Pemdes Cempaga Bangun Bak Penampungan Air
Poyek penampungan air ini sebagai antisipasi krisis air selama musim kemarau.
SINGARAJA, NusaBali
Untuk mengantisipasi krisis air selama musim kemarau mendatang, Pemerintah Desa Cempaga, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng membangun bak penampungan air bersih yang mampu menampung sedikitnya 500 kubik air. Pembuatan bak berukuran 14 x 10 meter dengan tinggi sekitar 3,5 meter tersebut sudah berjalan sejak Selasa (14/7) kemarin menggunakan alat berat dan ditargetkan selesai dalam dua bulan ke depan.
Perbekel Desa Cempaga Putu Suarjaya saat ditemui NusaBali mengatakan, bak penampungan air bersih tersebut dibangun untuk mencukupi kebutuhan air bersih sekitar 300 KK warga Tempekan Gunungsari, Banjar Dinas Corot, Desa Cempaga. Dikatakannya, meskipun air PAM sudah masuk ke Desa Cempaga namun khusus untuk wilayah Tempekan Gunungsari masih kesulitan untuk mengakses air karena pipa yang mengalirkan air belum menjangkau daerah tersebut.
Pembuatan bantuan penampungan air bersih ini awalnya ditujukan kepada Kelompok Petani Langkeng Sari yang sebagian besar adalah warga Gunungsari untuk menunjang aktivitas pertanian. "Selaku Perbekel saya mengusulkan melalui kelompok tani ini kepada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Usulan tersebut kemudian diteruskan ke Dinas Pertanian Provinsi. Akhirnya dibuatlah dana bantuan embung (bak) dengan anggaran sebesar Rp 120 juta," bebernya, Kamis (16/7).
Ia mengungkapkan kebutuhan air warga Tampekan Gunungsari setiap bulannya mencapai 10 kubik di luar penggunaan di bidang pertanian. Dengan adanya bak penampungan air ini diharapkan bisa memenuhi pasokan air untuk pertanian warga. Kemudian sisanya juga akan digunakan untuk keperluan rumah tangga. "Sebenarnya fungsi utamanya adalah untuk pertanian. Tapi mengingat kebutuhan rumah tangga masyarakat akan air ya akan kami tampung juga," tambah Suarjaya.
Selama ini pasokan kebutuhan air warga yang masuk dalam kawasan Bali Aga tersebut mengandalkan pembelian dari mobil tangki. Harga per-kubik air bersih biasa dibeli dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu. Dengan kehadiran bak penampungan air nanti, warga Tampekan Gunungsari dijanjikan mendapatkan air bersih dengan harga yang jauh lebih murah yakni hanya Rp 15 ribu per-kubik. "Dan itu bisa kami turunkan harga lagi ketika sudah berjalan dengan baik," kata pria kelahiran tahun 1978 ini.
Perbekel yang dilantik pada Desember 2015 lalu ini menambahkan bak akan menampung air saat musim hujan untuk digunakan saat musim kemarau. Guna mengantisipasi kendala gravitasi yang tajam, pihaknya akan menyiapkan dua mesin pompa masing-masing berkekuatan 131 kilowatt untuk mengalirkan air di ketinggian 350 meter. "Karena kendala gravitasi yang tajam, sehingga perlu peralatan ekstra. Astungkara bisa selesai lebih cepat sehingga distribusi air di musim kemarau bisa lancar," tutup Suarjaya.*cr75
Perbekel Desa Cempaga Putu Suarjaya saat ditemui NusaBali mengatakan, bak penampungan air bersih tersebut dibangun untuk mencukupi kebutuhan air bersih sekitar 300 KK warga Tempekan Gunungsari, Banjar Dinas Corot, Desa Cempaga. Dikatakannya, meskipun air PAM sudah masuk ke Desa Cempaga namun khusus untuk wilayah Tempekan Gunungsari masih kesulitan untuk mengakses air karena pipa yang mengalirkan air belum menjangkau daerah tersebut.
Pembuatan bantuan penampungan air bersih ini awalnya ditujukan kepada Kelompok Petani Langkeng Sari yang sebagian besar adalah warga Gunungsari untuk menunjang aktivitas pertanian. "Selaku Perbekel saya mengusulkan melalui kelompok tani ini kepada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Usulan tersebut kemudian diteruskan ke Dinas Pertanian Provinsi. Akhirnya dibuatlah dana bantuan embung (bak) dengan anggaran sebesar Rp 120 juta," bebernya, Kamis (16/7).
Ia mengungkapkan kebutuhan air warga Tampekan Gunungsari setiap bulannya mencapai 10 kubik di luar penggunaan di bidang pertanian. Dengan adanya bak penampungan air ini diharapkan bisa memenuhi pasokan air untuk pertanian warga. Kemudian sisanya juga akan digunakan untuk keperluan rumah tangga. "Sebenarnya fungsi utamanya adalah untuk pertanian. Tapi mengingat kebutuhan rumah tangga masyarakat akan air ya akan kami tampung juga," tambah Suarjaya.
Selama ini pasokan kebutuhan air warga yang masuk dalam kawasan Bali Aga tersebut mengandalkan pembelian dari mobil tangki. Harga per-kubik air bersih biasa dibeli dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu. Dengan kehadiran bak penampungan air nanti, warga Tampekan Gunungsari dijanjikan mendapatkan air bersih dengan harga yang jauh lebih murah yakni hanya Rp 15 ribu per-kubik. "Dan itu bisa kami turunkan harga lagi ketika sudah berjalan dengan baik," kata pria kelahiran tahun 1978 ini.
Perbekel yang dilantik pada Desember 2015 lalu ini menambahkan bak akan menampung air saat musim hujan untuk digunakan saat musim kemarau. Guna mengantisipasi kendala gravitasi yang tajam, pihaknya akan menyiapkan dua mesin pompa masing-masing berkekuatan 131 kilowatt untuk mengalirkan air di ketinggian 350 meter. "Karena kendala gravitasi yang tajam, sehingga perlu peralatan ekstra. Astungkara bisa selesai lebih cepat sehingga distribusi air di musim kemarau bisa lancar," tutup Suarjaya.*cr75
1
Komentar