Lima Direktur Kompak Jual Kepemilikan, Saham BCA Rontok
JAKARTA, NusaBali
Saham PT Bank Central Asia (Persero) Tbk atau BCA melorot pada perdagangan Senin (13/7) ke posisi terburuknya yaitu 30.700 atau turun 1,4 persen dari harga bukanya di 31.200.
Melansir RTI Infokom, tercatat saham perbankan kelas kakap itu bergerak hijau di awal perdagangan ke level tertingginya 31.200 sebelum merosot akibat lima direkturnya kompak melepas saham pribadinya. Lima direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ramai-ramai jual sahamnya di bank swasta itu. Totalnya ada saham BCA dilepas hingga Rp 20,25 miliar dalam empat hari berturut-turut.
Sepanjang Senin kemarin, emiten berkode BBCA ini mencatatkan beli bersih asing sebesar Rp17,31 miliar dengan transaksi sebesar Rp358,41 miliar dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,6 juta saham. Transaksi tersebut diketahui dari surat laporan perubahan kepemilikan saham dari kelima direktur BCA kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Surat itu diunggah melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Diketahui, lima direktur BCA menjual saham pribadinya pada periode 7 hingga 10 Juli lalu. Kelima direktur BCA yang menjual sahamnya meliputi Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur BCA Rudy Susanto, Direktur BCA Lianawaty Suwono, Direktur BCA Henry Koenaifi, dan Direktur Independen BCA Erwan Yuris Ang. Kelimanya, melepas saham dengan jumlah dan harga berbeda.
Jahja tercatat secara total melepas 100 ribu saham. Detailnya, sebanyak 50 ribu saham dijual pada harga Rp31.050 per saham di 9 Juli 2020. Dengan penjualan itu, kepemilikan saham Jahja sebelumnya 8.105.463 saham menjadi 8.005.463 saham usai transaksi. Kemudian, Jahja kembali menjual 25 ribu saham seharga Rp31.125 per saham dan sebanyak 25 ribu saham dengan harga Rp31.100 per saham. Kedua transaksi tersebut dilakukan pada 10 Juli 2020.
Untuk Rudy Susanto, secara akumulasi ia melepas 199.500 saham pada 9 Juli 2020. Rinciannya, sebanyak 54.500 saham dijual seharga Rp31.025. Sedangkan, mayoritas saham yang dijual atau 145.500 saham dilego dengan harga Rp31.000 per saham.
Dimintai informasi perihal aksinya jual saham perusahaan, Direktur Utama Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan transaksi saham biasa seperti yang banyak dilakukan para investor. "Saya nggak ngomong direksi yang lain, tapi ini saya ngomong buat diri saya sendiri. Ini cuma aksi jual saham biasa saja. Karena yang jual direksi saja jadi perhatian. Kalau saya lepas saham 10.000 juga mungkin orang tanya. Jadi nggak ada yang istimewa soal itu," tutur Jahja dikutip detikfinance, Senin (13/7). Ia pun berharap informasi ini tak lantas dibesar-besarkan dan membuat pasar saham bergerak tak menentu.*
Sepanjang Senin kemarin, emiten berkode BBCA ini mencatatkan beli bersih asing sebesar Rp17,31 miliar dengan transaksi sebesar Rp358,41 miliar dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,6 juta saham. Transaksi tersebut diketahui dari surat laporan perubahan kepemilikan saham dari kelima direktur BCA kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Surat itu diunggah melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Diketahui, lima direktur BCA menjual saham pribadinya pada periode 7 hingga 10 Juli lalu. Kelima direktur BCA yang menjual sahamnya meliputi Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur BCA Rudy Susanto, Direktur BCA Lianawaty Suwono, Direktur BCA Henry Koenaifi, dan Direktur Independen BCA Erwan Yuris Ang. Kelimanya, melepas saham dengan jumlah dan harga berbeda.
Jahja tercatat secara total melepas 100 ribu saham. Detailnya, sebanyak 50 ribu saham dijual pada harga Rp31.050 per saham di 9 Juli 2020. Dengan penjualan itu, kepemilikan saham Jahja sebelumnya 8.105.463 saham menjadi 8.005.463 saham usai transaksi. Kemudian, Jahja kembali menjual 25 ribu saham seharga Rp31.125 per saham dan sebanyak 25 ribu saham dengan harga Rp31.100 per saham. Kedua transaksi tersebut dilakukan pada 10 Juli 2020.
Untuk Rudy Susanto, secara akumulasi ia melepas 199.500 saham pada 9 Juli 2020. Rinciannya, sebanyak 54.500 saham dijual seharga Rp31.025. Sedangkan, mayoritas saham yang dijual atau 145.500 saham dilego dengan harga Rp31.000 per saham.
Dimintai informasi perihal aksinya jual saham perusahaan, Direktur Utama Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan transaksi saham biasa seperti yang banyak dilakukan para investor. "Saya nggak ngomong direksi yang lain, tapi ini saya ngomong buat diri saya sendiri. Ini cuma aksi jual saham biasa saja. Karena yang jual direksi saja jadi perhatian. Kalau saya lepas saham 10.000 juga mungkin orang tanya. Jadi nggak ada yang istimewa soal itu," tutur Jahja dikutip detikfinance, Senin (13/7). Ia pun berharap informasi ini tak lantas dibesar-besarkan dan membuat pasar saham bergerak tak menentu.*
Komentar