Epilepsi, Penembak Ikan Tewas di Amed
AMLAPURA, NusaBali
Gara-gara penyakit epilepsi kumat, I Wayan Sulastra alias Jinah, 30, dari Banjar Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem tewas saat menyelam sambil menembak ikan di di perairan Objek Wisata Amed, Desa Purwakerti, Jumat (3/7) pukul 07.00 Wita.
Informasi yang dihimpun, korban kesehariannya mengantar wisatawan berwisata bawah laut di sekitar perairan Amed. Mengingat objek wisata tutup, maka korban menyelam sendirian, sambil menembak ikan pakai panah pukul 06.30 Wita, tak jauh dari rumahnya.
Korban diketahui mengapung di permukaan laut pukul 07.00 Wita. Saksi I Kadek Sutama yang ada di Pantai Amed saat itu tengah memperbaiki mesin cuci, ditelepon saksi I Nengah Kariata alias Krebak, menginformasikan ada orang terapung.
Saksi I Kadek Sutama langsung bergegas menuju lokasi terlihat 30 meter dari bibir pantai, I Kadek Sutama, langsung mengambil jukung menuju lokasi korban. Saksi lalu mengevakuasi korban yang tenggelam bersama saksi I Wayan Suwita alias Gerudug. Setibanya di darat, berupaya memberikan pertolongan dengan napas buatan.
Korban yang masih mengenakan pakaian menyelam, dari hidung dan mulutnya keluar busa dan darah, sedangkan denyut nadinya tidak ada lagi.
Maka datang ayah korban yang juga nelayan, I Wayan Selat, Kelian Banjar Amed I Komang Edi Gunawan, Perbekel Purwakerti I Nengah Karyawan, Kapolsek Abang AKP I Putu Agus Ady Wijaya dan adik kandung korban I Kadek Suarta, mengantar ke Puskesmas Abang II di Banjar Buayang, Desa Culik, tetapi di perjalanan meninggal.
Selanjutnya pihak keluarga korban dan kerabatnya kembali mengevakuasi korban I Wayan Selastra mengantar ke rumah duka, tanpa standar Covid-19. Ayah korban I Wayan Selat dan ibu kandungnya Ni Wayan Kutang, menangis atas kematian putra sulungnya dari dua buah hatinya itu, begitu cepat.
Ayah korban I Wayan Selat mendengar kabar anaknya meninggal baru saja sepulang dari melaut menangkap ikan. "Anak saya lama menderita epilepsi, dan rutin minum obat. Jika telat minum obat, penyakitnya kumat," jelas I Wayan Selat. Penyebab, anaknya meninggal dipastikan I Wayan Selat, karena penyakit epilepsinya kumat. Sebab, hasil pemeriksaan tubuh anaknya, tidak ditemukan tanda-tanda membahayakan sebagai penyebab anak itu meninggal.
I Wayan Selat menyayangkan, saat anaknya menyelam, tidak ada yang mendampingi, sehingga terlambat dapat pertolongan. Sebab, penyakit epilepsi, sebenarnya sangat berbahaya jika beraktivitas di air.
Kelian Banjar Amed I Komang Edi Gunawan mengakui, korban meninggal karena sakit epilepsi. Hal senada dipaparkan Perbekel Purwakerti I Nengah karyawan. "Saya tahu, korban memang lama menderita epilepsi, berarti penyakit epilepsinya yang kumat sebagai penyebab hingga meninggal," kata I Nengah Karyawan.
Kapolsek Abang AKP I Putu Agus Ady Wijaya, juga mengorek keterangan dari keluarga korban mendapatkan, korban meninggal diakibatkan, penyakit epilepsinya kumat. Korban yang masih bujang ini meninggalkan kedua orang tuanya dan seorang adik. Korban rencananya dikubur Anggara Wage Sinta, Selasa (7/7). *k16
Korban diketahui mengapung di permukaan laut pukul 07.00 Wita. Saksi I Kadek Sutama yang ada di Pantai Amed saat itu tengah memperbaiki mesin cuci, ditelepon saksi I Nengah Kariata alias Krebak, menginformasikan ada orang terapung.
Saksi I Kadek Sutama langsung bergegas menuju lokasi terlihat 30 meter dari bibir pantai, I Kadek Sutama, langsung mengambil jukung menuju lokasi korban. Saksi lalu mengevakuasi korban yang tenggelam bersama saksi I Wayan Suwita alias Gerudug. Setibanya di darat, berupaya memberikan pertolongan dengan napas buatan.
Korban yang masih mengenakan pakaian menyelam, dari hidung dan mulutnya keluar busa dan darah, sedangkan denyut nadinya tidak ada lagi.
Maka datang ayah korban yang juga nelayan, I Wayan Selat, Kelian Banjar Amed I Komang Edi Gunawan, Perbekel Purwakerti I Nengah Karyawan, Kapolsek Abang AKP I Putu Agus Ady Wijaya dan adik kandung korban I Kadek Suarta, mengantar ke Puskesmas Abang II di Banjar Buayang, Desa Culik, tetapi di perjalanan meninggal.
Selanjutnya pihak keluarga korban dan kerabatnya kembali mengevakuasi korban I Wayan Selastra mengantar ke rumah duka, tanpa standar Covid-19. Ayah korban I Wayan Selat dan ibu kandungnya Ni Wayan Kutang, menangis atas kematian putra sulungnya dari dua buah hatinya itu, begitu cepat.
Ayah korban I Wayan Selat mendengar kabar anaknya meninggal baru saja sepulang dari melaut menangkap ikan. "Anak saya lama menderita epilepsi, dan rutin minum obat. Jika telat minum obat, penyakitnya kumat," jelas I Wayan Selat. Penyebab, anaknya meninggal dipastikan I Wayan Selat, karena penyakit epilepsinya kumat. Sebab, hasil pemeriksaan tubuh anaknya, tidak ditemukan tanda-tanda membahayakan sebagai penyebab anak itu meninggal.
I Wayan Selat menyayangkan, saat anaknya menyelam, tidak ada yang mendampingi, sehingga terlambat dapat pertolongan. Sebab, penyakit epilepsi, sebenarnya sangat berbahaya jika beraktivitas di air.
Kelian Banjar Amed I Komang Edi Gunawan mengakui, korban meninggal karena sakit epilepsi. Hal senada dipaparkan Perbekel Purwakerti I Nengah karyawan. "Saya tahu, korban memang lama menderita epilepsi, berarti penyakit epilepsinya yang kumat sebagai penyebab hingga meninggal," kata I Nengah Karyawan.
Kapolsek Abang AKP I Putu Agus Ady Wijaya, juga mengorek keterangan dari keluarga korban mendapatkan, korban meninggal diakibatkan, penyakit epilepsinya kumat. Korban yang masih bujang ini meninggalkan kedua orang tuanya dan seorang adik. Korban rencananya dikubur Anggara Wage Sinta, Selasa (7/7). *k16
1
Komentar