Karate Gelar Latihan Tatap Muka
Pada saat latihan tatap muka langsung, kita berusaha pastikan semua yang hadir saat latihan tatap muka adalah yang sehat dan fit, suhu tubuh tinggi atau flu pun kita tidak ikutkan dalam latihan tersebut.
DENPASAR, NusaBali
Pelatih Karate Bali akan mengintensifkan program latihan tatap muka secara langsung. Hal itu dilakukan setelah hampir empat bulan para atlet menjalani latihan mandiri di rumahnya masing-masing. Latihan tatap muka akan dilakukan sekali seminggu dan akan berlangsung rutin.
"Target kami minimal seminggu dapat latihan sekali. Dan, itu sudah pernah dilakukan. Diawali tes fisik internal, dan latihan tatap muka langsung di GOR Mengwi Badung," kata salah satu pelatih karate PON Bali, Aditya Putra Thama, Senin (6/7).
Untuk jadwal selanjutnya, kata Aditya Putra Thama, akan dilakukan pada Sabtu (11/7). Baginya, latihan tatap muka sangat penting untuk dilakukan. Selain dapat memantau perkembangan fisik atlet, juga meningkatkan dapat motivasi atlet dan menghindarkan dari kejenuhan.
Menurut Aditya Putra, hal itu mengingat selama ini atlet karate latihan mandiri di rumah masing-masing, sehingga programnya nanti diatur sedemikan rupa. Dari selama sepekan itu, satu hari untuk tatap muka langsung dan enam hari berlatih di rumah.
Meski latihan di rumah, kata Aditya, pihaknya tetap memberikan program melalui WA Grup, yang kemudian atlet diharapkan menjalankan di rumahnga masing-masing, dengan mengirimkan video latihan di rumah.
"Pada saat latihan tatap muka langsung, kita berusaha pastikan semua yang hadir saat latihan tatap muka adalah yang sehat dan fit, suhu tubuh tinggi atau flu pun kita tidak ikutkan dalam latihan tersebut," tegas Aditya Putra Thama.
Hal dilakukan, katanya, dalam upaya mematuhi protokol kesehatan. Yakni, menjaga jarak saat menjalani program/materi latihan. Untuk itu materi latihan kami buat untuk meminimalisir bersentuhan dan berdekatan. Dengan demikian para atlet juga bebas bergerak dengan tidak menggunakan masker, karena penggunaan masker dalam intensitas latihan tertentu juga tidak baik untuk pernafasan.
"Itu sudah kami pikirkan secara detail. Agar atlet leluasa latihan tanpa maaker. Makanya, jarak Karateka satu dengan yang lainnya cukup jauh," tegas Aditya Putra Thama.
Sedangkan utuk latihan teknik, kata Aditya, kemungkinan besar akan meminjam salah satu Dojo yang representative, yakni menyediakan sarana protokol kesehatan, seperti wastafel dan kamar mandi. Nantinya atlet bisa sering cuci tangan dan juga merasa aman menjalani latihan. “Itu masih kita cari tempatnya untuk latihan tatap muka kedepannya,”kata Aditya Putra Thama.
Atlet karate PON Bali berjumlah 11 orang, diantaranya untuk kata beregu putra terdiri dari I Gede Sihaan Yogi Nata, I Putu Bagus Arianto dan Devilito Andrian Firmansyah. Lalu Kata Beregu Putri, yakni Ni Made Suci Astuti, Ni Kadek Megy Wilantari, dan Ni Putu Sinta Maryati.
Selanjutnya untuk Kumite Putra, terdiri dari I Putu Agus Putra Bimantara (-55kg), dan I Kadek Krisna Dwi Antara (-60kg). Sedangkan Kumite Putri, yakni Cokorda Istri Agung Sanistyarani (-55kg dan Beregu Putri), Ni Kadek Candi Wijayanti (-61kg dan Beregu Putri), serta Ni Made Nada Dwimayanti (Kumite -68kg dan Beregu Putri). *dek
"Target kami minimal seminggu dapat latihan sekali. Dan, itu sudah pernah dilakukan. Diawali tes fisik internal, dan latihan tatap muka langsung di GOR Mengwi Badung," kata salah satu pelatih karate PON Bali, Aditya Putra Thama, Senin (6/7).
Untuk jadwal selanjutnya, kata Aditya Putra Thama, akan dilakukan pada Sabtu (11/7). Baginya, latihan tatap muka sangat penting untuk dilakukan. Selain dapat memantau perkembangan fisik atlet, juga meningkatkan dapat motivasi atlet dan menghindarkan dari kejenuhan.
Menurut Aditya Putra, hal itu mengingat selama ini atlet karate latihan mandiri di rumah masing-masing, sehingga programnya nanti diatur sedemikan rupa. Dari selama sepekan itu, satu hari untuk tatap muka langsung dan enam hari berlatih di rumah.
Meski latihan di rumah, kata Aditya, pihaknya tetap memberikan program melalui WA Grup, yang kemudian atlet diharapkan menjalankan di rumahnga masing-masing, dengan mengirimkan video latihan di rumah.
"Pada saat latihan tatap muka langsung, kita berusaha pastikan semua yang hadir saat latihan tatap muka adalah yang sehat dan fit, suhu tubuh tinggi atau flu pun kita tidak ikutkan dalam latihan tersebut," tegas Aditya Putra Thama.
Hal dilakukan, katanya, dalam upaya mematuhi protokol kesehatan. Yakni, menjaga jarak saat menjalani program/materi latihan. Untuk itu materi latihan kami buat untuk meminimalisir bersentuhan dan berdekatan. Dengan demikian para atlet juga bebas bergerak dengan tidak menggunakan masker, karena penggunaan masker dalam intensitas latihan tertentu juga tidak baik untuk pernafasan.
"Itu sudah kami pikirkan secara detail. Agar atlet leluasa latihan tanpa maaker. Makanya, jarak Karateka satu dengan yang lainnya cukup jauh," tegas Aditya Putra Thama.
Sedangkan utuk latihan teknik, kata Aditya, kemungkinan besar akan meminjam salah satu Dojo yang representative, yakni menyediakan sarana protokol kesehatan, seperti wastafel dan kamar mandi. Nantinya atlet bisa sering cuci tangan dan juga merasa aman menjalani latihan. “Itu masih kita cari tempatnya untuk latihan tatap muka kedepannya,”kata Aditya Putra Thama.
Atlet karate PON Bali berjumlah 11 orang, diantaranya untuk kata beregu putra terdiri dari I Gede Sihaan Yogi Nata, I Putu Bagus Arianto dan Devilito Andrian Firmansyah. Lalu Kata Beregu Putri, yakni Ni Made Suci Astuti, Ni Kadek Megy Wilantari, dan Ni Putu Sinta Maryati.
Selanjutnya untuk Kumite Putra, terdiri dari I Putu Agus Putra Bimantara (-55kg), dan I Kadek Krisna Dwi Antara (-60kg). Sedangkan Kumite Putri, yakni Cokorda Istri Agung Sanistyarani (-55kg dan Beregu Putri), Ni Kadek Candi Wijayanti (-61kg dan Beregu Putri), serta Ni Made Nada Dwimayanti (Kumite -68kg dan Beregu Putri). *dek
Komentar