Ibu dan Anaknya Dianiaya, 1 Tewas
Pelakunya kenal baik dengan korban, motif pembunuhan diduga terkait piutang Rp 1,8 juta
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana, mengatakan ketika anggotanya tiba di lokasi TKP, korban Suyani sudah dalam keadaan tewas bersimbah darah. Mayatnya ditemukan tergeletak di dekat pagar rumah. Beruntung, putranya yang masih duduk di Kelas IV SD, Jafar, selamat dari maut dalam kondisi terluka.
“Dari keterangan saksi-saksi di lokasi, pelaku yang bersenjata pedang memiliki perawakan pendek gempal. Pelaku memakai topi dan baju bercorak putih garis hitam-hitam. Pelaku sempat mengacungkan pedang ke warga yang hendak menolong korban,” jelas Kapolsek Wisnu wardana.
Berdasarkan hasil olah TKP, korban Suyani diduga sempat berupaya melakukan per-lawanan terhadap pelaku. Indikasinya, jilbab yang dikenakan korban sudah terlepas, seemntara darah bercerceran di areal teras rumah dan tembok. “Kita masih lakukan penyelidikan dan memburu pelakunya,” ujar Kapolsek Wisnu Wardana.
Berdasarkan sejumlah keterangan yang dihimpun NusaBali di lokasi kejadian, aksi pembunuhan sadis di rumah korban ini diduga sudah direncanakan pelaku. Pasalnya, pelaku sudah berada di sekitar rumah korban sejak pagi pukul 09.00 Wita. Pelaku terlihat mondar-mandir di sekitar warung dan tempat jual air isi ulang yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah korban.
“Orang itu (pelaku) sempat duduk di depan warung yang jualan air isi ulang. Saya kira hanya orang yang sedang istirahat. Saya baru tahu kalau dia itu yang melakukan pembunuhan,” ungkap tetangga korban, I Ketut Ariawan, 38.
Menurut Ketut Ariawan, dirinya sempat berteriak ‘pembunuh’ ketika pelaku keluar dari rumah korban sambil mengacungkan pedang. “Pelaku melarikan diri ke arah timur menuju Jalan Gunung Rinjani. Saya sempat mengambil batu dan mengejar pelaku hingga di sungai ujung jalan. Namun, pelaku tak terkejar karena sudah keburu masuk ke Jalan Kalimutu,” cerita Ariawan.
Informasi lain yang berhasil dihimpun di lapangan, pelaku pembunuhan yang diduga berinisial T ini sudah saling kenal dengan keluarga korban. Pelaku diketahui sempat pinjam uang sebesar Rp 1,8 juta kepada korban beberapa bulan lalu. “Namun, pelaku belum mampu membayar utangnya. Diduga, masalah utang ini jadi motif pembunuhan,” ujar sumber NusaBali.
Lain lagi kesaksian Papang, salah seorang tetangga korban. Menurut Papang, pelaku pembunuhan merupakan teman dekat korban. Sebelumnya, pelaku pernah datang ke rumah korban Suyani untuk meminjam uang, karena istrinya sedang sakit dan butuh biaya berobat. Selain itu, pelaku juga pernah datang untuk meminta pekerjaan kepada suami korban, yang bekerja di percetakan. “Saya belum pernah ketemu orang itu (pelaku). Tapi, katanya dari Malang. Orang itu pernah dibantu dicarikan pekerjaan oleh suami korban,” cerita Papang saat ditemui di RS Sanglah, Selasa kemarin.
Menurut Papang, korban Suyani tewas mengenaskan dengan meninggalkan suami tercita dan tiga anak. Bocah SD yang terluka dianiaya pelaku, Jafar, merupakan anak kedua korban. “Sedangkan anak ketiganya yang masih kecil saat ini dititipkan di tetangga. "Mereka berdua (Jafar dan adiknya) yang tahu persis kejadian itu, karena mereka bersama ibunya di rumah saat itu. Sesangkan bapaknya masih kerja di sebuah percetakan," ujar Papang.
Sementara itu, jenazah korban Suyani sudah dibawa ke RS Sangkah, Selasa sore pukul 15.00 Wita, untuk pemeriksaan lebuh lanjut. Jenazah korban pun sudah diotopsi sekitar pukul 16.57 Wita. "Dari hasil pemeriksaan luar, ada dua jenis kekerasan yang menyebabkan korban tewas, yakni kekerasan benda tumpul (2) dan tajam (15 tusukan). Kekerasan tajam tersebar di punggung, perut, dan anggota gerak. Sedangkan kekarasan tumpul di kepala dan leher,” papar Kepala Bagian Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Alit. * dar,cr63
“Dari keterangan saksi-saksi di lokasi, pelaku yang bersenjata pedang memiliki perawakan pendek gempal. Pelaku memakai topi dan baju bercorak putih garis hitam-hitam. Pelaku sempat mengacungkan pedang ke warga yang hendak menolong korban,” jelas Kapolsek Wisnu wardana.
Berdasarkan hasil olah TKP, korban Suyani diduga sempat berupaya melakukan per-lawanan terhadap pelaku. Indikasinya, jilbab yang dikenakan korban sudah terlepas, seemntara darah bercerceran di areal teras rumah dan tembok. “Kita masih lakukan penyelidikan dan memburu pelakunya,” ujar Kapolsek Wisnu Wardana.
Berdasarkan sejumlah keterangan yang dihimpun NusaBali di lokasi kejadian, aksi pembunuhan sadis di rumah korban ini diduga sudah direncanakan pelaku. Pasalnya, pelaku sudah berada di sekitar rumah korban sejak pagi pukul 09.00 Wita. Pelaku terlihat mondar-mandir di sekitar warung dan tempat jual air isi ulang yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah korban.
“Orang itu (pelaku) sempat duduk di depan warung yang jualan air isi ulang. Saya kira hanya orang yang sedang istirahat. Saya baru tahu kalau dia itu yang melakukan pembunuhan,” ungkap tetangga korban, I Ketut Ariawan, 38.
Menurut Ketut Ariawan, dirinya sempat berteriak ‘pembunuh’ ketika pelaku keluar dari rumah korban sambil mengacungkan pedang. “Pelaku melarikan diri ke arah timur menuju Jalan Gunung Rinjani. Saya sempat mengambil batu dan mengejar pelaku hingga di sungai ujung jalan. Namun, pelaku tak terkejar karena sudah keburu masuk ke Jalan Kalimutu,” cerita Ariawan.
Informasi lain yang berhasil dihimpun di lapangan, pelaku pembunuhan yang diduga berinisial T ini sudah saling kenal dengan keluarga korban. Pelaku diketahui sempat pinjam uang sebesar Rp 1,8 juta kepada korban beberapa bulan lalu. “Namun, pelaku belum mampu membayar utangnya. Diduga, masalah utang ini jadi motif pembunuhan,” ujar sumber NusaBali.
Lain lagi kesaksian Papang, salah seorang tetangga korban. Menurut Papang, pelaku pembunuhan merupakan teman dekat korban. Sebelumnya, pelaku pernah datang ke rumah korban Suyani untuk meminjam uang, karena istrinya sedang sakit dan butuh biaya berobat. Selain itu, pelaku juga pernah datang untuk meminta pekerjaan kepada suami korban, yang bekerja di percetakan. “Saya belum pernah ketemu orang itu (pelaku). Tapi, katanya dari Malang. Orang itu pernah dibantu dicarikan pekerjaan oleh suami korban,” cerita Papang saat ditemui di RS Sanglah, Selasa kemarin.
Menurut Papang, korban Suyani tewas mengenaskan dengan meninggalkan suami tercita dan tiga anak. Bocah SD yang terluka dianiaya pelaku, Jafar, merupakan anak kedua korban. “Sedangkan anak ketiganya yang masih kecil saat ini dititipkan di tetangga. "Mereka berdua (Jafar dan adiknya) yang tahu persis kejadian itu, karena mereka bersama ibunya di rumah saat itu. Sesangkan bapaknya masih kerja di sebuah percetakan," ujar Papang.
Sementara itu, jenazah korban Suyani sudah dibawa ke RS Sangkah, Selasa sore pukul 15.00 Wita, untuk pemeriksaan lebuh lanjut. Jenazah korban pun sudah diotopsi sekitar pukul 16.57 Wita. "Dari hasil pemeriksaan luar, ada dua jenis kekerasan yang menyebabkan korban tewas, yakni kekerasan benda tumpul (2) dan tajam (15 tusukan). Kekerasan tajam tersebar di punggung, perut, dan anggota gerak. Sedangkan kekarasan tumpul di kepala dan leher,” papar Kepala Bagian Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Alit. * dar,cr63
1
2
Komentar