Jukung Terbalik Dihantam Gelombang, Selamat Setelah 13 Jam Terombang-ambing
Musibah Nelayan Asal Desa Purwakerti
AMLAPURA, NusaBali
Seorang nelayan asal Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, I Wayan Karda, 56, mengalami musibah laut ketika jukungnya dihantam gelombang setinggi 3 meter hingga terbalik, Kamis (25/6) sore.
Beruntung, korban I Wayan Karda selamat dari maut setelah sempat terombang-ambing di laut selama 13 jam. Informasi di lapangan, musibah yang menimpa korban I Wayan Karda terjadi di perairan Desa Purwakerti, Kamis sore sekitar pukul 16.00 Wita. Setelah jukungnya terbalik akibat dihantam gelombang, Wayan Karda berupaya menyelamatkan diri dengan berpegangan pada punggung jukungnya, yang terseret arus ke arah barat. Korban kemudian ditemukan seorang nelayan terdampar di perairan Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Jumat (26/6) subuh sekitar pukul 05.00 Wita atau 13 jam setelah dihantam gelombang.
Terungkap, korban Wayan Karda awalnya melaut dari Pantai Jemeluk di Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kamis siang pukul 14.00 Wita. Nelayan berusia 56 tahun ini sendirian naik jukung fiber miliknya dengan panjang 5,70 meter dan bermesin tempek 15 PK.
Biasanya, korban Wayan Karda kembali dari menangkap ikan di laut malam hari kisaran pukul 19.00 Wita sampai 20.00 Wita. Namun, malam itu dia tak kunjung pulang ke rumjkahnya di Banjar Lebah, Desa Purwakerti. Ternyata, jukung yang dikendalikan korban dihantam gelombang hingga terbalik.
Setelah jukungnya terbalik dihantam gelombang, Wayan Karda berupaya menyelamatkan diri dengan duduk di punggung jukung sambil berpegangan. Saat terseret arus ke arah barat, Wayan Karda sempat berpapasan dengan sebuah kapal tanker. Dia pun berteriak minta tolong, tetapi tidak mendapat respons.
Selanjutnya, Jumat subuh sekitar pukul 05.00 Wita, ada seorang nelayan dari Banjar Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, I Wayan Sulatra, melintas naik jukung di lokasi. Jukung Wayan Sulatra nyaris menabrak jukung korban yang terbalik. Setelah disorot dengan lampu senter, Wayan Sulatra melihat ada orang di atas jukung terbalik yang sudah terombang-ambing selama 13 jam itu.
Wayan Sulatra kemudian memberikan pertolongan dengan menaikkan korban Wayan Karda ke atas jukungnya. Bukan hanya itu, jukung Wayan Sulatra juga menarik jukung fiber milik korban.
Korban Wayan Karda dan jukungnya yang terbalik ditemukan terombang-ambing di perairan Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangase. Namun, oleh Wayan Sulatra, korban dan jukungnya dievakuasi ke tepi Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis.
Saat ditemukan terombang-ambing, korban Wayan Karda dalam kondisi sehat. Korban pun dengan gamblang menceritakan kronologis peristiwa jukungnya yang terbalik dihantam gelombang, hingga terombang-ambing selama 13 jam, sebelum diselamatkan oleh Wayan Sulatra. Setelah ditemukan dalam kondisi selamat, korban Wayan Karda kemudian dijemput keponakannya, I Komang Robi, di Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod, untuk diajak pulang ke Banjar Lebah, Desa Purwakerti. Sang istri, Ni Nyoman Sulastri, 55, juga ikut menjemput korban.
Sementara itu, sebelum ditemukan terombang-ambing di perairan Desa Padangbai, korban Wayan Karda sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya. Maklum, hingga larut malam nelayan berusia 56 tahun ini tidak kunjung pulang, padahal biasanya sudah balik dari laut paling lambang pukul 20.00 Wita.
Setelah dilaporkan hilang, langsung dilakukan pencarian dengan dipantau langsung Perbekel Purwakerti, I Nengah Karyawan. Pencarian malam itu dilakukan pencarian dari perairan dari Pantai Jemeluk, Banjar Lebah, Desa Purwakerti dengan dipimpin langsung Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka.
Karena sudah larut malam, pencarian dihentikan. Pencarian hari kedua dilanjutkan Jumat subuh pukul 05.00 Wita. Ternyata, petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem mendapat laporan korban Wayan Karda sudah ditemukan dan berada di Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod. Laporan itu baru diterima petugas, Jumat pagi pukul 06.30 Wita. Pencarian pun langsung dihentikan.
Korban Wayan Karda menceritakan jukungnya terbalik setelah dihantam gelombang tinggi sekitar 3 meter, Kamis sore pukul 16.00 Wita. “Saya berupaya menyelamatkan diri dengan cara duduk dan berpegangan di atas jukung, mengikuti arah arus laut," cerita Wayan Karda.
Sementara itu, istri korban yakni Ni Nyoman Sulastri mengaku semalaman tidak bisa tidur karena suaminya belum kunjung pulang. "Saya tunggu sampai pukul 23.00 Wita, belum juga ada kabar. Saya gelisah, tidak bisa tidur. Bapak biasanya pulang paling lambat pukul 20.00 Wita," tutur Nyoman Sulastri, yang tidak dikaruniai anak dari pernuikahannya dengan korban Wayan Karda. *k16
Terungkap, korban Wayan Karda awalnya melaut dari Pantai Jemeluk di Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kamis siang pukul 14.00 Wita. Nelayan berusia 56 tahun ini sendirian naik jukung fiber miliknya dengan panjang 5,70 meter dan bermesin tempek 15 PK.
Biasanya, korban Wayan Karda kembali dari menangkap ikan di laut malam hari kisaran pukul 19.00 Wita sampai 20.00 Wita. Namun, malam itu dia tak kunjung pulang ke rumjkahnya di Banjar Lebah, Desa Purwakerti. Ternyata, jukung yang dikendalikan korban dihantam gelombang hingga terbalik.
Setelah jukungnya terbalik dihantam gelombang, Wayan Karda berupaya menyelamatkan diri dengan duduk di punggung jukung sambil berpegangan. Saat terseret arus ke arah barat, Wayan Karda sempat berpapasan dengan sebuah kapal tanker. Dia pun berteriak minta tolong, tetapi tidak mendapat respons.
Selanjutnya, Jumat subuh sekitar pukul 05.00 Wita, ada seorang nelayan dari Banjar Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, I Wayan Sulatra, melintas naik jukung di lokasi. Jukung Wayan Sulatra nyaris menabrak jukung korban yang terbalik. Setelah disorot dengan lampu senter, Wayan Sulatra melihat ada orang di atas jukung terbalik yang sudah terombang-ambing selama 13 jam itu.
Wayan Sulatra kemudian memberikan pertolongan dengan menaikkan korban Wayan Karda ke atas jukungnya. Bukan hanya itu, jukung Wayan Sulatra juga menarik jukung fiber milik korban.
Korban Wayan Karda dan jukungnya yang terbalik ditemukan terombang-ambing di perairan Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangase. Namun, oleh Wayan Sulatra, korban dan jukungnya dievakuasi ke tepi Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis.
Saat ditemukan terombang-ambing, korban Wayan Karda dalam kondisi sehat. Korban pun dengan gamblang menceritakan kronologis peristiwa jukungnya yang terbalik dihantam gelombang, hingga terombang-ambing selama 13 jam, sebelum diselamatkan oleh Wayan Sulatra. Setelah ditemukan dalam kondisi selamat, korban Wayan Karda kemudian dijemput keponakannya, I Komang Robi, di Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod, untuk diajak pulang ke Banjar Lebah, Desa Purwakerti. Sang istri, Ni Nyoman Sulastri, 55, juga ikut menjemput korban.
Sementara itu, sebelum ditemukan terombang-ambing di perairan Desa Padangbai, korban Wayan Karda sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya. Maklum, hingga larut malam nelayan berusia 56 tahun ini tidak kunjung pulang, padahal biasanya sudah balik dari laut paling lambang pukul 20.00 Wita.
Setelah dilaporkan hilang, langsung dilakukan pencarian dengan dipantau langsung Perbekel Purwakerti, I Nengah Karyawan. Pencarian malam itu dilakukan pencarian dari perairan dari Pantai Jemeluk, Banjar Lebah, Desa Purwakerti dengan dipimpin langsung Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka.
Karena sudah larut malam, pencarian dihentikan. Pencarian hari kedua dilanjutkan Jumat subuh pukul 05.00 Wita. Ternyata, petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem mendapat laporan korban Wayan Karda sudah ditemukan dan berada di Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod. Laporan itu baru diterima petugas, Jumat pagi pukul 06.30 Wita. Pencarian pun langsung dihentikan.
Korban Wayan Karda menceritakan jukungnya terbalik setelah dihantam gelombang tinggi sekitar 3 meter, Kamis sore pukul 16.00 Wita. “Saya berupaya menyelamatkan diri dengan cara duduk dan berpegangan di atas jukung, mengikuti arah arus laut," cerita Wayan Karda.
Sementara itu, istri korban yakni Ni Nyoman Sulastri mengaku semalaman tidak bisa tidur karena suaminya belum kunjung pulang. "Saya tunggu sampai pukul 23.00 Wita, belum juga ada kabar. Saya gelisah, tidak bisa tidur. Bapak biasanya pulang paling lambat pukul 20.00 Wita," tutur Nyoman Sulastri, yang tidak dikaruniai anak dari pernuikahannya dengan korban Wayan Karda. *k16
Komentar