Kebon Vintage Car Dipersiapkan jadi Sarana Rekreasi dan Edukasi
DENPASAR, NusaBali
Bagi para pecinta mobil klasik, ada baiknya melihat-lihat Kebon Vintage Cars yang berlokasi di Jalan Tegal Harum no 13, Biaung, Kecamatan Denpasar Timur.
Di tempat ini, terdapat koleksi mobil klasik yang diperkirakan berjumlah seratus unit. Tempat ini, didirikan oleh Jos Dharmawan yang juga merupakan kolektor dari mobil-mobil klasik tersebut.
Jos Dharmawan sendiri mulai mengkoleksi mobil-mobil klasik ini sejak tahun 1996 saat dirinya tinggal di Jakarta. Barulah, saat tinggal di Bali pada tahun 2000-an, dirinya memiliki banyak kesempatan untuk mengikuti touring dan mengoleksi lebih banyak mobil klasik.
Koleksi mobil klasik milik Jos Dharmawan yang jumlahnya diperkirakan mencapai seratus unit ini didominasi oleh jenis mobil Chevrolet yang menjadi tipe mobil yang merupakan favorit sang pemilik. Dari sekian banyaknya mobil klasik yang ada di Kebon Vintage Cars, terdapat mobil Ford keluaran tahun 1913 yang menjadi mobil tertua di koleksi milik Jos Dharmawan.
“Kalau yang paling tua saya ada mobil Ford tahun 1913. Ada Hudson, Hudson itu infonya tahun 1914, tapi ada teman yang mengerti tentang mobil itu diperkirakan tahun 1908 atau 1910, tapi saya sendiri belum telusuri sebenarnya,” ujar Jos Dharmawan.
Chevrolet juga menjadi salah satu kolek Jos Dharmawan yang memiliki sisi historis. Di museum ini, terdapat sebuah bus Chevrolet tahun 1948 yang merupakan bus persatuan yang didapatkan Jos Dharmawan dalam kondisi utuh. Bagian dalam bus Chevrolet ini terbuat dari kayu sementara bagian luarnya terbuat dari plat seng. “Ini dipakai di Bali sebagai transportasi publik di era tahun 68 sampai tahun 74,” jelasnya.
Satu lagi mobil yang menarik perhatian, yaitu mobil jenis Playmouth yang pernah digunakan oleh Ibu Negara Pertama Indonesia, yaitu Ibu Fatmawati. Yang unik, mobil ini didapatkan oleh Jos Dharmawan dalam kondisi yang memerlukan perbaikan. Perlu waktu empat tahun bagi Jos Dharmawan untuk memperbaiki kondisi mobil ini hingga bisa dijalankan kembali. Namun, dari segi kelengkapan dokumen, mobil ini masih memiliki dokumen kepemilikan yang autentik.
Semua koleksi mobil ini dirawat dengan baik oleh sang pemilik. Bahkan beberapa di antaranya masih bisa dinyalakan dan dibawa jalan-jalan. Diakui, para mobil klasik ini memiliki bagian-bagian mesin yang mirip, berbeda dengan jenis mobil yang kini beredar. “Kalau yang standar, sebenarnya ada bensin, ada pengapiannya sudah hidup,” jelasnya.
Kini, Jos Dharmawan tengah mempersiapkan Kebon Vintage Cars ini untuk menjadi sarana rekreasi dan edukasi. Selain karena faktor pariwisata yang akan menarik perhatian pengunjung yang memiliki ketertarikan serupa, juga diharapkan adanya tempat ini akan membuat pengunjung bisa belajar mengenai sejarah mobil, utamanya karena sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari kendaraan yang digunakan saat memperjuangkan tanah air.
Tempat ini sendiri diharapkan akan mulai beroperasi untuk tujuan tersebut dalam beberapa bulan ke depan. “Ini kita lagi siapkan, dalam pengertian tentang data-data keterangan tentang kendaraan itu sehingga nanti pas kita lebih resmi opening, kita akan mengundang anak-anak sekolah. Kita jadwalkan sehingga mereka bisa belajar. Mungkin kita bisa kerjasama bersama Ditlantas, bisa kerjasama dengan Dishub, untuk belajar tentang lalu lintas dan sebagainya,” tutup Jos Dharmawan. *cr74
Jos Dharmawan sendiri mulai mengkoleksi mobil-mobil klasik ini sejak tahun 1996 saat dirinya tinggal di Jakarta. Barulah, saat tinggal di Bali pada tahun 2000-an, dirinya memiliki banyak kesempatan untuk mengikuti touring dan mengoleksi lebih banyak mobil klasik.
Koleksi mobil klasik milik Jos Dharmawan yang jumlahnya diperkirakan mencapai seratus unit ini didominasi oleh jenis mobil Chevrolet yang menjadi tipe mobil yang merupakan favorit sang pemilik. Dari sekian banyaknya mobil klasik yang ada di Kebon Vintage Cars, terdapat mobil Ford keluaran tahun 1913 yang menjadi mobil tertua di koleksi milik Jos Dharmawan.
“Kalau yang paling tua saya ada mobil Ford tahun 1913. Ada Hudson, Hudson itu infonya tahun 1914, tapi ada teman yang mengerti tentang mobil itu diperkirakan tahun 1908 atau 1910, tapi saya sendiri belum telusuri sebenarnya,” ujar Jos Dharmawan.
Chevrolet juga menjadi salah satu kolek Jos Dharmawan yang memiliki sisi historis. Di museum ini, terdapat sebuah bus Chevrolet tahun 1948 yang merupakan bus persatuan yang didapatkan Jos Dharmawan dalam kondisi utuh. Bagian dalam bus Chevrolet ini terbuat dari kayu sementara bagian luarnya terbuat dari plat seng. “Ini dipakai di Bali sebagai transportasi publik di era tahun 68 sampai tahun 74,” jelasnya.
Satu lagi mobil yang menarik perhatian, yaitu mobil jenis Playmouth yang pernah digunakan oleh Ibu Negara Pertama Indonesia, yaitu Ibu Fatmawati. Yang unik, mobil ini didapatkan oleh Jos Dharmawan dalam kondisi yang memerlukan perbaikan. Perlu waktu empat tahun bagi Jos Dharmawan untuk memperbaiki kondisi mobil ini hingga bisa dijalankan kembali. Namun, dari segi kelengkapan dokumen, mobil ini masih memiliki dokumen kepemilikan yang autentik.
Semua koleksi mobil ini dirawat dengan baik oleh sang pemilik. Bahkan beberapa di antaranya masih bisa dinyalakan dan dibawa jalan-jalan. Diakui, para mobil klasik ini memiliki bagian-bagian mesin yang mirip, berbeda dengan jenis mobil yang kini beredar. “Kalau yang standar, sebenarnya ada bensin, ada pengapiannya sudah hidup,” jelasnya.
Kini, Jos Dharmawan tengah mempersiapkan Kebon Vintage Cars ini untuk menjadi sarana rekreasi dan edukasi. Selain karena faktor pariwisata yang akan menarik perhatian pengunjung yang memiliki ketertarikan serupa, juga diharapkan adanya tempat ini akan membuat pengunjung bisa belajar mengenai sejarah mobil, utamanya karena sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari kendaraan yang digunakan saat memperjuangkan tanah air.
Tempat ini sendiri diharapkan akan mulai beroperasi untuk tujuan tersebut dalam beberapa bulan ke depan. “Ini kita lagi siapkan, dalam pengertian tentang data-data keterangan tentang kendaraan itu sehingga nanti pas kita lebih resmi opening, kita akan mengundang anak-anak sekolah. Kita jadwalkan sehingga mereka bisa belajar. Mungkin kita bisa kerjasama bersama Ditlantas, bisa kerjasama dengan Dishub, untuk belajar tentang lalu lintas dan sebagainya,” tutup Jos Dharmawan. *cr74
Komentar