Simalakama Cabor Judo di PON XX
PJSI Bali Minta Entry by Name Jelang Bertanding
Sebanyak 10 judoka harus ‘perang saudara’ sesama atlet Bali jika PJSI keukeuh setiap kelas hanya boleh mengirim satu atlet kendati sudah lolos melalui perjuangan Pra PON.
DENPASAR, NusaBali
Cabor judo berharap proses entry by name untuk atlet judo pada ajang PON Papua XX/2021 mendatang dilakukan pada proses tahap akhir, atau beberapa pekan jelang PON. Harapan itu disampaikan karena Bali tidak mau ada proses penciutan atlet judo, terutama yang atletnya lolos lebih dari satu di satu kelasnya akan tercoret sejak awal.
Dengan demikian, definitif atlet PON khusus cabor judo bisa dilakukan beberapa saat jelang PON resmi digulirkan pada bulan September 2021. "Pihak PB PJSI mudah-mudahan memahami kondisi di daerah. Kami tidak ingin ada pencoretan di awal. Apalagi ajang PON masih sangat jauh," ucap pelatih judo Bali, Agus Putra Adnyana, Minggu (5/7).
Perlu diketahui dari sekian kali Pra PON itu, Bali total meloloskan 21 judoka. Sebanyak 21 judoka yang telah memenuhi peringkat sesuai yang ditetapkan PB PJSI, memang ada beberapa yang berisi 2 kelas, sedangkan aturannya hanya boleh kirim 1 kelas 1 orang atlet di PON Papua. Situasi ini membuat PJSI Bali harus kembali melakukan seleksi internal. Terutama satu kelas yang meloloskan lebih dari 1 atlet.
Satu kelas yang meloloskan judoka lebih dari satu yakni untuk putra di kelas -73 kg ada Adi Wirawan dan Komang Ardiarta. Berikutnya di kelas -81 kg Wiradamungga Adesta dan Bima Prasetya. Selanjutnya di kelas -90 kg Rakyanda dan Wisnu Baruna. Dan, satu kelas lagi di +100 kg Agastya Darma dengan Suardana. Artinya, untuk putra akan ada seleksi lagi di empat kelas.
Sementara di bagian putri juga demikian. Di kelas -78 kg antara Fania Farid atau Ade Swandewi. "Sangat riskan coret di awal. Kalau bisa jelang pertandingan saja. Bisa saja setelah kami coret terus ada cedera atlet yang kami pilih, itu risikonya bisa tidak tampil di kelas tersebut," tandas Agus Putra Adnyana.
Hanya saja untuk entry by name tahap 1 memang sudah dilakukan. Tapi penentuan final belum dilakukan. "Harapan kami entry by name akhir dilakukan jelang bertanding saja. Ini antisipasi kami jika atlet ada atlet cedera mendadak. Kota akan sangat dirugikan. Padahal lolos dua atlet di satu kelas, satu lagi karena dicoret di awal. Terus yang diharapkan malah cedera jelang bertanding. Itu akan menjadi kerugian bagi Bali. Harapan kami ada kebijaksanaan untuk atlet yang lolos lebih dari 1 orang di tiap kelasnya," harap Agus Putra Adnyana.*dek
Cabor judo berharap proses entry by name untuk atlet judo pada ajang PON Papua XX/2021 mendatang dilakukan pada proses tahap akhir, atau beberapa pekan jelang PON. Harapan itu disampaikan karena Bali tidak mau ada proses penciutan atlet judo, terutama yang atletnya lolos lebih dari satu di satu kelasnya akan tercoret sejak awal.
Dengan demikian, definitif atlet PON khusus cabor judo bisa dilakukan beberapa saat jelang PON resmi digulirkan pada bulan September 2021. "Pihak PB PJSI mudah-mudahan memahami kondisi di daerah. Kami tidak ingin ada pencoretan di awal. Apalagi ajang PON masih sangat jauh," ucap pelatih judo Bali, Agus Putra Adnyana, Minggu (5/7).
Perlu diketahui dari sekian kali Pra PON itu, Bali total meloloskan 21 judoka. Sebanyak 21 judoka yang telah memenuhi peringkat sesuai yang ditetapkan PB PJSI, memang ada beberapa yang berisi 2 kelas, sedangkan aturannya hanya boleh kirim 1 kelas 1 orang atlet di PON Papua. Situasi ini membuat PJSI Bali harus kembali melakukan seleksi internal. Terutama satu kelas yang meloloskan lebih dari 1 atlet.
Satu kelas yang meloloskan judoka lebih dari satu yakni untuk putra di kelas -73 kg ada Adi Wirawan dan Komang Ardiarta. Berikutnya di kelas -81 kg Wiradamungga Adesta dan Bima Prasetya. Selanjutnya di kelas -90 kg Rakyanda dan Wisnu Baruna. Dan, satu kelas lagi di +100 kg Agastya Darma dengan Suardana. Artinya, untuk putra akan ada seleksi lagi di empat kelas.
Sementara di bagian putri juga demikian. Di kelas -78 kg antara Fania Farid atau Ade Swandewi. "Sangat riskan coret di awal. Kalau bisa jelang pertandingan saja. Bisa saja setelah kami coret terus ada cedera atlet yang kami pilih, itu risikonya bisa tidak tampil di kelas tersebut," tandas Agus Putra Adnyana.
Hanya saja untuk entry by name tahap 1 memang sudah dilakukan. Tapi penentuan final belum dilakukan. "Harapan kami entry by name akhir dilakukan jelang bertanding saja. Ini antisipasi kami jika atlet ada atlet cedera mendadak. Kota akan sangat dirugikan. Padahal lolos dua atlet di satu kelas, satu lagi karena dicoret di awal. Terus yang diharapkan malah cedera jelang bertanding. Itu akan menjadi kerugian bagi Bali. Harapan kami ada kebijaksanaan untuk atlet yang lolos lebih dari 1 orang di tiap kelasnya," harap Agus Putra Adnyana.*dek
Komentar