Oka Sulaksana Raih Emas di 7 Kali PON
Kontingen Bali berhasil menambah 4 medali emas dalam laga hari kesemnbilan PON XIXI 2016 di Jawa Barat, Minggu (25/9).
Setelah berjaya kemarin, Oka Sulaksana masih berpeluang tyambah medali emas di nomor RSX Putra, sementara Nyoman Suiartana berpeluang tambah emas di nomor RS One Marathon Putra. Sebab, hingga race 8 dari 12 race yang direncanakan, keduanya masih menempati posisi teratasw di ahtara atlet asal daerah lainnya.
Selain Oka Sulaksana dan Nyoman Suartana, satu atlet Bali lainnya juga berpeluang tambah medali emas dari cabang layar, yakni Gede Subagiasa. Sebab, hingga race 8, Subagiasa masih menempati peringkat nomor Mod Putra. Dia unggul jauh dari atlet daerah lain yang menguntitnya di belakang. Jadi, cabang layar potensial sabet total 5 medali emas di PON XIX 2016.
Ini jauh melebihi prestasi di PON XVIII 2012 silam, ketika Bali sabet 1 medali emas, 1 perak, 1 perunggu dari cabang layar. Perlu dicatat, dalam PON 2012 lalu, Oka Sulaksana juga jadi penyumbang medali emas bagi konti8ngen Bali melalui nomor spesailisasinya, Heavy Mistral One Design. Sedangkan Gede Subagiasa kala itu hanya sumbangkan perunggi dari nomor Mistral One Design Ringan.
Dengan sukses di PON XIX 2016, berarti Oka Sulaksana sudah mempersembahkan medali emas secara beruntun dalam 7 gelaran PON terakhir. Oka Sulaksana sendiri telah membela Bali dalam 8 kali PON sejak PON XII 1989 di Jakarta, Namun, dari 8 kali tampil di ajang PON, dia sempat gagal meraih emas di ajang perdananya pada 1989. Barulah sejak PON XIII 1993 di Jakarta, Oka Sulaksana langganan menyabet emas dan itu dilakukannya sampai enam kali hingga PON XIX 2012 di Jawa barat. Selain itu, Oka Sulaksana juga atlet langganan peraih emas SEA Games sejak pesta di Manila 1991.
Dalam PON XIX 2016, Oka Sulaksana bahkan berpeluang sabet sekaligus 2 medali emas. Atlet gaek berusia 45 tahun kelahiran Sanur, Denpasar Selatan, 29 April 1971 ini menjadi legenda hidup dengan prestasi yang sulit ditandingi siapa pun.
Kepada NusaBali, Oka Sulaksana mengakui persoalan angin menjadi kendala di race terakhir, Minggu kemarin. Beruntung, berkat pengalamannya, dia mampu mengatasi situasi dan akhirnya sabet medali emas. “Selanjutnya, saya berharap dapat medali emas lagi di nomor RSX Putra. Saya optoimistis mampu mewujudkannya. Mudah-mudahan bisa,” tutur atlet kawakan yang telah dikaruniai empat anak dari pernikahannya dengan Anak Agung Made Dwi Arini ini.
Sementara itu, Nadya Putri Virgita berhasil mempertahankan medali emas dari cabang panjat tebing. Pemegang medali emas PON XVIII 2012 ini kembali sabet medali emas nomor bourder perorangan putri di PON XIX 2016. Dalam laga yang berakhir Minggu kemarin, Nadya mengungguli Fitria Hartani (asal Jatim/yang raih perak) dan Nurul Igamah (dari NTB/raih perunggu).
Ini untuk kedua kalinya secara beruntun bagi Nadya menyumbangkan emas bagi kontingen Bali di arena PON. Dalam PON 2012 lalu di Riau, Nadya bahkan sukses sabet dua medali, masing-masing emas di nomor bourder perorangan putri dan perak di nomor lead perorangan putri.
Setelah sukses sabet emas di nomor bourder perorangan putri, Nadya masih punya kans sabet medali emas di nomor boulder mix. Dia pun berjanji akan tampil all out agar bisa meraih dua medali emas bagi kontingen Bali.
"Meskipun sulit dan kami baru bangkit dari cedera, tapi saya bersyukur telah dapat satu emas. Saya ingin tambah medali dari nomor border mix,” tegas Nadya saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin. Jika berhasil, ini akan jadi kado istimewa untuk untuk Ultah ke-22 Nadya Putri Virgita yang jatuh pada 20 September 2016 lalu.
Sedangkan pelatih Panjat Tebing PON Bali, Patrisius Doris Bria, mengatakan para atlet akan bertarung berebeut medali hingga Selasa (27/9) besok. Medali emas tambahan diharapkan bisa muncul dari nomor bourder mix melalui kwarter Nadya Putri Virgita-Julianto Prastyawan-Bayu-Ni Luh Karmila. "Mudah-mudahan dari tiga nomor yang tersisa, ada tambahan medali emas bagi Bali, guna memenuhi target 2 keping emas dari cabor panjat tebing," harap Patrisius Doris Bria. * dek,nar
Selain Oka Sulaksana dan Nyoman Suartana, satu atlet Bali lainnya juga berpeluang tambah medali emas dari cabang layar, yakni Gede Subagiasa. Sebab, hingga race 8, Subagiasa masih menempati peringkat nomor Mod Putra. Dia unggul jauh dari atlet daerah lain yang menguntitnya di belakang. Jadi, cabang layar potensial sabet total 5 medali emas di PON XIX 2016.
Ini jauh melebihi prestasi di PON XVIII 2012 silam, ketika Bali sabet 1 medali emas, 1 perak, 1 perunggu dari cabang layar. Perlu dicatat, dalam PON 2012 lalu, Oka Sulaksana juga jadi penyumbang medali emas bagi konti8ngen Bali melalui nomor spesailisasinya, Heavy Mistral One Design. Sedangkan Gede Subagiasa kala itu hanya sumbangkan perunggi dari nomor Mistral One Design Ringan.
Dengan sukses di PON XIX 2016, berarti Oka Sulaksana sudah mempersembahkan medali emas secara beruntun dalam 7 gelaran PON terakhir. Oka Sulaksana sendiri telah membela Bali dalam 8 kali PON sejak PON XII 1989 di Jakarta, Namun, dari 8 kali tampil di ajang PON, dia sempat gagal meraih emas di ajang perdananya pada 1989. Barulah sejak PON XIII 1993 di Jakarta, Oka Sulaksana langganan menyabet emas dan itu dilakukannya sampai enam kali hingga PON XIX 2012 di Jawa barat. Selain itu, Oka Sulaksana juga atlet langganan peraih emas SEA Games sejak pesta di Manila 1991.
Dalam PON XIX 2016, Oka Sulaksana bahkan berpeluang sabet sekaligus 2 medali emas. Atlet gaek berusia 45 tahun kelahiran Sanur, Denpasar Selatan, 29 April 1971 ini menjadi legenda hidup dengan prestasi yang sulit ditandingi siapa pun.
Kepada NusaBali, Oka Sulaksana mengakui persoalan angin menjadi kendala di race terakhir, Minggu kemarin. Beruntung, berkat pengalamannya, dia mampu mengatasi situasi dan akhirnya sabet medali emas. “Selanjutnya, saya berharap dapat medali emas lagi di nomor RSX Putra. Saya optoimistis mampu mewujudkannya. Mudah-mudahan bisa,” tutur atlet kawakan yang telah dikaruniai empat anak dari pernikahannya dengan Anak Agung Made Dwi Arini ini.
Sementara itu, Nadya Putri Virgita berhasil mempertahankan medali emas dari cabang panjat tebing. Pemegang medali emas PON XVIII 2012 ini kembali sabet medali emas nomor bourder perorangan putri di PON XIX 2016. Dalam laga yang berakhir Minggu kemarin, Nadya mengungguli Fitria Hartani (asal Jatim/yang raih perak) dan Nurul Igamah (dari NTB/raih perunggu).
Ini untuk kedua kalinya secara beruntun bagi Nadya menyumbangkan emas bagi kontingen Bali di arena PON. Dalam PON 2012 lalu di Riau, Nadya bahkan sukses sabet dua medali, masing-masing emas di nomor bourder perorangan putri dan perak di nomor lead perorangan putri.
Setelah sukses sabet emas di nomor bourder perorangan putri, Nadya masih punya kans sabet medali emas di nomor boulder mix. Dia pun berjanji akan tampil all out agar bisa meraih dua medali emas bagi kontingen Bali.
"Meskipun sulit dan kami baru bangkit dari cedera, tapi saya bersyukur telah dapat satu emas. Saya ingin tambah medali dari nomor border mix,” tegas Nadya saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin. Jika berhasil, ini akan jadi kado istimewa untuk untuk Ultah ke-22 Nadya Putri Virgita yang jatuh pada 20 September 2016 lalu.
Sedangkan pelatih Panjat Tebing PON Bali, Patrisius Doris Bria, mengatakan para atlet akan bertarung berebeut medali hingga Selasa (27/9) besok. Medali emas tambahan diharapkan bisa muncul dari nomor bourder mix melalui kwarter Nadya Putri Virgita-Julianto Prastyawan-Bayu-Ni Luh Karmila. "Mudah-mudahan dari tiga nomor yang tersisa, ada tambahan medali emas bagi Bali, guna memenuhi target 2 keping emas dari cabor panjat tebing," harap Patrisius Doris Bria. * dek,nar
1
2
Komentar