Badung Siap Menuju Tatanan Kehidupan Era Baru
Meski objek wisata dan tempat usaha di Badung masih sepi pengunjung, namun pembukaan kembali tempat tersebut disambut optimistis.
MANGUPURA, NusaBali
Sejumlah objek wisata di Badung bersiap menuju tatanan kehidupan era baru yang dimulai pada Kamis (9/7). Pihak pengelola objek wisata juga menyatakan sudah menyiapkan peralatan demi mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19, di antaranya tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan alat mengecek suhu tubuh (thermo gun) bagi pengunjung.
Obyek wisata yang sudah siap menuju tatanan hidup era baru bila nanti kembali dibuka adalah Objek Wisata Sangeh di Kecamatan Abiansemal. Objek wisata yang dihuni ribuan ekor monyet ini kini dalam tahap uji coba untuk dibuka kembali, setelah beberapa bulan terakhir ditutup karena pandemi Covid-19.
Kendati baru tahap uji coba, namun pengunjung yang masuk tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Misalnya menggunakan masker, cuci tangan, dan pengecekan suhu tubuh. “Sekarang baru uji coba. Untuk tiket, kami belum berlakukan. Sementara kami hanya pungut donasi untuk yang datang ke sini,” kata Bendesa Adat Sangeh IB Made Sunartha saat ditemui di lokasi, Kamis (9/7).
Dalam penerapan tatanan kehidupan era baru, Sunartha yang juga anggota DPRD Kabupaten Badung itu menegaskan objek wisata Sangeh sudah menyiapkan melaksanakan protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah. Seperti menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer. “Bahkan pengunjung yang datang tidak menggunakan masker, akan diberikan masker secara gratis,” ujar Sunartha.
Menurut Sunartha, selama objek wisata Sangeh ditutup, banyak pendapatan yang hilang. Bahkan per bulan pendapatan yang hilang mencapai Rp 300 juta. “Pendapatan kita hilang Rp 300 juta per bulan. Makanya kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah dengan rencana dibuka kembali tempat wisata,” katanya.
Kendati sudah mulai diujicoba untuk dibuka kembali, namun demikian pedagang yang biasa berjualan di objek wisata tersebut kebanyakan masih tutup. Hanya beberapa saja yang terlihat buka.
Objek wisata lainnya yang juga bersiap menghadapi tatanan kehidupan era baru adalah Objek Wisata Pura Taman Ayun di Kecamatan Mengwi. Sejumlah persyaratan dalam tatanan kehidupan era baru telah disiapkan oleh pengelola objek wisata tersebut. “Secara umum kami sudah siap untuk kembali buka pada new normal ini,” kata Pengelola Objek Wisata Taman Ayun Made Suandi, secara terpisah.
Menurut Suandi, berbagai item yang dipersiapkan sebagai persyaratan menuju tatanan kehidupan era baru, seperti penyediaan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, pengukur suhu tubuh (thermo gun), telah disiapkan. Penyemprotan disinfektan juga disiapkan. “Selain itu, seluruh petugas kami juga menggunakan masker dan face shield,” katanya.
Sementara untuk kembali buka, kata dia, masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah Kabupaten Badung. “Begitu ada petunjuk, kami sudah siap,” tandas Suandi.
Sementara pada hari pertama pemberlakuan tatanan kehidupan era baru, Kamis kemarin, sejumlah toko di sepanjang Jalan Legian dan Kuta mulai buka kembali. Namun sebagian besar yang beroperasi adalah toko souvenir.
Pantauan di sepanjang Jalan Legian, akomodasi pariwisata mulai dari restoran, hotel, toko, hanya toko souvenir yang menjual pernak pernik seperti lukisan, baju, dan tas khas Bali yang buka. Sementara untuk toko yang menjual barang-barang branded belum buka. Sepanjang jalan itu tidak tampak aktivitas masyarakat atau wisatawan yang mencolok.
Salah seorang pemilik toko souvenir, Ni Wayan Asri, 40, menyatakan antusias menyambut dimulainya tatanan kehidupan era baru. Dirinya bisa beraktivitas seperti sediakala dan membuka kembali toko yang ada di Jalan Legian. “Nyaris tiga bulan kami tutup toko, tidak ada aktivitas yang dilakukan selain menunggu. Tentu dengan mulainya tatanan kehidupan era baru ini, setidaknya kami sudah bisa berjualan,” kata Wayan Asri saat ditemui, Kamis siang.
Diakuinya, meski buka toko mulai pukul 08.00 hingga 15.00 Wita, belum ada satu pun pembeli yang mampir ke toko yang khusus menjual tas, baju, dan souvenir khas Bali itu. Pun aktivitas di kawasan yang kerap dilalui oleh wisatawan masih tampak lengang. Saat membuka toko souvenir, dirinya juga menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. “Dari pagi belum ada yang terjual. Yang penting kita sudah mulai buka dulu. Kalau saat jualan, tentu kita harus pake masker dan jaga jarak,” tandas Wayan Asri.
Wayan Asri menuturkan, kalau kondisi hingga tiga hari ke depan belum ada pembeli, dirinya akan mempertimbangkan untuk menutup kembali tokonya. “Kita lihat dulu tiga sampai satu minggu ke depan. Kalau tidak ada pembeli, tentu kita tutup lagi. Karena kalau jaga dari pagi sampai sore, tapi tidak ada hasil, sama saja,” tandasnya. *asa, dar
Obyek wisata yang sudah siap menuju tatanan hidup era baru bila nanti kembali dibuka adalah Objek Wisata Sangeh di Kecamatan Abiansemal. Objek wisata yang dihuni ribuan ekor monyet ini kini dalam tahap uji coba untuk dibuka kembali, setelah beberapa bulan terakhir ditutup karena pandemi Covid-19.
Kendati baru tahap uji coba, namun pengunjung yang masuk tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Misalnya menggunakan masker, cuci tangan, dan pengecekan suhu tubuh. “Sekarang baru uji coba. Untuk tiket, kami belum berlakukan. Sementara kami hanya pungut donasi untuk yang datang ke sini,” kata Bendesa Adat Sangeh IB Made Sunartha saat ditemui di lokasi, Kamis (9/7).
Dalam penerapan tatanan kehidupan era baru, Sunartha yang juga anggota DPRD Kabupaten Badung itu menegaskan objek wisata Sangeh sudah menyiapkan melaksanakan protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah. Seperti menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer. “Bahkan pengunjung yang datang tidak menggunakan masker, akan diberikan masker secara gratis,” ujar Sunartha.
Menurut Sunartha, selama objek wisata Sangeh ditutup, banyak pendapatan yang hilang. Bahkan per bulan pendapatan yang hilang mencapai Rp 300 juta. “Pendapatan kita hilang Rp 300 juta per bulan. Makanya kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah dengan rencana dibuka kembali tempat wisata,” katanya.
Kendati sudah mulai diujicoba untuk dibuka kembali, namun demikian pedagang yang biasa berjualan di objek wisata tersebut kebanyakan masih tutup. Hanya beberapa saja yang terlihat buka.
Objek wisata lainnya yang juga bersiap menghadapi tatanan kehidupan era baru adalah Objek Wisata Pura Taman Ayun di Kecamatan Mengwi. Sejumlah persyaratan dalam tatanan kehidupan era baru telah disiapkan oleh pengelola objek wisata tersebut. “Secara umum kami sudah siap untuk kembali buka pada new normal ini,” kata Pengelola Objek Wisata Taman Ayun Made Suandi, secara terpisah.
Menurut Suandi, berbagai item yang dipersiapkan sebagai persyaratan menuju tatanan kehidupan era baru, seperti penyediaan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, pengukur suhu tubuh (thermo gun), telah disiapkan. Penyemprotan disinfektan juga disiapkan. “Selain itu, seluruh petugas kami juga menggunakan masker dan face shield,” katanya.
Sementara untuk kembali buka, kata dia, masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah Kabupaten Badung. “Begitu ada petunjuk, kami sudah siap,” tandas Suandi.
Sementara pada hari pertama pemberlakuan tatanan kehidupan era baru, Kamis kemarin, sejumlah toko di sepanjang Jalan Legian dan Kuta mulai buka kembali. Namun sebagian besar yang beroperasi adalah toko souvenir.
Pantauan di sepanjang Jalan Legian, akomodasi pariwisata mulai dari restoran, hotel, toko, hanya toko souvenir yang menjual pernak pernik seperti lukisan, baju, dan tas khas Bali yang buka. Sementara untuk toko yang menjual barang-barang branded belum buka. Sepanjang jalan itu tidak tampak aktivitas masyarakat atau wisatawan yang mencolok.
Salah seorang pemilik toko souvenir, Ni Wayan Asri, 40, menyatakan antusias menyambut dimulainya tatanan kehidupan era baru. Dirinya bisa beraktivitas seperti sediakala dan membuka kembali toko yang ada di Jalan Legian. “Nyaris tiga bulan kami tutup toko, tidak ada aktivitas yang dilakukan selain menunggu. Tentu dengan mulainya tatanan kehidupan era baru ini, setidaknya kami sudah bisa berjualan,” kata Wayan Asri saat ditemui, Kamis siang.
Diakuinya, meski buka toko mulai pukul 08.00 hingga 15.00 Wita, belum ada satu pun pembeli yang mampir ke toko yang khusus menjual tas, baju, dan souvenir khas Bali itu. Pun aktivitas di kawasan yang kerap dilalui oleh wisatawan masih tampak lengang. Saat membuka toko souvenir, dirinya juga menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. “Dari pagi belum ada yang terjual. Yang penting kita sudah mulai buka dulu. Kalau saat jualan, tentu kita harus pake masker dan jaga jarak,” tandas Wayan Asri.
Wayan Asri menuturkan, kalau kondisi hingga tiga hari ke depan belum ada pembeli, dirinya akan mempertimbangkan untuk menutup kembali tokonya. “Kita lihat dulu tiga sampai satu minggu ke depan. Kalau tidak ada pembeli, tentu kita tutup lagi. Karena kalau jaga dari pagi sampai sore, tapi tidak ada hasil, sama saja,” tandasnya. *asa, dar
1
Komentar