Anggur Hitam Masih Jadi Unggulan Buleleng
Sektor pertanian di Buleleng saat ini sedang menggiatkan peningkatan produktivitas komoditas unggulan.
SINGARAJA, NusaBali
Salah satunya, komoditas anggur hitam yang sudah dikembangkan puluhan tahun di sejumlah wilayah di Buleleng.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng, Nyoman Swatantra, Senin (26/9), mengatakan varietas anggur hitam di Buleleng masih menjadi buah favorit yang digemari masyarakat luas. Pemasarannya pun selain memenuhi pasar lokal Bali juga banyak dikirim ke luar daerah, antara lain Pulau Jawa. "Anggur hitam produksi Buleleng biasanya untuk buah konsumsi dan biasanya banyak dibutuhkan untuk sarana upacara," kata Swatantra.
Ia mengatakan produksi anggur hitam sebagai komoditas unggulan Buleleng meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut tergambar dari jumlah produksi tahun 2015 yang mencapai 11.088 ton, dari 363.348 pohon meningkat dari produksi tahun 2014 yang mencapai 9.474 ton dari 357.790 pohon.
Selain mengembangkan varietas anggur hitam, Buleleng juga tengah mencoba mengembangkan varietas anggur hijau di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Produksi anggur hijau tersebut pun kini didistribusikan untuk ke pabrik wine di Gianyar. Varietas anggur merah yang baru dikembangkan tahun ini di lahan seluas hektar baru melewati panen pertama.
Sementara itu pengembangan pertanian anggur di Buleleng menjadi mata pencaharian utama. Seperti dialami Gede Wisnaya, warga asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng. Saat ini harga buah anggur hitam perkilogramnya Rp 80.000. Harga tersebut pun masih membawa angin segar bagi para petani. "Ini panen kedua dari tiga kali dalam setahun, harganya lagi bagus, berbeda waktu panen pertama," katanya.
Dengan pengembangan komoditas unggulan anggur hitam, diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan petani. "Untuk hasil produksi maksimal kami terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para petani," kata dia. * k23.
Salah satunya, komoditas anggur hitam yang sudah dikembangkan puluhan tahun di sejumlah wilayah di Buleleng.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng, Nyoman Swatantra, Senin (26/9), mengatakan varietas anggur hitam di Buleleng masih menjadi buah favorit yang digemari masyarakat luas. Pemasarannya pun selain memenuhi pasar lokal Bali juga banyak dikirim ke luar daerah, antara lain Pulau Jawa. "Anggur hitam produksi Buleleng biasanya untuk buah konsumsi dan biasanya banyak dibutuhkan untuk sarana upacara," kata Swatantra.
Ia mengatakan produksi anggur hitam sebagai komoditas unggulan Buleleng meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut tergambar dari jumlah produksi tahun 2015 yang mencapai 11.088 ton, dari 363.348 pohon meningkat dari produksi tahun 2014 yang mencapai 9.474 ton dari 357.790 pohon.
Selain mengembangkan varietas anggur hitam, Buleleng juga tengah mencoba mengembangkan varietas anggur hijau di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Produksi anggur hijau tersebut pun kini didistribusikan untuk ke pabrik wine di Gianyar. Varietas anggur merah yang baru dikembangkan tahun ini di lahan seluas hektar baru melewati panen pertama.
Sementara itu pengembangan pertanian anggur di Buleleng menjadi mata pencaharian utama. Seperti dialami Gede Wisnaya, warga asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng. Saat ini harga buah anggur hitam perkilogramnya Rp 80.000. Harga tersebut pun masih membawa angin segar bagi para petani. "Ini panen kedua dari tiga kali dalam setahun, harganya lagi bagus, berbeda waktu panen pertama," katanya.
Dengan pengembangan komoditas unggulan anggur hitam, diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan petani. "Untuk hasil produksi maksimal kami terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para petani," kata dia. * k23.
1
Komentar