Tes Psikologi, PAS-Sutji dan Surya Guyon dan Saling Goda
Dua pasangan calon (paslon) di Pilkada Buleleng 2017, masing-masing, Putu Agus Suradnyana dengan Nyoman Sutjidra (paket PAS-Sutji), dan Dewa Nyoman Sukrawan dengan I Gede Dharma Wijaya (paket Surya), kini harus melewati tes kejiwaan (psikologi), kesehatan, dan tes narkotika.
SINGARAJA, NusaBali
Tahapan ini berlangsung sejak Sabtu (24/9) dan berakhir Selasa (27/9) nanti. KPU Buleleng sudah harus menerima hasil dari keseluruhan tes tersebut, paling lambat Rabu (28/9).
Tes kejiwaan dipusatkan di ruang Aula Wijaya Kusuma RSUD Buleleng di Jalan Ngurah Rai Singaraja. Tes yang berlangsung sejak pagi hingga siang kemarin, kedua paslon PAS-Sutji dan Surya terlihat santai, penuh keakraban. Tidak ada perbedaan, apalagi permusuhan di antara keduanya. Bahkan kedua paslon saling guyon saat mengikuti tes tertulis. Tes psikologi ini dilakukan oleh Himpunan Psikolog Indonesia Cabang Bali dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dalam tes tersebut, paslon Surya yang nyalon lewat jalur independent dan disokong Partai Golkar dan Demokrat, datang lebih awal sekitar pukul 07.30 Wita. Selang tiga puluh menit kemudian, datang paslon PAS-Sutji yang diusung koalisi PASS di Hati, (PDIP, NasDem, Gerindra, Hanura, PAN, PPP, dan PKB). Kehadiran kedua paslon ini diterima oleh jajaran Direksi RSUD Buleleng, jajaran Komisioner KPU, serta Panwaslih Kabupaten.
Begitu memasuki ruang tes, paslon PAS-Sutji dan Surya langsung bersalaman dan bercanda. Tidak tampak kecanggungan di antara mereka, bahkan senyum sapa dan terlihat akrab. Tes dimulai sekitar pukul 8.30 Wita, dalam ruang tertutup. Tes berakhir sekitar pukul 14.00 Wita. Tes psikologi ini meliputi tes wawancara dan tes tertulis. Di tengah berlangsungnya tes, calon bupati independent Dewa Nyoman Sukrawan terlihat beberapa kali keluar masuk ruangan. Ia mengaku buang air kecil, sambil menikmati snack. “Lapar, gimana harus diisi dulu. Tadi mau kencing, tapi lapar. Santai saja, nyanan men kuangan waktu, jeg jawab dogen. (Sebentar kalau kurang waktu, jawab saja),” katanya sambil menikmati kue di luar ruang tes.
Bahkan di dalam ruang tes, Sukrawan cukup jail terhadap calon Putu Agus Suradnyana (PAS). Beberapa kali, Sukrawan menggoda dan mengganggu PAS yang tengah serius mengisi lembar tes tertulis, dengan menawarkan snack dan minum di depan mejanya. PAS pun sebaliknya, melihat Sukrawan serius mengisi lembar jawaban, PAS mengajak Sukrawan berhenti menjawab dan menawarkan makan. “Wan… Wan (Sukrawan, Red), mai, suwud monto, ajake makan malu. Jeg serius gati, mai pesu makan malu. (Ke sini berhenti dulu, kita makan dulu, jangan terlalu serius, ayo keluar makan dulu),” kata PAS menggoda Sukrawan yang tengah duduk di ruang tes.
Sementara salah seorang psikiater, dr AA Sri Wahyuni mengatakan metode tes psikologi yang diterapkan kemarin tidak hanya berlaku bagi seorang calon kepala daerah, tapi metode tes tersebut berlaku terhadap siapa saja guna pemeriksaan kesehatan mental. Dari tes tersebut diketahui profil kepribadian, kecerdasan, dan kemungkinan psikopatologi.
“Secara kasat mata semua calon pastilah sehat, tetapi mengarah psikopatologi dan ciri kepribadiannya akan mempengaruhi kinerja seseorang ketika dia menjabat. Ada kecerdasan emosional dan kecersdasan intelektual. Nanti tim akan rapat dengan psikologi, psikiatri, tim kesehatan mental, apakah seseorang ini layak menduduki jabatan pemerintahan, swasta,” tutur Sri Wahyuni.
Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng dr Gede Wiartana mengungkapkan tes psikiatri dan psikologi ini bagian dari tes kesehatan secara menyeluruh. Tes dilakukan secara bertahap. Tahap awal yakni tes kesehatan psikatri dan psikologi, dan selanjutnya pada Minggu (25/9) hari ini akan dilakukan tes kesehatan jasmani dan narkotika. “Saat ini ada tes tulisnya, dan besok (hari ini) tes kesehatan. Semua diperiksa, pemeriksaan ginjal, jantung, masuk laboratorium, USG, dan semuanya,” ujar Wiartana yang juga Dirut RSUD Buleleng. Tes narkotika akan mendatangkan tim dari BNN Bali sebanyak enam orang.
Hasilnya seluruh pemeriksaan kesehatan akan diplenokan oleh tim pemeriksa kesehatan. Masing-masing tim akan menyampaikan hasilnya. “Beban kerja bupati dan wakil bupati ini kan akan banyak sekali. Pantas tidaknya dari sisi kesehatan akan dilaporkan oleh masing-masing tim ini dalam pleno,” kata Wiartana.
Sementara itu, Ketua KPUD Buleleng Gede Suardana mengaku nantinya akan ada hasil akhir yang dikeluarkan oleh tim kesehatan. Hasil akhir ini bersifat final dan tidak bisa dicarikan pembanding. Hasil tes kesehatan ini secara kode etik bersifat rahasia dan tidak bisa disampaikan ke publik. “Jadi misalkan jika ada bakal calon pasangan yang tidak puas dengan hasil pemeriksaan maka tidak bisa melakukan pemeriksaan pembanding dari tempat lain,”kata Suardana. * k19
Tes kejiwaan dipusatkan di ruang Aula Wijaya Kusuma RSUD Buleleng di Jalan Ngurah Rai Singaraja. Tes yang berlangsung sejak pagi hingga siang kemarin, kedua paslon PAS-Sutji dan Surya terlihat santai, penuh keakraban. Tidak ada perbedaan, apalagi permusuhan di antara keduanya. Bahkan kedua paslon saling guyon saat mengikuti tes tertulis. Tes psikologi ini dilakukan oleh Himpunan Psikolog Indonesia Cabang Bali dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dalam tes tersebut, paslon Surya yang nyalon lewat jalur independent dan disokong Partai Golkar dan Demokrat, datang lebih awal sekitar pukul 07.30 Wita. Selang tiga puluh menit kemudian, datang paslon PAS-Sutji yang diusung koalisi PASS di Hati, (PDIP, NasDem, Gerindra, Hanura, PAN, PPP, dan PKB). Kehadiran kedua paslon ini diterima oleh jajaran Direksi RSUD Buleleng, jajaran Komisioner KPU, serta Panwaslih Kabupaten.
Begitu memasuki ruang tes, paslon PAS-Sutji dan Surya langsung bersalaman dan bercanda. Tidak tampak kecanggungan di antara mereka, bahkan senyum sapa dan terlihat akrab. Tes dimulai sekitar pukul 8.30 Wita, dalam ruang tertutup. Tes berakhir sekitar pukul 14.00 Wita. Tes psikologi ini meliputi tes wawancara dan tes tertulis. Di tengah berlangsungnya tes, calon bupati independent Dewa Nyoman Sukrawan terlihat beberapa kali keluar masuk ruangan. Ia mengaku buang air kecil, sambil menikmati snack. “Lapar, gimana harus diisi dulu. Tadi mau kencing, tapi lapar. Santai saja, nyanan men kuangan waktu, jeg jawab dogen. (Sebentar kalau kurang waktu, jawab saja),” katanya sambil menikmati kue di luar ruang tes.
Bahkan di dalam ruang tes, Sukrawan cukup jail terhadap calon Putu Agus Suradnyana (PAS). Beberapa kali, Sukrawan menggoda dan mengganggu PAS yang tengah serius mengisi lembar tes tertulis, dengan menawarkan snack dan minum di depan mejanya. PAS pun sebaliknya, melihat Sukrawan serius mengisi lembar jawaban, PAS mengajak Sukrawan berhenti menjawab dan menawarkan makan. “Wan… Wan (Sukrawan, Red), mai, suwud monto, ajake makan malu. Jeg serius gati, mai pesu makan malu. (Ke sini berhenti dulu, kita makan dulu, jangan terlalu serius, ayo keluar makan dulu),” kata PAS menggoda Sukrawan yang tengah duduk di ruang tes.
Sementara salah seorang psikiater, dr AA Sri Wahyuni mengatakan metode tes psikologi yang diterapkan kemarin tidak hanya berlaku bagi seorang calon kepala daerah, tapi metode tes tersebut berlaku terhadap siapa saja guna pemeriksaan kesehatan mental. Dari tes tersebut diketahui profil kepribadian, kecerdasan, dan kemungkinan psikopatologi.
“Secara kasat mata semua calon pastilah sehat, tetapi mengarah psikopatologi dan ciri kepribadiannya akan mempengaruhi kinerja seseorang ketika dia menjabat. Ada kecerdasan emosional dan kecersdasan intelektual. Nanti tim akan rapat dengan psikologi, psikiatri, tim kesehatan mental, apakah seseorang ini layak menduduki jabatan pemerintahan, swasta,” tutur Sri Wahyuni.
Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng dr Gede Wiartana mengungkapkan tes psikiatri dan psikologi ini bagian dari tes kesehatan secara menyeluruh. Tes dilakukan secara bertahap. Tahap awal yakni tes kesehatan psikatri dan psikologi, dan selanjutnya pada Minggu (25/9) hari ini akan dilakukan tes kesehatan jasmani dan narkotika. “Saat ini ada tes tulisnya, dan besok (hari ini) tes kesehatan. Semua diperiksa, pemeriksaan ginjal, jantung, masuk laboratorium, USG, dan semuanya,” ujar Wiartana yang juga Dirut RSUD Buleleng. Tes narkotika akan mendatangkan tim dari BNN Bali sebanyak enam orang.
Hasilnya seluruh pemeriksaan kesehatan akan diplenokan oleh tim pemeriksa kesehatan. Masing-masing tim akan menyampaikan hasilnya. “Beban kerja bupati dan wakil bupati ini kan akan banyak sekali. Pantas tidaknya dari sisi kesehatan akan dilaporkan oleh masing-masing tim ini dalam pleno,” kata Wiartana.
Sementara itu, Ketua KPUD Buleleng Gede Suardana mengaku nantinya akan ada hasil akhir yang dikeluarkan oleh tim kesehatan. Hasil akhir ini bersifat final dan tidak bisa dicarikan pembanding. Hasil tes kesehatan ini secara kode etik bersifat rahasia dan tidak bisa disampaikan ke publik. “Jadi misalkan jika ada bakal calon pasangan yang tidak puas dengan hasil pemeriksaan maka tidak bisa melakukan pemeriksaan pembanding dari tempat lain,”kata Suardana. * k19
Komentar