Bupati Buleleng Cek Progres Pengerjaan Pasar Banyuasri
Kekurangan Anggaran, Tetap Ditarget Rampung Desember 2020
SINGARAJA, NusaBali
Progress pengerjaan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Singaraja dicek langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Senin (6/7) pagi.
Meski kekurangan anggaran, proyek Pasar Banyuasri tetap ditarget rampung per Desember 2020 mendatang. Dalam peninjauan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri yang berlokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Senin pagi, Bupati Agus Suradnyana sempat berkeliling ke setiap sudut. Didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha Ekaputra, Bupati Agus Suradnyana melihat secara detail struktur bangunan, termasuk warna dan kemiringan ramp.
Dari sisi warna dan kemiringan ramp, Bupati Agus Suradnyana menilai sudah cukup bagus. Namun, Bupati yang juga pengusaha properti ini mengintruksikan kepada rekanan proyel untuk menambah keramik dinding setinggi 40 sentimeter khusus di lapak pedagang bahan makanan seperti sayur, daging, ikan, dan bumbu, sehingga ke depannya mudah dibersihkan.
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, berdasarkan hasil peninjauan kemarin pagi, progres pengerjaan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri sudah berjalan sangat baik dan melebihi target. Seluruh bangunan yang sudah berdiri saat ini, mulai dari proses ground breaking hingga pembangunan tahap selanjutnya, tidak ditemukan masalah dan diyakini dapat diselesaikan rekanan tepat waktu.
“Saya sebagai kepala daerah berharap bulan 12 (Desember 2020, Red) Pasar Banyuasri sudah selesai dan bisa dibuka,” jelas Bupati Agus Suradnyana seusai meninjau proyek revitalisasi Pasar Anyar, Senin kemarin.
Menurut Agus Suradnyana, penuntasan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri diharapkan sesuai target awal, Desember 2020. Pasalnya, selama 1,5 tahun masa pembangunan yang sudah berjalan, proyek revitalisasi Pasar Banyuasri cukup membuat krodit perwajahan Kota Singaraja.
“Nanti bersama dicarikan jalan keluarnya bisa proyek Pasar Banyuasri diselesaikan bulan Desember. Kenapa? Ya, karena wajah kota terganggu betul hampir 1,5 tahun dengan proyek pasar ini. Pedagang juga meluber di mana-mana, suasana jadi kumuh, juga juga,” terang Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri sendiri awalnya dianggarkan Rp 159,6 miliar, sesuai kontrak kierja. Namun, terjadi refocusing (rasionalisasi) anggaran sebesar Rp 56 miliar, untuk penanganan pandemi Covid-19.
Terkait kendala penyediaan anggaran ini, menurut Agus Suradnyana, diserahkan sepenuhnya kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mencarikan solusi dan menentukan skema yang akan diambil. Yang penting, penyelesaian proyek Pasar Banyuasri bisa diselesaikan sesuai target awal, Desember 2020.
Agus Suradnyana mengaku mempercayakan sepenuhnya keputusan dan skema yang akan diambil oleh TAPD yang diketuai langsung Sekda Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa. “Banyak skema yang juga dilakukan di daerah lain. Apakah dibayar tahun selanjutnya atau perpanjangan kontrak? Keinginan saya, kalau dari segi pemikiran dan penyelesaian lebih baik, kenapa tidak. Coba nanti ini akan didiskusikan Dinas PUPR dengan TAPD,” tegas Agus Suradnyana yang juga mantan Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi infrastruktur, pembangunan, lingkungan) tiga kali periode.
Sementara itu, Kadis PUPR Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha Ekaputra, mengatakan untuk skema pemenuhan kekurangan anggaran pembangunan Pasar Banyuasri sebesar Rp 56 miliar masih menunggu keputusan Sekda Buleleng dan TAPD. Menjurut Adiptha, Dinas PUPR Buleleng lebih fokus pada pembangunan fisik. “Pak Sekda punya plan A dan plan B. Kami di Dinas PUPR siap saja. Apa yang terbaik buat Buleleng, itu yang dilakukan,” tandas Adiptha.
Adiptha hanya menyarankan, sebelum skema pemenuhan kekurangan anggaran itu dieksekusi, TAPD agar berkonsultasi dengan BPK dan kejaksaan, sehingga dari sisi akuntabilitas dan hukum nanti clear. “Jangan sampai niat baik, belakangan ada permasalahan. Itu aja prinsipnya. Saya kira Pak Sekda dan TAPD sudah pikirkan masalah itu,” jelas Adiptha.
Sejuah ini, pembangunan Pasar Banyuasri masih kekurangamn anggaran sebesar Rp 56 miliar. Anggaran yang tersedia hanya cukup untuk membayar proyek di termin bulan Juli 2020 saja.
Di sisi lain, pihak rekannya yakni Dirut PT Tunas Jaya Sanur, I Made Budi Admika, menjelaskan progress proyek revitalisasi Pasar Banyuasri saat ini sudah mencapai 54 persen. Capaian ini meelebihi 3,2 persen dari rencana awal. Menurut Budi Atmika, rekanan sejauh ini masih menunggu skema dari Pemkab Buleleng terkait solusi kekurangan anggaran yang digeser untuk penanganan Covid-19.
“Kami masih menunggu skema dari Pemkab Buleleng. Selama belum ada, kami fokus penyelesaian dan pengerjaan sesuai kontrak, Desember 2020. Semoga skema cepat diputuskan,” tandas Budi Admika. *k23
1
Komentar