Ekspor Toyota Anjlok 50 Persen
JAKARTA, NusaBali
Ekspor mobil Toyota dari basis produksinya di Indonesia diperkirakan akan turun sekitar 40-50 persen tahun ini akibat terdampak pandemi Virus Corona baru atau Covid-19.
Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat, menjelaskan dampak Covid-19 mulai berpengaruh pada produksi mobil pada April sampai sekarang, karena permintaan domestik dan ekspor anjlok.
Pasar domestik, berdasarkan perkiraan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) turun 40 persen tahun ini, menjadi sekitar 600.000 unit, dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 1,03 juta unit Sedangkan ekspor, menurut Warih, juga turun, karena negara-negara tujuan ekspor seperti di Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika juga terdampak Covid-19. "Kami mulai ekspor part CKD (terurai penuh) untuk negara yang mulai stabil seperti Vietnam dan Thailand," kata Warih.
Ia memperkirakan ekspor mobil Toyota Indonesia bakal turun 40 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai sekitar 208.000 unit. Ditambahkan Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam, ekonomi negara-negara utama yang menjadi tujuan ekspor Toyota Indonesia ternyata lebih parah seperti di Amerika Latin yang neraca perdagangannya negatif, kemudian Timur Tengah ekonominya turun karena harga minyak anjlok. "Harga minyak diprediksi baru mencapai 60 dolar per barel pada 2022. Selain itu Arab Saudi menaikkan VAT (Pajak Pertambahan Nilai) dan pajak impornya dari 5 menjadi 7 persen," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Bob menilai ekspor mobil Toyota Indonesia sangat berat dan diperkirakan turun 40-50 persen. Oleh karena itu, ia mengaku sangat berharap pasar domestik bisa bangkit pada kuartal III dan IV, serta berharap ada stimulus dari pemerintah yang tidak hanya mendorong orang beli mobil, tapi juga bantuan langsung ke industri otomotif seperti pengurangan pajak PPh21 hingga di atas 30 persen. "Pemerintah misalnya menghapus pajak progresif agar orang bisa tertarik beli mobil lagi, sehingga permintaan mobil meningkat," katanya. TMMIN merupakan produsen mobil Toyota untuk pasar domestik maupun ekspor. Mobil yang diproduksi antara laiin Toyota Innova dan Fortuner. *ant
Pasar domestik, berdasarkan perkiraan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) turun 40 persen tahun ini, menjadi sekitar 600.000 unit, dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 1,03 juta unit Sedangkan ekspor, menurut Warih, juga turun, karena negara-negara tujuan ekspor seperti di Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika juga terdampak Covid-19. "Kami mulai ekspor part CKD (terurai penuh) untuk negara yang mulai stabil seperti Vietnam dan Thailand," kata Warih.
Ia memperkirakan ekspor mobil Toyota Indonesia bakal turun 40 persen dibandingkan tahun 2019 yang mencapai sekitar 208.000 unit. Ditambahkan Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam, ekonomi negara-negara utama yang menjadi tujuan ekspor Toyota Indonesia ternyata lebih parah seperti di Amerika Latin yang neraca perdagangannya negatif, kemudian Timur Tengah ekonominya turun karena harga minyak anjlok. "Harga minyak diprediksi baru mencapai 60 dolar per barel pada 2022. Selain itu Arab Saudi menaikkan VAT (Pajak Pertambahan Nilai) dan pajak impornya dari 5 menjadi 7 persen," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Bob menilai ekspor mobil Toyota Indonesia sangat berat dan diperkirakan turun 40-50 persen. Oleh karena itu, ia mengaku sangat berharap pasar domestik bisa bangkit pada kuartal III dan IV, serta berharap ada stimulus dari pemerintah yang tidak hanya mendorong orang beli mobil, tapi juga bantuan langsung ke industri otomotif seperti pengurangan pajak PPh21 hingga di atas 30 persen. "Pemerintah misalnya menghapus pajak progresif agar orang bisa tertarik beli mobil lagi, sehingga permintaan mobil meningkat," katanya. TMMIN merupakan produsen mobil Toyota untuk pasar domestik maupun ekspor. Mobil yang diproduksi antara laiin Toyota Innova dan Fortuner. *ant
Komentar