Tergerus Banjir, Palinggih Tumbang
Palinggih milik keluarga Wayan Murdikayasa yang dibangun di tepi campuan Yeh Lali, Banjar Adat Menalun, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, tumbang diterjang banjir.
TABANAN, NusaBali
Ajaibnya, meski tumbang diterjang banjir, palinggih tersebut masih utuh. Bencana banjir yang menimpa keluarga Wayan Murdikayasa itu pun telah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan oleh Perbekel Desa Kukuh.
Murdikayasa mengatakan, palinggih miliknya tumbang pada malam Panampahan Kuningan, Jumat 16/9). Malam itu, ia baru saja pulang kerja dan mendapati air campuan Yeh Lali di depan rumahnya meluap. “Gorong-gorong di bawah jembatan subak tersumbat sampah sehingga air telabah naik ke jalan,” ungkap Murdikayasa, Rabu (21/9). Selain palinggih yang tumbang, senderan di tepi campuan Yeh Lali juga tergerus banjir dan mengancam tembok panyengker.
Musibah yang dialaminya pun telah diketahui pihak desa. Perbekel Desa Kukuh, I Ketut Budiarta telah berkirim surat laporan ke BPBD Tabanan. “Saya belum perbaiki karena akan ada tim survey turun melihat kerusakan palinggih dan senderan,” ungkap Murdikayasa. Terpisah, Ketua BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita saat dikonfirmasi per telepon membenarkan telah menerima surat dari Perbekel Desa Kukuh. “Suratnya baru masuk kemarin. Saya sudah buat disposisi agar ditindaklanjuti berupa survey ke lokasi,” terang Ngurah Sucita.
Ngurah Sucita menerangkan, di bulan September ini telah menerima dua laporan musibah longsor akibat hujan deras. Sebelumnya, BPBD telah turun cek lokasi senderan longsor milik mantan Wakil Bupati Tabanan I Gusti Gede Wirasana di Jero Subamia, Banjar Jambe, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan. Panjang senderan yang jebol sekitar 8 meter dengan tinggi 5 meter. Sedangkan panjang keseluruhan senderan 15 meter x 5 meter. Senderan itu dulunya bekas dapur, setelah diratakan rencana selanjutnya membuat kamar mandi. * k21
Murdikayasa mengatakan, palinggih miliknya tumbang pada malam Panampahan Kuningan, Jumat 16/9). Malam itu, ia baru saja pulang kerja dan mendapati air campuan Yeh Lali di depan rumahnya meluap. “Gorong-gorong di bawah jembatan subak tersumbat sampah sehingga air telabah naik ke jalan,” ungkap Murdikayasa, Rabu (21/9). Selain palinggih yang tumbang, senderan di tepi campuan Yeh Lali juga tergerus banjir dan mengancam tembok panyengker.
Musibah yang dialaminya pun telah diketahui pihak desa. Perbekel Desa Kukuh, I Ketut Budiarta telah berkirim surat laporan ke BPBD Tabanan. “Saya belum perbaiki karena akan ada tim survey turun melihat kerusakan palinggih dan senderan,” ungkap Murdikayasa. Terpisah, Ketua BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita saat dikonfirmasi per telepon membenarkan telah menerima surat dari Perbekel Desa Kukuh. “Suratnya baru masuk kemarin. Saya sudah buat disposisi agar ditindaklanjuti berupa survey ke lokasi,” terang Ngurah Sucita.
Ngurah Sucita menerangkan, di bulan September ini telah menerima dua laporan musibah longsor akibat hujan deras. Sebelumnya, BPBD telah turun cek lokasi senderan longsor milik mantan Wakil Bupati Tabanan I Gusti Gede Wirasana di Jero Subamia, Banjar Jambe, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan. Panjang senderan yang jebol sekitar 8 meter dengan tinggi 5 meter. Sedangkan panjang keseluruhan senderan 15 meter x 5 meter. Senderan itu dulunya bekas dapur, setelah diratakan rencana selanjutnya membuat kamar mandi. * k21
1
Komentar