575 Pedagang di Pasar Kidul Bangli Jalani Rapid Test, 84 Reaktif
35 Desa/Kelurahan di Kabupaten Bangli Terpapar Corona, Bupati Minta Tingkatkan Kewaspadaan
Bupati Made Gianyar larang pedagang yang mangkir rapid test untuk jualan kembali di Pasar Kidul Bangli
BANGLI, NusaBali
Setelah 35 desa/kelurahan terpapar Covid-19, Pemkab Bangli terus berupaya melakukan penanganan untuk redam penyebaran virus Corona. Termasuk di antranya melakukan rapid test terhadap semua pedagang di Pasar Kidul Bangli. Dari 575 pedagang di Pasar Kidul Bangli yang di-rapid test secara massal, Kamis (9/7) pagi, 84 orang di antaranya dengan hasil reaktif, sehingga harus karantina dan lanjut diuji swab untuk memastikan status kesehatan mereka. Sementara, bagi pedagang yang tidak mau ikut rapud test, dilarang jualan di Pasar Kidul Bangli.
Rapid test massal bagi ratusan pedagang di Pasar Kidul Bangli, Kamkis kemarin, digelar sejak pagi pukul 09.00 Wita. Sejatinya, ada 598 pedagang yang terdata harus mengikuti rapid test. Namun, yang datang hanya 575 orang. Sedangkan 23 pedagang lainnya tidak memenuhi undangan untuk rapid test massal, tanpa jelas apa alasannya. Mereka yang tidak datang ini masih diberikan kesempatan untuk rapid test, Jumat (10/7) ini. Jika mangkir lagi, sanksinya jelas: mereka tidak dibolehjan jualan di Pasar Kidul Bangli.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Bangli, I Wayan Gunawan, mengatakan tujuan dilaksanaknya rapid test ini tiada lain untuk meminimalkan penyebaran Covid-19. “Dengan dilaksanakan rapid test, maka semua pedagang yang berjualan diharapkan bebas dari Covid-19, sehingga masyarakat tidak lagi merasa takut berbelanja di Pasar Kidul Bangli,” jelas Gunawan.
Sementara, Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, Wayan Budiari, mengatakan dari 575 pedagang di Pasar Kidul Bangli yang mengikuti rapid test kematrin, hasilnya 84 orang reaktif , sementara 491 orang lagi non reaktif.
Bagi 84 pedagang yang hasil rapid test-nya reaktif, sebagain sudah langsung diuji swab, Kamis kemarin. “Uji swab berikutnya akan dilakukan besok (hari ini),” jelas Wayan Budiari.
Untuk 84 pedagang yang hasilnya reaktif berdasar rapid test kemarin, mereka tidak boleh jualan di Pasar Kidul Bangli. Mereka masih harus menjalani karantina mandiri. “Pedagang yang rapid test-nya reaktif ini harus karantina mandiri, sembari menunggu proses selanjutnya dan hasil uji swab," terang Kadis Perindag Bangli, Wayan Gunawan.
Sementara itu, Bupati Made Gianyar mengatakan ada sanksi tegas bagi pedagang yang tidak mau mengikuti rapid test, yakni tidak boleh jualan di Pasar Kidul Bangli. "Sangat gampang itu. Bagi pedagang yang tidak mau ikut rapid test, dilarang berjualan. Langkah ini diambil demi kebaikan kita bersama dan menunggu kebijakan baru. Pengelola harus mengatur strategi,” tandas Bupati Made Gianyar saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kematin.
Menurut Gianyar, Pemkab Bangli concern untuk penanganan pandemi Covid-19 yang telah berkecamuk selama 4 bulan ini. Selama ini, pasar menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19. Itu sebabnya, semua pedagang di Pasar Kidul Bangli harus dirapid test, untuk memastikan mereka aman berjualan. Selain itu, di Pasar Kidul Bangli juga telah dibentuk Satgas Penanganan Covid-19.
Gianyar tidak memungkiri, dari 84 pedagang yang hasilnya reaktif berdasar rapid test, nantinya banyak yang positif Covid-19 setlah diuji swab. Jika sampai terjadi lonjakan kasus positif Corona, bukan tak mungkin Pasar Kidul Bangli akan ditutup sementara sembari dilakukan sterilisasi.
Pada bagian lain, Gianyar menyebutkan wabah Covid-19 kini sudah menyebar di 35 desa/kelurahan di Bangli. Bupati pun mengimbau semua dresa/kelurahan di Bangli meningkatkan kewaspadaan, terlebih lagi bagi kawasan yang sudah terpapar Covid-19.
Menurut Gianyar, per Kamis kemarin sudah diberlakukan tatanan kehidupan era baru (new normal). Untuk tahap pertama, ada 14 bidang yang dibuka. Dengan diberlakukannya tatanan hidup baru ini, maka perlu kesadaran bersama. "Sudah 3 bulan kita bergulat dengan Covid-19 dan berbagai pemahamanya. Pemerintah pun telah memformulasi semuanya," tandas Bupati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Bangli ini.
Gianyar berharap tidak ada lagi tambahan klaster-klaster baru Covid-19 ketika new normal sudah diterapkan. Makanya, pasar yang selama ini menjadi klaster penyebaran Covid-19, mendapat perhatian khusus. "Desa-desa agar meningkatkan kewaspadaan dan disiplin dalan menerapkan protokol kesehatan. Bagi desa-desa yang pernah ada kasus positif Covid-19, agar lebih hati-hati. Kita sama-sama berjuang," tandas Bupati asal kawasan pegunungan Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli yang juga fungsionaris DPD PDIP Bali ini.
Secara terpisah, Humas GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, menyatakan hingga saat ini ada 35 desa/kelurahan di Gumi Sejuk yang sudah terpapar virus Corona. Terbanyak berada di Kecamatan Kintamani, yakni 18 desa. Kemudian, di Kecamnatan Bangli sebanyak 7 desa/kelurahan, di Kecamatan Susut (6 desa), dan di Kecamatan Tembuku (4 desa).
Jumlah kumulatif positif Covid-19 di Kabupaten Bangli hingga Kamis kemarin mencapai 177 kasus. Dari jumlah itu, 116 orang di antaranya transmisi lokal (penularan di daerah), sementara 58 orang merupakan imported case (tertular di luar daerah) dari PMI yang baru pulang dari luar negeri dan 3 orang lagi imported case WNI yang punra riwayat perjalanan keluar daerah Bali.
Berdasarkan data yang dirilis GTPP Covid-19 Provinsi Bali, dari total 177 pasien positif Corona di bangli, 135 orang di antaranya sudah berhasil sembuh. Sedangkan yang masih dalam perawatan berjumlah 43 orang. Tidak ada satu pun pasien Corona di Bangli yang meninggal dunia. *esa
Setelah 35 desa/kelurahan terpapar Covid-19, Pemkab Bangli terus berupaya melakukan penanganan untuk redam penyebaran virus Corona. Termasuk di antranya melakukan rapid test terhadap semua pedagang di Pasar Kidul Bangli. Dari 575 pedagang di Pasar Kidul Bangli yang di-rapid test secara massal, Kamis (9/7) pagi, 84 orang di antaranya dengan hasil reaktif, sehingga harus karantina dan lanjut diuji swab untuk memastikan status kesehatan mereka. Sementara, bagi pedagang yang tidak mau ikut rapud test, dilarang jualan di Pasar Kidul Bangli.
Rapid test massal bagi ratusan pedagang di Pasar Kidul Bangli, Kamkis kemarin, digelar sejak pagi pukul 09.00 Wita. Sejatinya, ada 598 pedagang yang terdata harus mengikuti rapid test. Namun, yang datang hanya 575 orang. Sedangkan 23 pedagang lainnya tidak memenuhi undangan untuk rapid test massal, tanpa jelas apa alasannya. Mereka yang tidak datang ini masih diberikan kesempatan untuk rapid test, Jumat (10/7) ini. Jika mangkir lagi, sanksinya jelas: mereka tidak dibolehjan jualan di Pasar Kidul Bangli.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Bangli, I Wayan Gunawan, mengatakan tujuan dilaksanaknya rapid test ini tiada lain untuk meminimalkan penyebaran Covid-19. “Dengan dilaksanakan rapid test, maka semua pedagang yang berjualan diharapkan bebas dari Covid-19, sehingga masyarakat tidak lagi merasa takut berbelanja di Pasar Kidul Bangli,” jelas Gunawan.
Sementara, Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, Wayan Budiari, mengatakan dari 575 pedagang di Pasar Kidul Bangli yang mengikuti rapid test kematrin, hasilnya 84 orang reaktif , sementara 491 orang lagi non reaktif.
Bagi 84 pedagang yang hasil rapid test-nya reaktif, sebagain sudah langsung diuji swab, Kamis kemarin. “Uji swab berikutnya akan dilakukan besok (hari ini),” jelas Wayan Budiari.
Untuk 84 pedagang yang hasilnya reaktif berdasar rapid test kemarin, mereka tidak boleh jualan di Pasar Kidul Bangli. Mereka masih harus menjalani karantina mandiri. “Pedagang yang rapid test-nya reaktif ini harus karantina mandiri, sembari menunggu proses selanjutnya dan hasil uji swab," terang Kadis Perindag Bangli, Wayan Gunawan.
Sementara itu, Bupati Made Gianyar mengatakan ada sanksi tegas bagi pedagang yang tidak mau mengikuti rapid test, yakni tidak boleh jualan di Pasar Kidul Bangli. "Sangat gampang itu. Bagi pedagang yang tidak mau ikut rapid test, dilarang berjualan. Langkah ini diambil demi kebaikan kita bersama dan menunggu kebijakan baru. Pengelola harus mengatur strategi,” tandas Bupati Made Gianyar saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kematin.
Menurut Gianyar, Pemkab Bangli concern untuk penanganan pandemi Covid-19 yang telah berkecamuk selama 4 bulan ini. Selama ini, pasar menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19. Itu sebabnya, semua pedagang di Pasar Kidul Bangli harus dirapid test, untuk memastikan mereka aman berjualan. Selain itu, di Pasar Kidul Bangli juga telah dibentuk Satgas Penanganan Covid-19.
Gianyar tidak memungkiri, dari 84 pedagang yang hasilnya reaktif berdasar rapid test, nantinya banyak yang positif Covid-19 setlah diuji swab. Jika sampai terjadi lonjakan kasus positif Corona, bukan tak mungkin Pasar Kidul Bangli akan ditutup sementara sembari dilakukan sterilisasi.
Pada bagian lain, Gianyar menyebutkan wabah Covid-19 kini sudah menyebar di 35 desa/kelurahan di Bangli. Bupati pun mengimbau semua dresa/kelurahan di Bangli meningkatkan kewaspadaan, terlebih lagi bagi kawasan yang sudah terpapar Covid-19.
Menurut Gianyar, per Kamis kemarin sudah diberlakukan tatanan kehidupan era baru (new normal). Untuk tahap pertama, ada 14 bidang yang dibuka. Dengan diberlakukannya tatanan hidup baru ini, maka perlu kesadaran bersama. "Sudah 3 bulan kita bergulat dengan Covid-19 dan berbagai pemahamanya. Pemerintah pun telah memformulasi semuanya," tandas Bupati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Bangli ini.
Gianyar berharap tidak ada lagi tambahan klaster-klaster baru Covid-19 ketika new normal sudah diterapkan. Makanya, pasar yang selama ini menjadi klaster penyebaran Covid-19, mendapat perhatian khusus. "Desa-desa agar meningkatkan kewaspadaan dan disiplin dalan menerapkan protokol kesehatan. Bagi desa-desa yang pernah ada kasus positif Covid-19, agar lebih hati-hati. Kita sama-sama berjuang," tandas Bupati asal kawasan pegunungan Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Bangli yang juga fungsionaris DPD PDIP Bali ini.
Secara terpisah, Humas GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa, menyatakan hingga saat ini ada 35 desa/kelurahan di Gumi Sejuk yang sudah terpapar virus Corona. Terbanyak berada di Kecamatan Kintamani, yakni 18 desa. Kemudian, di Kecamnatan Bangli sebanyak 7 desa/kelurahan, di Kecamatan Susut (6 desa), dan di Kecamatan Tembuku (4 desa).
Jumlah kumulatif positif Covid-19 di Kabupaten Bangli hingga Kamis kemarin mencapai 177 kasus. Dari jumlah itu, 116 orang di antaranya transmisi lokal (penularan di daerah), sementara 58 orang merupakan imported case (tertular di luar daerah) dari PMI yang baru pulang dari luar negeri dan 3 orang lagi imported case WNI yang punra riwayat perjalanan keluar daerah Bali.
Berdasarkan data yang dirilis GTPP Covid-19 Provinsi Bali, dari total 177 pasien positif Corona di bangli, 135 orang di antaranya sudah berhasil sembuh. Sedangkan yang masih dalam perawatan berjumlah 43 orang. Tidak ada satu pun pasien Corona di Bangli yang meninggal dunia. *esa
1
Komentar