Pemkot Inisiasi Tiga Dapur Umum dari CSR
DENPASAR, NusaBali
Sejak terjadinya ledakan pandemi Covid-19 (virus Corona) di Kota Denpasar yang membuat banyak masyarakat dikarantina ternyata tidak semua biaya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menanggung konsumsi warga yang dikarantina mandiri tersebut.
Pemkot Denpasar menginisiasi tiga dapur umum yang dananya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan ini sudah berjalan sejak April 2020 melalui food rescue.
Kepala Bagian Kerjasama Setda Kota Denpasar, Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, Minggu (5/7) mengatakan, hingga saat ini, food rescue tersebut sudah mendistribusikan sekitar 20 ribu nasi bungkus lebih kepada warga yang dikarantina. Dalam sehari, tim food rescue bisa mendistribusikan minimal 400 bungkus dari permintaan karantina.
Kata dia, kegiatan ini dilakukan Bagian Kerjasama Setda Kota Denpasar bekerjasama dengan Dinas Sosial Kota Denpasar dan tiga Pengelola Dapur Umum dengan tagline 'Bantu Sesama dalam Uluran Tangan Untuk Kehidupan'. Ketiga dapur umum ini yakni Dapur Umum Posko Kemanusiaan di Jalan Kaliasem, Dapur Umum SOS di Jalan Danau Poso, dan Dapur Umum INTI Bali.
"Setiap harinya dapur umum ini berkeliling ke desa-desa ataupun kelurahan-kelurahan untuk membagikan nasi bungkus baik kepada warga yang sehat sekaligus sosialisiasi protokol kesehatan kepada warga tata cara hidup sehat, juga untuk warga yang menjalani isolasi akibat transmisi lokal," kata Laxmi.
Pembentukan food rescue ini, kata dia, terinspirasi dari apa yang dilakukan di luar negeri, semisal di Korea Selatan, Amerika, maupun Filipina. Bantuan sosial yang diberikan melalui food rescue juga sembako yakni beras. Pengadaan food rescue ke desa, kelurahan, maupun desa adat dibantu oleh food rescue foundation yang ditunjuknya. "Untuk datanya, diambil dari data e-Sewaka yang dipegang Diskominfo," ujarnya.
Data tersebut kemudian dikoordinasikan dengan perbekel, lurah, maupun desa adat yang akan dibantu. Bantuan ini diserahkan dengan sistem drive thru, dimana perbekel, lurah atau pihak desa adat menyiapkan warganya di lokasi yang ditentukan untuk drive thru.
"Biasanya kami distribusikan melalui desa/kelurahan yang mengajukan untuk konsumsi warganya yang dikarantina. Kami tetap utamakan protokol kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan tanpa harus bergerombol atau berkerumun dan menjaga jarak," ungkapnya.
Alur penyerahannya, kata dia, yakni Bagian Kerjasama berkoordinasi dengan Diskominfo terkait penerima bantuan ini, kemudian dilakukan konfirmasi ke food rescue foundation yang sekaligus dilakukan pengiriman sesuai jadwal. "Kami bagikan 400 - 500 nasi bungkus per hari kepada warga yang terdampak sebulan ini. Kami bahkan sudah sempat melakukan pembagian di Terminal Tegal, Terminal Ubung, Benoa, dan Kelurahan Sumerta," imbuhnya.
Untuk pemberian bantuan dengan mobilitas jalan yang tinggi, pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Denpasar. "Kami juga membuka kesempatan kepada pihak ketiga yang ingin menyumbang, dan nantinya sumbangan ini akan disalurkan," kata Laxmi. *mis
1
Komentar