Golkar-Demokrat Tak Solid Dukung Paket Surya
Golkar dan Demokrat ternyata tidak solid mendukung Dewa Nyoman Sukrawan-I Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), pasangan calon jalur Independen di Pilkada Buleleng 2017.
Sedangkan kehadiran anggota Fraksi Demokrat DPRD Buleleng untuk mengantar pendaftaran Paket Surya ke KPU Buleleng, Jumat kemarin, disebut-sebut atas perintah DPD Demokrat Bali. Konon, perintah itu juga disertai ancaman sanksi PAW dari keanggotaan Dewan bagi anggota Fraksi Demokrat yang tidak hadir.
Tak heran jika saat pendaftaran Paket Surya ke KPU kemarin, terlihat ada 5 dari 6 anggota Fraksi Demokrat DPRD Buleleng yang hadir. Satu-satunya anggota Fraksi Demokrat yang tidak kelihatan adalah I Gusti Agung Ngurah Putra Sedewa, politisi asal Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng. “Kami ini serba salah, jadi ya ikut-ikutan saja,” ujar salah seorang anggota Fraksi Demokrat DPRD Buleleng kepada NusaBali di sela pendaftaran Paket Surya kemarin.
Sayangnya, Luh De Herryani belum bisa dikonfirmasi NusaBali terkait masalah ini. Dihubungi beberapa kali lewat melalui telepo kemarin, ponselnya selalu mailbox. Namun, anggota Fraksi Demokrat yang juga Wakil Ketua DPRD Buleleng, Made Adi Purnawijaya, membenarkan ada perintah dari induk partainya untuk ikut mengantar Paket Surya ke KPU. Hanya saja, Adi Purnawijaya tepis isu ancaman sanksi PAW bagi anggota fraksi yang tidak hadir. “Kami hadir memang karena ada perintah partai. Soal ancaman sanksi, tidak ada itu,” tegas politisi asal Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini.
Konflik internal terkait keputusan induk partainya untuk mengekor ke Paket Surya, bukan hanya terjadi di Demokrat, namun juga di Golkar. Bahkan, tidak ada satu pun kader Golkar kelihatan hadir mengantar Paket Surya ke KPU Buleleng. Sama seperti aspirasi di Demokrat, dukungan Golkar ke Paket Surya juga terjadi atas kehendak DPD I Golkar Bali, bukan DPD II Golkar Buleleng.
Konon, kader Golkar di Buleleng masih berniat usung paket calon sendiri bersama Demokrat ke Pilkada 2017. Apalagi, tidak ada kader Golkar dala Paket Surya (Dewa Sukrawan-Dharma Wijaya). Dewa Sukrawan merupoakan kader PDIP. Demokrat masih lebih beruntung, karena Dharma Wjaya adalah kader mereka.
“Golkar sekarang kecewa dengan sikap Demokrat. Sebab, dulu sepakat usung calon sendiri, tapi sekarang justru ke Paket Surya. Apalagi, dulu Dewa Sukrawan sempat ditawarkan jadi calon yang diusung Golkar ke Pilkada Buleleng 2017, tapi yang bersangkutan menolak dengan tetap maju lewat jalur Independen,” ungkap sumber NusaBali dari lingkaran Fraksi Golkar DPRD Buleleng, Jumat kemarin.
Ketua DPD II Golkar Buleleng, Putu Singyen, belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Saat dihubungi per telepon kemarin siang, terdengar nada sambung, namun ponselnya tidak diangkat. Sedangkan Sekretaris DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Gede Wandira Adi, mengaku tidak berani berbicara banyak. “Kami tidak ada perintah apa pun dari induk partai. Kami menunggu perintah saja,” jelas Wandira Adi.
Golkar-Demokrat awalnya berencana membangun Koalisi Bali Mandara (KBM) bersama Gerindra-PPP-PAN-PKS-PKB. Namun, dengan dalih KBM tidak jelas, Gerindra akhirnya kabur ke barisan PAS-Sutji. Demikian pula parpol-parpol Islam seperti PPP, PAN, PKB ikut merapat ke PAS-Sutji.
Setelah ditinggal sejumlah parpol, Golkar-Demokrat sempat keluarkan tiga opsi pasangan calon untuk diusung ke Pilkada Buleleng 2017: Ketut Rochineng-Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, Ketut Rochineng-I Gede Ariadi, dan I Gede Ariadi-Komang Nova Sewi Putra. Ketut Rochineng merupakan figur non kader asal Desa Patemon, Kecamatan Seri-rit, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian daerah (BKD) Provinsi Bali). Sedangkan Pak Oles adalah mantan Ketua DPD Hanura Bali yang kini fungisonaris DPD Demokrat Bali. Sebelumnya, Pak Oles sempat menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2003 dan anggota DPRD Bali 2009-2014 dari Hanura.
Sebaliknya, Gede Ariadi adalah Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng yang mantan Cabup Buleleng dari Golkar di Pilkada 2012. Ariadi merupakan putra dari mantan Bupati Buleleng (2002-2007, 2007-2012) Gede Bagiada. Sementara Komang Nova Sewi Putra merupakan politisi Demokrat yang kini anggota DPRD Bali dan sebelumnya sempat menjadi Cawabup Buleleng (pendamping Ni Putu Tutik Kusuma wardhani) di Pilkada 2012.
Namun, karena Ketut Rochieng sebagai figur yang dijagokan KBM untuk diusung menjadi Cabup Bulelen tidak kunjung beri kepastian siap tarung, maka Golkar-Demokrat pun tidak usung pasangan calon. Mereka mengekor ke barisan Paket Surya, yang notabene pasangan calon Independen.
Dengan gagalnya Golkar-Demokrat usung pasangan calon, maka Pilkada Buleleng 2017 akan menampilkan tarung head to head antara Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji) vs Paket Surya. PAS-Sutji merupakan pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-PPP-PAN-PKB. Paket incumbent yang masih menjabat Bupati-wakil Bupati Buleleng 2012-2017 ini sudah lebih dulu mendaftar ke KPU di hari pertama pendaftaran, Rabu (21/9) lalu. * k19
1
2
Komentar