Atlet Silat Bali Siapkan Operasional Mandiri
DENPASAR, NusaBali
Atlet pencak silat PON Bali dipastikan menyiapkan operasional secara mandiri, saat akan latihan tatap muka bersama di Lapangan Bajra Sandi Denpasar.
Persiapan itu untuk menunjang aktivitas latihan, mulai alat latihan, air minum dan kudapan (camilan). "Selama kami sebagai pelatih, atlet pencak silat cukup profesional soal biaya operasional itu. Mereka terbiasa menyiapkan segala keperluan secara mandiri. Jadi, tidak perlu dikawatirkan lagi saat uang insentif latihan dihentikan KONI Bali," kata Pelatih Silat Bali, I Gusti Made Semarajaya, Kamis (16/7).
Gusti Semarajaya menegaskan, sikap profesional itu sering ditunjukkan para pesilat selama dirinya menjadi pelatih PON Bali. Dengan demikian, saat latihan tidak lagi mengarahkan soal operasional, mulai transport dan keperluan lainnya.
Menurutnya, mereka sadar secara mandiri dan loyal dalam menekuni cabor pencak silat. Karena proyeksi daripada atet adalah mengincar prestasi. Sehingga apa yang menjadi penunjang pasti akan dilakukan dengan maksimal. Meskipun itu biaya mandiri dari atlet.
Sebab, kata Semarajaya, pihaknya sadar jika memang ada anggaran dari KONI Bali, pasti akan langsung diberikan ke atlet. Namun kondisi saat ini tidak memungkinkan dapat uang insentif latihan lagi. Jadi, kebutuhan itu ditutupi atlet secara mandiri dan sikap profesional.
"Saat ini kan terbentur anggaran KONI Bali. Kalau ada pasti diperhatikan. Dan, bagi pencak silat tidak pernah bicara soal uang seperti itu. Kita terlalu senang melakukan latihan karena sudah merupakan hobi," kata Semarajaya, yang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Bali itu.
Pria asal Petang, Badung itu menambahkan, atlet dan pelatih tidak pernah membingungkan soal biaya operasional. Karena dilakukan atas dasar kesadaran tersendiri ingin meraih prestasi. Atlet juga tetap mengimbanginya dengan makan nutrisi.
“Sampai saat ini belum ada istilah latihan akan diforsir, apalagi PON Papuan masih sangat jauh," tandas Gusti Semarajaya.
Meski akan menggelar latihan bersama, kata Semarajaya, tetap ada batasannya. Volume gerakan atlet masih dalam konteks menjaga kebugaran lebih dulu. Sekaligus menyamakan persepsi kembali pasca latihan mandiri dirumah.
"Kita baru teknik dan menjaga irama gerakan. Power jelas belum. Kasihan juga atlet jika digembleng sejak sekarang, nanti saat PON malah kondisinya drop," kata Gusti Semarajaya. *dek
Gusti Semarajaya menegaskan, sikap profesional itu sering ditunjukkan para pesilat selama dirinya menjadi pelatih PON Bali. Dengan demikian, saat latihan tidak lagi mengarahkan soal operasional, mulai transport dan keperluan lainnya.
Menurutnya, mereka sadar secara mandiri dan loyal dalam menekuni cabor pencak silat. Karena proyeksi daripada atet adalah mengincar prestasi. Sehingga apa yang menjadi penunjang pasti akan dilakukan dengan maksimal. Meskipun itu biaya mandiri dari atlet.
Sebab, kata Semarajaya, pihaknya sadar jika memang ada anggaran dari KONI Bali, pasti akan langsung diberikan ke atlet. Namun kondisi saat ini tidak memungkinkan dapat uang insentif latihan lagi. Jadi, kebutuhan itu ditutupi atlet secara mandiri dan sikap profesional.
"Saat ini kan terbentur anggaran KONI Bali. Kalau ada pasti diperhatikan. Dan, bagi pencak silat tidak pernah bicara soal uang seperti itu. Kita terlalu senang melakukan latihan karena sudah merupakan hobi," kata Semarajaya, yang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Bali itu.
Pria asal Petang, Badung itu menambahkan, atlet dan pelatih tidak pernah membingungkan soal biaya operasional. Karena dilakukan atas dasar kesadaran tersendiri ingin meraih prestasi. Atlet juga tetap mengimbanginya dengan makan nutrisi.
“Sampai saat ini belum ada istilah latihan akan diforsir, apalagi PON Papuan masih sangat jauh," tandas Gusti Semarajaya.
Meski akan menggelar latihan bersama, kata Semarajaya, tetap ada batasannya. Volume gerakan atlet masih dalam konteks menjaga kebugaran lebih dulu. Sekaligus menyamakan persepsi kembali pasca latihan mandiri dirumah.
"Kita baru teknik dan menjaga irama gerakan. Power jelas belum. Kasihan juga atlet jika digembleng sejak sekarang, nanti saat PON malah kondisinya drop," kata Gusti Semarajaya. *dek
Komentar