nusabali

Bocah Kuasai 21 Bahasa Asing, Bupati Hadiahi 5 Kamus

  • www.nusabali.com-bocah-kuasai-21-bahasa-asing-bupati-hadiahi-5-kamus

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyerahkan lima kamus kepada Ni Putu Rista, bocah berusia 10 tahun yang menguasai 21 bahasa asing.

AMLAPURA, NusaBali

Sebab bocah dari Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, yang kini duduk di kesal IV SD Negeri 6 Besakih, tergolong ajaib dan langka di dunia. Apalagi Rista mampu berbahasa asing dengan belajar sendiri, hanya dengan mendengar dari wisatawan kemudian bertanya kepada pramuwisata yang mengantarnya.

“Ini memang anak ajaib, masih duduk di bangku kelas IV SD telah mampu menguasai 21 bahasa asing. Memang memiliki keistimewaan, selayaknya diteladani kemampuannya, begitu gigih belajar,” ujar Bupati Mas Sumatri saat menyerahkan lima kamus, didampingi Kadisdikpora I Gede Ariyasa dan ayah kandung Rista, I Wayan Dapid, di kediamannya, Sabtu (24/9).

Kamus lima bahasa asing yang diberikan Bupati Mas Sumatri, yakni, kamus Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, Bahasa Belanda, dan Bahasa Jepang.

Terkadang, kata Bupati Mas Sumatri, belajar satu bahasa saja sulit. “Ambil contoh, belajar bahasa Bali yang baik dan benar sesuai sor singgih (tata bahasa) terkadang kesulitan, apalagi 21 bahasa asing,” ujarnya.

Ternyata, lanjut Bupati Mas Sumatri, berkat kemampuannya berbahasa asing, nama Rista telah mendunia. Paling tidak sempat berkenalan dengan wisatawan dari 21 negara. “Sebab, setiap wisatawan asing ditawari kartu pos, terlebih dahulu memperkenalkan diri dan juga memperkenalkan keberadaan Pura Besakih,” tambahnya.

Karenanya, lanjut Bupati Mas Sumatri, wisatawan yang diajak berkomunikasi terkadang heran atas kemampuan bocah tersebut. Sebab, bocah berbadan kurus, kecil, mengerti bahasa asal wisatawan tersebut. “Ni Putu Rista telah menjadi kebanggaan masyarakat Karangasem, Bali, dan Indonesia,” tambahnya.

Ni Putu Rista, putri sulung dari dua bersaudara pasangan I Wayan Dapid dan Ni Wayan Parmi, sehari-hari mengaku jualan kartu pos pukul 13.00-14.30 Wita, sepulang sekolah. Sebab, selanjutnya ada tugas sekolah yang perlu dituntaskan. Jualan kartu pos, satu paket harganya Rp 10.000. “Setiap hari rata-rata dapat jualan Rp 30.000-Rp 50.000,” kata Ni Putu Rista, kelahiran 9 Oktober 2006.

Ni Putu Rista belajar bahasa asing secara otodidak, dari wisatawan dan pramuwisata. Jualan kartu pos sejak umur 5 tahun, bersama ibu kandungnya Ni Wayan Parmi, di Pura Besakih. Tetapi mulai belajar bahasa asing sejak umur 7 tahun, diawali bahasa Inggris, Jerman, Prancis, dan Belanda. Sebab, wisatawan asing yang sering datang dari empat negara itu. Sehingga empat bahasa asing itulah paling fasih diucapkan.

Ni Putu Rista kemudian secara perlahan belajar bahasa asing yang lainnya sehingga mampu mengerti 21 bahasa asing, yakni, Ceko, Slovenia, Rumania, Korea, Thailand, Rusia, Italia, Prancis, Portugis, Jerman, Spanyol, Norwegia, Macedonia, Jepang, Inggris, Luxemburg, Slovakia, Polandia, Hongaria, Denmark, dan Belanda.

“Kalau sekadar berkenalan, dan menawarkan foto, mampu menggunakan 21 bahasa asing itu. Kalau diajak berkomunikasi, belum saya pahami secara detail,” kata Ni Putu Rista, yang bercita-cita jadi guide.

Wayan Dapid mengakui, putrinya belajar sendiri untuk mengerti bahasa asing. Dia tidak terlalu memaksakan putrinya bekerja jualan kartu pos. “Prioritas utama adalah belajar, makanya dari kelas I hingga kelas IV juara kelas,” ucap Wayan Dapid. * k16

Komentar