Dimeriahkan Fashion Show Layangan
380 Peserta Ikuti Lomba Layang-Layang Virtual
Hotel Puri Santrian dijadikan ‘live center’ tempat juri memantau dan menilai para rare angon yang mengikuti lomba virtual ini.
DENPASAR, NusaBali
Lomba layang-layang virtual season 2.0 secara resmi dimulai pada Minggu (12/7). Pembukaan yang diselenggarakan di Hotel Puri Santrian, Sanur ini ditandai secara simbolis dengan penerbangan layangan kupu-kupu oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Selain dibuka dengan penerbangan layangan, acara pembukaan ini juga diisi dengan fashion show layangan yang menampilkan enam model yang berlenggak-lenggok sambil membawa layangan berwarna senada dengan pakaiannya. Rupanya, keenam model fashion layangan ini berasal dari Love.E Bali, sebuah label fashion dan desain yang berbasis di Ubud.
Perlombaan layangan yang dilakukan secara virtual ini merupakan kedua kalinya diadakan setelah pada 31 Mei 2020 lalu diadakan lomba layang-layang virtual untuk pertama kalinya yang bertemakan ‘Rare Angon vs Covid-19’. Di kali kedua lomba ini terlaksana dengan tema ‘Celepuk vs Kupu-kupu’, terdapat peningkatan jumlah peserta hingga lebih dari dua kali lipatnya.
Para peserta ini tak hanya berasal dari berbagai wilayah di Bali saja, namun juga diikuti oleh para pehobi layangan di luar Bali. “Jadi ini adalah kali kedua kita buat, season 2.0. Lomba pertama yang kita buat di tanggal 31 Mei kemarin itu ada 155 peserta dari seluruh Bali dan sekarang ada 380 peserta yang diikuti oleh seluruh kabupaten di Bali, nyebrang ke Penida, ke Lembongan, ke Ceningan, nyebrang lagi ke Lombok sampai Sulawesi Utara,” ungkap Kadek Suprapta Meranggi sebagai penggagas acara.
Lomba yang dilaksanakan secara virtual ini menggunakan aplikasi Zoom sebagai aplikasi yang dipilih untuk memantau para peserta lomba layang-layang kali ini. Untuk itu, Hotel Puri Santrian dijadikan ‘live center’ tempat juri memantau dan menilai para rare angon yang mengikuti lomba virtual ini.
Pemilihan Hotel Puri Santrian sebagai live center lomba layang-layang ini tak lepas dari dampak Covid-19 bagi dunia pariwisata Bali. “Saya ingin layang-layang ini bisa menjadi media promosi kebangkitan pariwisata Bali, sekaligus ingin menunjukkan bagaimana protokol kesehatan yang diaplikasikan sesuai dengan panduan dari PHRI, tentang bagaimana caranya kita menerima tamu yang akan menginap di hotel-hotel di Bali,” lanjut pegiat layangan yang akrab dengan sapaan Deck Sotto ini.
Teknis penilaian lomba layangan ini cukup unik. Penilaian yang telah dimulai dari sesi pra-seleksi melalui foto yang dikirimkan peserta untuk menaksir apakah layangan memiliki pewarnaan dan aero-dinamis yang bagus, yang akan dibuktikan melalui siaran zoom. Siaran zoom sendiri terbagi dalam 13 seri yang masing-masing sesinya menampilkan sekitar 30 layangan.
Kemudian, dewan juri juga akan menyeleksi video layangan yang akan ditampilkan, yang kemudian akan diadu untuk mencapai jumlah disukai terbanyak. “Jadi bukan kami yang akan menentukan juaranya siapa, tapi kami pilah mana layangan terbaik. Netizen yang akan memilih which one is the best dari ranking sepuluh sampai ranking satu,” papar Deck Sotto.
Sementara itu, Wagub Cok Ace yang membuka lomba layang-layang virtual mengapresiasi adanya kreativitas untuk menggelar lomba virtual ini. “Saya yakin acara ini nanti juga akan banyak diunggah di media-media sosial dan akan dilihat keseriusan dan kesungguhan kita di samping juga bagaimana menampilkan Bali yang tetap mempesona dan menarik,” ujar Wagub Cok Ace dalam sambutannya.*cr74
Selain dibuka dengan penerbangan layangan, acara pembukaan ini juga diisi dengan fashion show layangan yang menampilkan enam model yang berlenggak-lenggok sambil membawa layangan berwarna senada dengan pakaiannya. Rupanya, keenam model fashion layangan ini berasal dari Love.E Bali, sebuah label fashion dan desain yang berbasis di Ubud.
Perlombaan layangan yang dilakukan secara virtual ini merupakan kedua kalinya diadakan setelah pada 31 Mei 2020 lalu diadakan lomba layang-layang virtual untuk pertama kalinya yang bertemakan ‘Rare Angon vs Covid-19’. Di kali kedua lomba ini terlaksana dengan tema ‘Celepuk vs Kupu-kupu’, terdapat peningkatan jumlah peserta hingga lebih dari dua kali lipatnya.
Para peserta ini tak hanya berasal dari berbagai wilayah di Bali saja, namun juga diikuti oleh para pehobi layangan di luar Bali. “Jadi ini adalah kali kedua kita buat, season 2.0. Lomba pertama yang kita buat di tanggal 31 Mei kemarin itu ada 155 peserta dari seluruh Bali dan sekarang ada 380 peserta yang diikuti oleh seluruh kabupaten di Bali, nyebrang ke Penida, ke Lembongan, ke Ceningan, nyebrang lagi ke Lombok sampai Sulawesi Utara,” ungkap Kadek Suprapta Meranggi sebagai penggagas acara.
Lomba yang dilaksanakan secara virtual ini menggunakan aplikasi Zoom sebagai aplikasi yang dipilih untuk memantau para peserta lomba layang-layang kali ini. Untuk itu, Hotel Puri Santrian dijadikan ‘live center’ tempat juri memantau dan menilai para rare angon yang mengikuti lomba virtual ini.
Pemilihan Hotel Puri Santrian sebagai live center lomba layang-layang ini tak lepas dari dampak Covid-19 bagi dunia pariwisata Bali. “Saya ingin layang-layang ini bisa menjadi media promosi kebangkitan pariwisata Bali, sekaligus ingin menunjukkan bagaimana protokol kesehatan yang diaplikasikan sesuai dengan panduan dari PHRI, tentang bagaimana caranya kita menerima tamu yang akan menginap di hotel-hotel di Bali,” lanjut pegiat layangan yang akrab dengan sapaan Deck Sotto ini.
Teknis penilaian lomba layangan ini cukup unik. Penilaian yang telah dimulai dari sesi pra-seleksi melalui foto yang dikirimkan peserta untuk menaksir apakah layangan memiliki pewarnaan dan aero-dinamis yang bagus, yang akan dibuktikan melalui siaran zoom. Siaran zoom sendiri terbagi dalam 13 seri yang masing-masing sesinya menampilkan sekitar 30 layangan.
Kemudian, dewan juri juga akan menyeleksi video layangan yang akan ditampilkan, yang kemudian akan diadu untuk mencapai jumlah disukai terbanyak. “Jadi bukan kami yang akan menentukan juaranya siapa, tapi kami pilah mana layangan terbaik. Netizen yang akan memilih which one is the best dari ranking sepuluh sampai ranking satu,” papar Deck Sotto.
Sementara itu, Wagub Cok Ace yang membuka lomba layang-layang virtual mengapresiasi adanya kreativitas untuk menggelar lomba virtual ini. “Saya yakin acara ini nanti juga akan banyak diunggah di media-media sosial dan akan dilihat keseriusan dan kesungguhan kita di samping juga bagaimana menampilkan Bali yang tetap mempesona dan menarik,” ujar Wagub Cok Ace dalam sambutannya.*cr74
1
Komentar