Ngereh Tengah Malam, Muncul Sinar di Gegumuk Agung Areal Setra
Versi Ida Pedanda Made Manggis, munculnya suara-suara aneh, sinar benderang, dan terjadinya kerauhan saat ritual Ngereh pertanda rencang Ida Batara sudah hadir di lokasi
Krama Desa Pakraman Bunutin, Kecamatan Bangli Nangiang Tapakan Barong di Pura Dalem Pemuhuman
BANGLI, NusaBali
Beragam kejadian aneh beraroma mistis bukan hanya terjadi sebelum krama Desa Pakraman Bunutin, Kecamatan Bangli putuskan untuk nangiang (membuat) Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda di Pura Dalem Pemuhuman. Saat digelarnya ritual Ngereh di Setra Desa Pakraman Bunutin pasca upacara Pasupati pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (17/9) tengah malam, juga terjadi peristiwa mistis. Salah satunya, mendadak muncul sinar benderang di areal setra.
Semburat cahaya benderang saat ritual Ngereh malam itu terlihat melsat dari atas menuju Gegumuk Agung di areal Setra Desa Pakraman Bunutin, di mana Tapakan Ida Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda disetanakan. Menurut kesaksian sejumlah krama, munculnya sinar tersebut terjadi memasuki dinihari sekitar pukul 00.05 Wita.
Setelah melesatnya semburat sinar yang kemudian jatuh menukik di Gegumuk Agung arel setra, Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda terlihat masolah (bermain). Sedangkan lokasi sekitar Gegumuk Agung pun terlihat terang benderang. Padahal, seharusnya malam itu gelap gulita, karena memang tidak dibolehkan ada lampu peneran-gan saat Ngereh. “Semua lampu dipadamkan saat ritual Ngereh,” ungkap salah satu prajuru Desa Pakraman Bunutin, I Putu Setiabudi, kepada NusaBali, Minggu (18/9).
Saat itu, lanjut Putu Setiabudi, Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Ratu Rangda juga tetap distanakan sementara di Gegumuk Agung areal setra. Sama sekali tidak ada krama yang nyolahang (memainkan) tapakan selama prosesi Ngereh. Namun, tapakan justru terlihat masolah setelah ada sinar melesat.
Selain menyaksikan Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda masolah, krama setempat juga sayup-sayup mendengar suara kuuk.., kuuk.., kuuk. Habis itu, terjadi peristiwa niskala di mana sejumlah krama pangempon Pura Dalem Pemuhuman kerauhan (kesurupan) massal di setra. Pamangku Pura Prajapati Desa Pakraman Bunutin, Jro Mangku Nyoman Sujana, juga ikut kerauhan.
SELANJUTNYA . . .
BANGLI, NusaBali
Beragam kejadian aneh beraroma mistis bukan hanya terjadi sebelum krama Desa Pakraman Bunutin, Kecamatan Bangli putuskan untuk nangiang (membuat) Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda di Pura Dalem Pemuhuman. Saat digelarnya ritual Ngereh di Setra Desa Pakraman Bunutin pasca upacara Pasupati pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (17/9) tengah malam, juga terjadi peristiwa mistis. Salah satunya, mendadak muncul sinar benderang di areal setra.
Semburat cahaya benderang saat ritual Ngereh malam itu terlihat melsat dari atas menuju Gegumuk Agung di areal Setra Desa Pakraman Bunutin, di mana Tapakan Ida Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda disetanakan. Menurut kesaksian sejumlah krama, munculnya sinar tersebut terjadi memasuki dinihari sekitar pukul 00.05 Wita.
Setelah melesatnya semburat sinar yang kemudian jatuh menukik di Gegumuk Agung arel setra, Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda terlihat masolah (bermain). Sedangkan lokasi sekitar Gegumuk Agung pun terlihat terang benderang. Padahal, seharusnya malam itu gelap gulita, karena memang tidak dibolehkan ada lampu peneran-gan saat Ngereh. “Semua lampu dipadamkan saat ritual Ngereh,” ungkap salah satu prajuru Desa Pakraman Bunutin, I Putu Setiabudi, kepada NusaBali, Minggu (18/9).
Saat itu, lanjut Putu Setiabudi, Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Ratu Rangda juga tetap distanakan sementara di Gegumuk Agung areal setra. Sama sekali tidak ada krama yang nyolahang (memainkan) tapakan selama prosesi Ngereh. Namun, tapakan justru terlihat masolah setelah ada sinar melesat.
Selain menyaksikan Tapakan Ratu Gede Barong Ket dan Tapakan Rangda masolah, krama setempat juga sayup-sayup mendengar suara kuuk.., kuuk.., kuuk. Habis itu, terjadi peristiwa niskala di mana sejumlah krama pangempon Pura Dalem Pemuhuman kerauhan (kesurupan) massal di setra. Pamangku Pura Prajapati Desa Pakraman Bunutin, Jro Mangku Nyoman Sujana, juga ikut kerauhan.
SELANJUTNYA . . .
Komentar