Setya Novanto Didesak Lengser
Desakan agar Ketua DPR RI Setya Novanto lengser dan mundur dari kursi legislatif kian menguat, setelah yang bersangkutan dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait dugaan pencatutan nama Presiden dan Wapres soal kontrak PT Freeport. Setya Novanto yang Wakil Ketua Umum DPP Golkar dituding telah mempermalukan DPR.
Karena Dianggap Permalukan DPR
JAKARTA, NusaBali
Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Benny K Harman, termasuk salah satu yang paling lantang desak Setya Novanto mundur dari kursi Ketua Dewan, jika benar mencatut nama Presiden dan Wapres. Hal ini mutlak harus dilakukan, karena menyangkut nama baik Dewan.
"Apabila betul (mencataut nama Presiden dan Wapres), sebaiknya Setya Novanto segera mengundurkan diri dari DPR. Ini untuk nama baik DPR dan juga nama baik bangsa," tegas Benny kepada wartawan di Senayan, Jakarta, Selasa.
Desakan serupa juga muncul dari rekan anggota Komisi III DPR asal Fraksi Demokrat lainnya, Ruhut Sitompul. Dia mendesak MKD memberikan sanksi tegas sampai pencopotan terhadap Novanto. Bahkan, Ruhut hembuskan isu agar Pimpinan DPR dikocok ulang.
"Setelah kau tidak patuh MKD kemarin, ini sanksi berat. Karena itu, kau harus di-antar waktu-kan (diberhentikan) dan kita semua demi menyelamatkan DPR dari kehancuran karena ulah kalian, segera kocok ulang lagi Pimpinan DPR," tandas politisi nyentrik ini.
Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Desmon J Mahesa, juga punya pandangan serupa. Menurut Desmon, tak ada pilihan lain bagi Novanto kecuali mundur dari DPR. "Tak ada pilihan bagi kami anggota DPR. Kkalau perlu gentleman, dia mundur karena mempermalukan DPR," ujar Desmon seusai menerima laporan sejumlah pengusaha Sumut tentang mafia tanah di Ruang Komisi III DPR Senayan, Selasa kemarin. “Menurut saya, lebih terhormat Novanto mundur. Saya setuju mau kocok ulang atau nggak silakan saja," imbuhnya.
Desmond juga meminta MKD memproses kasus ini dengan transparan dan tegas. "Ujian terbesarnya adalah bisa nggak MKD dipercaya masyarakat? Atau kita lihat masyarakat masih percaya nggak terhadap DPR, kalau Pimpinan DPR saja dalam kapasitas bukan pribadi memperdagangkan jabatannya?" kritik Desmond.
Desmond menyebut bahwa tindakan Novanto telah memalukan lembaga DPR. Tindakan Novanto yang mengajak seorang pengusaha minyak bertemu Presdir Freeport itu dianggap hal yang tidak patut. "Ini merusak citra DPR," katanya.
Tindakan Novanto bertemu Presdirr Freeport dengan dugaan mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, dituding kian menampar wajah DPR. Versi pengamat sosial yang juga rohaniawan Katolik, Romo Benny Susetyo, selama ini persepsi publik terhadap DPR telanjur negatif, mulai dari kebiasaan membolos, tertidur saat sidang, hingga studi banding ke luar negeri.
Kini, muncul lagi dugaan pencatutan nama Presiden dan Wapres oleh Ketua DPR Setya Novanto.
Selanjutnya...
Komentar