Diajukan Tambahan Rombel di 4 SMAN
246 Tamatan SMP di Gianyar Tak Dapat SMAN
Ingatan masyarakat Gianyar tentang janji Paket Aman (Bupati Agus Mahayastra/Wabup AA Gde Mayun).
GIANYAR, NusaBali
Tamatan SMP di Kabupaten Gianyar tahun 2020 mencapai 7.349 orang. Tamatan SMP yang ingin melanjutkan ke SMA negeri untuk tahun ajaran 2020/2010 mencapai 2.328 orang. Namun yang diterima hanya 2.082 orang di tujuh SMAN di Gianyar, maka ada 246 lulusan SMP kebingungan karena tak dapat SMA negeri.
SMA swasta tak menjadi pilihan, terutama karena para orangtua siswa tertimpa paceklik ekonomi akibat wabah Covid-19. Menyikapi kondisi itu, Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra memanggil para kepala SMAN se-Kabupaten Gianyar, Senin (6/7). Meski menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Bupati Mahayastra mengaku pemanggilan kepsek ini sebagai
respon dirinya menyikapi ratusan calon siswa SMAN tercecer. Sebelumnya, Minggu (5/7), NusaBali via whatsapp menanyakan langkah Bupati Gianyar terkait 246 tamatan SMP yang belum dapat SMAN. Bupati Mahayastra menjawab, ‘’itu sudah kewenangan pemerintah provinsi untuk mengambil kebijakan, seperti apa nanti’’.
Pertanyaan tersebut menyusul ingatan masyarakat Gianyar tentang janji Paket Aman (Bupati Agus Mahayastra/Wabup AA Gde Mayun) untuk lebih meningkatkan SDM masyarakat melalui pendidikan.
Pertemuan di ruang kerja Bupati Gianyar, kemarin, mengusulkan beberapa poin penting. Dari 7 SMAN di 7 kecamatan, bupati mengusulkan tambahan rombongan belajar (rombel) di 4 sekolah, yakni SMAN 1 Ubud, SMAN 1 Sukawati, SMAN 1 Blahbatuh, dan SMAN 1 Gianyar. "Saya selalu komunikasi dengan Gubernur terkait PPDB. Apalagi jumlah calon peserta didik tiap tahun meningkat. Tahun lalu Gianyar sudah nambah 4 rombel. Tahun ini kembali ada yang tercecer, kembali terjadi dengan jumlah kelulusan yang lebih besar. Saya rasa, tahun depan pun akan sama," ungkap Mahayastra.
Dengan penambahan rombel di 4 SMA negeri ini, Mahayastra mengatakan yang bisa tertampung hanya calon peserta didik yang tercecer. Sedangkan calon siswa yang sudah terdaftar di SMA/SMK baik negeri maupun swasta dilarang eksodus atau pindah. ‘’Hal ini sudah prinsip dan disepakati untuk diajukan ke Gubernur," tegas pejabat asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan ini.
Dengan penambahan rombel ini, Mahayastra berharap tidak ada lagi calon siswa yang tercecer. "Sehingga secara teknis ini clear. Tidak ada siswa yang tidak dapat sekolah," jelasnya. Hanya saja, berapa rombel penambahan per sekolah pihaknya mengaku akan dibahas lebih detail, Selasa (7/7) ini. "Besok mereka (kepsek) akan dipanggil. Datanya sudah jelas, tapi saya tidak boleh sebut. Jadi, bagi yang tidak dapat sekolah sampai hari ini, semuanya akan tertampung. Sedangkan siswa yang sudah diterima di sekolah lain, tidak boleh," tegasnya.
Mengenai jumlah siswa yang tercecer, Mahayastra mengaku cukup banyak. Hanya saja tidak disebutkan secara detail. Ditambahkan, penambahan rombel hanya diberlakukan pada 4 sekolah lantaran SMA negeri di kecamatan lain justru kekurangan siswa. "Tidak semua nambah rombel. Karena di SMAN 1 Payangan justru kekurangan siswa. Di SMAN 1 Tampaksiring kurang 5 siswa," terangnya.
Mahayastra juga mengusulkan penambahan 2 SMA negeri baru di Gianyar di Kota Gianyar dan di Kecamatan Sukawati, karena penduduknya padat. "Jangka panjang saya usulkan 2 SMA negeri baru. SMKN 3 Sukawati yang tidak jalan, saya usulkan ke Gubernur agar diubah jadi SMAN 2 Sukawati. Di Gianyar saya usul ada SMAN 2 Gianyar. Apakah kontrak lahan Dwijendra atau pakai lahan provinsi yang kosong di perbatasan Gianyar - Bitera," ujar Mahayastra.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Gianyar I Wayan Gabra mengatakan dirinya tunduk pada kebijakan pimpinan. "Apapun kebijakan itu sepanjang sesuai regulasi, kami tunduk," ujarnya. *nvi
Tamatan SMP di Kabupaten Gianyar tahun 2020 mencapai 7.349 orang. Tamatan SMP yang ingin melanjutkan ke SMA negeri untuk tahun ajaran 2020/2010 mencapai 2.328 orang. Namun yang diterima hanya 2.082 orang di tujuh SMAN di Gianyar, maka ada 246 lulusan SMP kebingungan karena tak dapat SMA negeri.
SMA swasta tak menjadi pilihan, terutama karena para orangtua siswa tertimpa paceklik ekonomi akibat wabah Covid-19. Menyikapi kondisi itu, Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra memanggil para kepala SMAN se-Kabupaten Gianyar, Senin (6/7). Meski menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Bupati Mahayastra mengaku pemanggilan kepsek ini sebagai
respon dirinya menyikapi ratusan calon siswa SMAN tercecer. Sebelumnya, Minggu (5/7), NusaBali via whatsapp menanyakan langkah Bupati Gianyar terkait 246 tamatan SMP yang belum dapat SMAN. Bupati Mahayastra menjawab, ‘’itu sudah kewenangan pemerintah provinsi untuk mengambil kebijakan, seperti apa nanti’’.
Pertanyaan tersebut menyusul ingatan masyarakat Gianyar tentang janji Paket Aman (Bupati Agus Mahayastra/Wabup AA Gde Mayun) untuk lebih meningkatkan SDM masyarakat melalui pendidikan.
Pertemuan di ruang kerja Bupati Gianyar, kemarin, mengusulkan beberapa poin penting. Dari 7 SMAN di 7 kecamatan, bupati mengusulkan tambahan rombongan belajar (rombel) di 4 sekolah, yakni SMAN 1 Ubud, SMAN 1 Sukawati, SMAN 1 Blahbatuh, dan SMAN 1 Gianyar. "Saya selalu komunikasi dengan Gubernur terkait PPDB. Apalagi jumlah calon peserta didik tiap tahun meningkat. Tahun lalu Gianyar sudah nambah 4 rombel. Tahun ini kembali ada yang tercecer, kembali terjadi dengan jumlah kelulusan yang lebih besar. Saya rasa, tahun depan pun akan sama," ungkap Mahayastra.
Dengan penambahan rombel di 4 SMA negeri ini, Mahayastra mengatakan yang bisa tertampung hanya calon peserta didik yang tercecer. Sedangkan calon siswa yang sudah terdaftar di SMA/SMK baik negeri maupun swasta dilarang eksodus atau pindah. ‘’Hal ini sudah prinsip dan disepakati untuk diajukan ke Gubernur," tegas pejabat asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan ini.
Dengan penambahan rombel ini, Mahayastra berharap tidak ada lagi calon siswa yang tercecer. "Sehingga secara teknis ini clear. Tidak ada siswa yang tidak dapat sekolah," jelasnya. Hanya saja, berapa rombel penambahan per sekolah pihaknya mengaku akan dibahas lebih detail, Selasa (7/7) ini. "Besok mereka (kepsek) akan dipanggil. Datanya sudah jelas, tapi saya tidak boleh sebut. Jadi, bagi yang tidak dapat sekolah sampai hari ini, semuanya akan tertampung. Sedangkan siswa yang sudah diterima di sekolah lain, tidak boleh," tegasnya.
Mengenai jumlah siswa yang tercecer, Mahayastra mengaku cukup banyak. Hanya saja tidak disebutkan secara detail. Ditambahkan, penambahan rombel hanya diberlakukan pada 4 sekolah lantaran SMA negeri di kecamatan lain justru kekurangan siswa. "Tidak semua nambah rombel. Karena di SMAN 1 Payangan justru kekurangan siswa. Di SMAN 1 Tampaksiring kurang 5 siswa," terangnya.
Mahayastra juga mengusulkan penambahan 2 SMA negeri baru di Gianyar di Kota Gianyar dan di Kecamatan Sukawati, karena penduduknya padat. "Jangka panjang saya usulkan 2 SMA negeri baru. SMKN 3 Sukawati yang tidak jalan, saya usulkan ke Gubernur agar diubah jadi SMAN 2 Sukawati. Di Gianyar saya usul ada SMAN 2 Gianyar. Apakah kontrak lahan Dwijendra atau pakai lahan provinsi yang kosong di perbatasan Gianyar - Bitera," ujar Mahayastra.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Gianyar I Wayan Gabra mengatakan dirinya tunduk pada kebijakan pimpinan. "Apapun kebijakan itu sepanjang sesuai regulasi, kami tunduk," ujarnya. *nvi
1
Komentar