dengan lebar 3 meter mulai diperbaiki pada Kamis (15/9) dengan proses memperbesar gorong-gorong. Setelah pemasangan box culvert, jembatan sudah bisa dilalui baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun pada Sabtu (17/9), gorong-gorong kembali rusak dengan posisi box culvert miring ke kiri dan terlepas akibat hujan lebat. Sehingga saat ini tak bisa dilalui kendaraan roda empat, namun roda dua masih bisa dengan menggunakan papan.
Selama proses perbaikan ini, krama dari Desa Manikyang, Desa Pupuan Sawah, Desa Wanagiri, dan Desa Wanagiri Kauh tidak bisa lewat dari Banjar Bajera Utara, Desa Bajera. Melainkan arus putar haluan sejauh 10 kilometer dengan masuk dari wilayah Banjar Singin, Desa Selemadeg ke utara. Bisa pula lewat dari Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, namun jarak tempuhnya mencapai 42 kilometer. “Ini sebenarnya jalur singkat, namun warga dari desa tetangga harus menempuh lagi jarak sekitar 10 kilometer dari Desa Singin,” terang Manik.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Anthara mengatakan rusaknya jembatan yang sudah diperbaiki tersebut di luar dugaan karena faktor alam. “Perbaikan sudah digarap sejak dua minggu lalu dan akan berakhir pada bulan Oktober nanti,” jelasnya. Jembatan itu diperbaiki dengan menggunakan dana APBD itu masih tahap pelaksanaan dan tahap pemeliharaan. “Akan kami perbaiki, meski kembali rusak akibat faktor cuaca,” janji Anom Anthara. * cr61
1
Komentar