Cabor Aeromodelling Biasa Mandiri
GIANYAR, NusaBali
Tidak lagi dicairkannya uang insentif latihan bagi atlet Pelatda Bali oleh KONI Bali ternyata tidak memberikan dampak berarti bagi atlet aeromodelling Bali.e
Pihak Ketua Pengprov Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Pordirga Aeromodelling Bali, Sunarto Effendi menegaskan cabornya terbiasa menggunakan anggaran mandiri selama proses latihan. Bahkan hal itu telah dilakukan jauh sebelum ada uang insentif latihan. "Kami menekuni aeromodelling sejak 2004 yang lalu. Artinya sudah 16 tahun di aeromodelling, dan sejak itu pula kami dalam perjalanannya tidak pernah mempermasalahkan anggaran dari KONI Bali. Bahkan kami tergolong jarang mengajukan anggaran. Semua itu karena hobi, makanya pengeluaran dana pribadi menjadi hal yang bisa bagi kami," ucap Sunarto Efendi, Selasa (14/7).
Semua itu dilakukan karena senang dan tanpa beban. Bahkan saat ada uang tali kasih dari KONI untuk atletnya, tidak menjadi suatu kebanggan tersendiri Sebab, mulai dari menyiapkan alat latihan, dan fasilitas penunjang lainnya sudah biasa dari kocek pribadinya. "Kalau untuk latihan kami sudah biasa, datang jauh-jauh dari Nusa Dua ke Pantai Siyut Gianyar. Dan, tidak merasa beban. Tidak adanya uang insentif latihan yang kini diubah menjadi dana tali kasih, tidak menjadi masalah," tegas Sunarto Efendi.
Pihaknya baru mengajukan anggaran saat akan ikut rakernas, mengikuti try out atau menggelar try in. Bahkan berapa pun disetujui anggaran tidak menjadi masalah. Selebihnya pihaknya yang akan menutupinya. "Kalau usulan rapid test kami sifatnya ikut-ikut saja. Kalau ada dari KONI Bali kami siap mengikutinya. Dan, jika tidak, kami tidak permasalahkan. Karena atlet kami hanya dua orang. Sehingga saat latihan, sangat mudah mengatur jaga jarak atlet," terang Sunarto Efendi.
Kata Sunarto Efendi yang juga pelatih aeromodelling Bali itu menegaskan, atletnya Reza Milenia Eka Suci (putri) dari Kabupaten Badung yang akan turun di kategori OHLG (Out door Hand Launcher Glider) TLG, kategori Glider F1 A terbang bebas, dan kategori Glider F2 A terbang bebas sayap panjang, dan atlet putra berasal dari Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Suarnawa. Untuk putra akan main di kategori Pylon Race kelas FAI, dan Pylon Race kelas INA, tetap semangat menjalani proses latihan di Pantai Siyut Gianyar. Latihan dua kali dalam seminggu setiap hari Sabtu dan Minggu. Pria yang juga pengajar di Sekolah SMK Penerbangan Cakra Nusantara Bali itu menegaskan, harapannya tahun depan bisa menggelar Kejurda. Kejurda dipakai sebagai ajang pemanasan atlet PON. Bahkan saat proses latihan sekarang ini, tidak hanya mengajar dua atlet peraih tiket PON aja. Sebanyak10 atlet potensial ikut diajak latihan bareng.
Sebelum pandemi Covid-19 merebak, peserta latihan bisa menxapai 20-25 orang per sekali latihan.. "Kami juga perlu regenerasi atlet. Makanya sambil mematangkan atlet PON, atlet lainnya juga ikut digabung latihan. Terutama yang potensial mewakili Bali di event lainnya nanti," papar Sunarto Efendi. *dek
Komentar