Wabup Suiasa Kunjungi Anak Kurang Mampu di Mengwitani
Bantu Rp 10 Juta Untuk Biaya Sekolah dan Berikan Sembako
MANGUPURA, NusaBali
Sebagai wujud kepedulian dan perhatian Pemerintah Kabupaten Badung terhadap warganya, Wakil Bupati I Ketut Suiasa mengunjungi keluarga kurang mampu di Banjar Dinas Pupuan, Banjar Panca Dharma, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Jumat (10/7).
Dalam kunjungan ini, Wabup Suiasa juga didampingi oleh Kadis Kesehatan I Nyoman Gunarta, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana, Perbekel Desa Mengwitani I Putu Sumardita, Bendesa Adat Mengwitani I Putu Wendra, dan Kelian Dinas Pupuan I Made Sunarta.
Keluarga kurang mampu ini terdiri dari dua bersaudara I Made Widiantara, 19, dan Ni Komang Sukmadewi, 11. Mereka hanya tinggal berdua, setelah ayahnya meninggal sekitar tahun 2013 dan ibunya menikah lagi selang beberapa tahun kemudian. Sedangkan kakak satu-satunya kini sedang sakit dan harus diikhlaskan di rawat di RSJ Bangli karena mengalami gangguan jiwa. Sementara kakek dan neneknya yang diharapkan bisa membesarkan dan mendidiknya serta memberikan kasih sayang juga telah pergi untuk selamanya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Made Widiantara yang berstatus pelajar kelas XII di SMA Widia Brata Mengwi harus bekerja paruh waktu untuk mendapatkan penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya dirinya, melainkan juga adiknya. Dia bekerja membantu membersihkan warung, dari sore setelah pulang sekolah dengan penghasilan tidak menentu terkadang sebulan Rp 500 ribu.
Dan saat ini Made juga dirumahkan dari tempatnya bekerja karena Covid-19, masih beruntung ada sepupunya dan bibinya yang baik hati memberi mereka tumpangan sekedar makan.
Ni Komang Sukma Dewi sendiri yang kini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) juga ikut membantu tetangganya membuat canang untuk dijual. Setiap membantu membuat canang dia diberi upah Rp 10 ribu, cukup untuk kebutuhannya termasuk bekal sekolah. Kalau untuk masalah makan sehari-hari masih bisa dari penghasilannya sendiri bekerja, termasuk ada juga bantuan dari kerabat dan dari desa. Hanya yang jadi masalah sekarang untuk biaya sekolah yang belum ada jalan keluar karena biaya sekolah Made Widiantara sudah nunggak sekitar dua tahun. Karena biaya sekolah sebesar Rp 400 ribu per bulan, dikali 24 bulan (2 tahun), maka sebesar Rp 9.600.000 tunggakan sekolah yang harus dibayar.
Sementara itu, Wabup Suiasa di sela-sela kunjungannya mengatakan bahwa apa yang dilakukan ini sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap warga yang mengalami kesulitan serta membuktikan kalau pemerintah selalu berada di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan. Pihaknya merasa prihatin karena anak seusia ini harusnya menikmati waktunya untuk belajar dan bergaul dengan teman-teman seusianya. Untuk itu diharapkan kepada Made Widiantara dan sang adik untuk tabah menjalani cobaan ini tidak terpuruk dari sisi mentalitas dan tidak tertekan dalam kondisi kejiwaan serta berpesan agar tetap bisa menuntut ilmu untuk bekal kelak.
“Kami doakan agar dengan keuletannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan menuntut ilmu, Made dan Komang menjadi inspirasi banyak orang serta nantinya menjadi orang yang sukses berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” harapnya.
Di akhir kunjungan Wabup Suiasa menyerahkan bantuan secara pribadi berupa uang senilai Rp 10 juta untuk membantu biaya sekolahnya dan juga menyerahkan bantuan sembako untuk kebutuhan sehari-hari. *asa
Keluarga kurang mampu ini terdiri dari dua bersaudara I Made Widiantara, 19, dan Ni Komang Sukmadewi, 11. Mereka hanya tinggal berdua, setelah ayahnya meninggal sekitar tahun 2013 dan ibunya menikah lagi selang beberapa tahun kemudian. Sedangkan kakak satu-satunya kini sedang sakit dan harus diikhlaskan di rawat di RSJ Bangli karena mengalami gangguan jiwa. Sementara kakek dan neneknya yang diharapkan bisa membesarkan dan mendidiknya serta memberikan kasih sayang juga telah pergi untuk selamanya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Made Widiantara yang berstatus pelajar kelas XII di SMA Widia Brata Mengwi harus bekerja paruh waktu untuk mendapatkan penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya dirinya, melainkan juga adiknya. Dia bekerja membantu membersihkan warung, dari sore setelah pulang sekolah dengan penghasilan tidak menentu terkadang sebulan Rp 500 ribu.
Dan saat ini Made juga dirumahkan dari tempatnya bekerja karena Covid-19, masih beruntung ada sepupunya dan bibinya yang baik hati memberi mereka tumpangan sekedar makan.
Ni Komang Sukma Dewi sendiri yang kini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) juga ikut membantu tetangganya membuat canang untuk dijual. Setiap membantu membuat canang dia diberi upah Rp 10 ribu, cukup untuk kebutuhannya termasuk bekal sekolah. Kalau untuk masalah makan sehari-hari masih bisa dari penghasilannya sendiri bekerja, termasuk ada juga bantuan dari kerabat dan dari desa. Hanya yang jadi masalah sekarang untuk biaya sekolah yang belum ada jalan keluar karena biaya sekolah Made Widiantara sudah nunggak sekitar dua tahun. Karena biaya sekolah sebesar Rp 400 ribu per bulan, dikali 24 bulan (2 tahun), maka sebesar Rp 9.600.000 tunggakan sekolah yang harus dibayar.
Sementara itu, Wabup Suiasa di sela-sela kunjungannya mengatakan bahwa apa yang dilakukan ini sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap warga yang mengalami kesulitan serta membuktikan kalau pemerintah selalu berada di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan. Pihaknya merasa prihatin karena anak seusia ini harusnya menikmati waktunya untuk belajar dan bergaul dengan teman-teman seusianya. Untuk itu diharapkan kepada Made Widiantara dan sang adik untuk tabah menjalani cobaan ini tidak terpuruk dari sisi mentalitas dan tidak tertekan dalam kondisi kejiwaan serta berpesan agar tetap bisa menuntut ilmu untuk bekal kelak.
“Kami doakan agar dengan keuletannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan menuntut ilmu, Made dan Komang menjadi inspirasi banyak orang serta nantinya menjadi orang yang sukses berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” harapnya.
Di akhir kunjungan Wabup Suiasa menyerahkan bantuan secara pribadi berupa uang senilai Rp 10 juta untuk membantu biaya sekolahnya dan juga menyerahkan bantuan sembako untuk kebutuhan sehari-hari. *asa
1
Komentar