MenkumHAM Resmikan Lapas Narkoba di Bangli
Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly ‘bercerita’ bagaimana ancaman narkoba.
BANGLI, NusaBali
Hal tersebut disampaikan MenkumHAM di sela-sela peresmian pembangunan ruang/blok Lapas Narkoba di Banjar Buungan, Desa Susut, Kabupaten Bangli, Rabu (21/9).
“Narkotika telah mengincar berbagai jenis lapangan masyarakat. Tidak mengenal umur, tak mengenal profess,i dan bisa terjadi kepada siapa pun dan dimana pun. Tidak hanya di perkotaan, bahkan sekarang ini telah masuk kepedesaan. Ini masalah besar bagi kita,” tegasnya.
MenkumHAM menyatakan jumlah pecandu narkoba di Indonesia sekitar 5 juta. Jika 10 persen saja dari 5 juta tersebut ditangkap, tak bisa dibayangkan dimana mereka ditampung. Hal itu mengingat kondisi lapas di seluruh Indonesia sudah overload, dengan jumlah warga binaan sekitar 179 ribu.
“Kami telah mabuk kepayang,” ungkapnya. Selain kapasitas lapas yang overload, juga untuk anggaran makan mencapai Rp 1 triliun dengan alokasi Rp 15 ribu per hari per orang. Oleh karena itu, pencegahan dan pendidikan untuk membuat masyarakat menjadi sadar bahwa narkotika sangat berbahaya sangat diperlukan.
Persoalan lain terkait narkoba, adalah rasio personel keamanan dengan warga binaan yan tidak sebanding. Dikatakan saat ini kekurangan personel keamanan sekitar 10 ribu orang. Terkait itu tahun ini rencananya MenkumHAM akan mengusulkan pengangkatan personel keamanan antara 1.000 sampai 2.000 orang.
Selain meresmikan Lapas Narkoba Susut, pada saat yang sama Menteri Laoly juga meresmikan Lapas
Kelas II A Kerobokan dan Gereja Emmanuel Lapas Kelas II A Kerobokan. Dari pantauan sore kemarin, selain meninjau lingkungan lapas, Menteri Laoly juga sempat berdialog dan memberi wejangan kepada para warga binaan. Selain jajaran pejabat dari KemenkumHAM, pihak Badan Narkoba Provinsi serta Bupati Bangli I Made Gianyar juga hadir. * k17
Hal tersebut disampaikan MenkumHAM di sela-sela peresmian pembangunan ruang/blok Lapas Narkoba di Banjar Buungan, Desa Susut, Kabupaten Bangli, Rabu (21/9).
“Narkotika telah mengincar berbagai jenis lapangan masyarakat. Tidak mengenal umur, tak mengenal profess,i dan bisa terjadi kepada siapa pun dan dimana pun. Tidak hanya di perkotaan, bahkan sekarang ini telah masuk kepedesaan. Ini masalah besar bagi kita,” tegasnya.
MenkumHAM menyatakan jumlah pecandu narkoba di Indonesia sekitar 5 juta. Jika 10 persen saja dari 5 juta tersebut ditangkap, tak bisa dibayangkan dimana mereka ditampung. Hal itu mengingat kondisi lapas di seluruh Indonesia sudah overload, dengan jumlah warga binaan sekitar 179 ribu.
“Kami telah mabuk kepayang,” ungkapnya. Selain kapasitas lapas yang overload, juga untuk anggaran makan mencapai Rp 1 triliun dengan alokasi Rp 15 ribu per hari per orang. Oleh karena itu, pencegahan dan pendidikan untuk membuat masyarakat menjadi sadar bahwa narkotika sangat berbahaya sangat diperlukan.
Persoalan lain terkait narkoba, adalah rasio personel keamanan dengan warga binaan yan tidak sebanding. Dikatakan saat ini kekurangan personel keamanan sekitar 10 ribu orang. Terkait itu tahun ini rencananya MenkumHAM akan mengusulkan pengangkatan personel keamanan antara 1.000 sampai 2.000 orang.
Selain meresmikan Lapas Narkoba Susut, pada saat yang sama Menteri Laoly juga meresmikan Lapas
Kelas II A Kerobokan dan Gereja Emmanuel Lapas Kelas II A Kerobokan. Dari pantauan sore kemarin, selain meninjau lingkungan lapas, Menteri Laoly juga sempat berdialog dan memberi wejangan kepada para warga binaan. Selain jajaran pejabat dari KemenkumHAM, pihak Badan Narkoba Provinsi serta Bupati Bangli I Made Gianyar juga hadir. * k17
Komentar