Balian dari Bugbug Tawarkan Obat Covid-19
AMLAPURA, NusaBali
Seorang balian (dukun) asal Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, I Wayan Mas Suyasa, menawarkan obat mujarab untuk menyembuhkan pasien positif Covid-19.
Obat mujarab yang ditawarkan Wayan Mas Suyasa tersebut berupa ramuan arak Bali, madu, dan jeruk nipis. Obat mujarab tersebut ditawarkan Wayan Mas Suyasa dalam pertemuan sosialisasi cegah Covid-19 di Bale Desa Bugbug, Jumat (17/7). Pertemuan yang melibatkan
Bidang Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Karangasem, GTPP Covid-19 Kecamatan Karangasem, dan Satgas Desa Bugbug itu digelar menyusul terjadinya lonjakan 11 kasus positif Covid-19 di Desa Bugbug, Kamis (16/7).
Dalam paparannya di hadapan GTPP Covid-19 Karangasem, Wayan Mas Suyasa mengaku telah membuktikan mujarabnya ramuan yang disebutnya sebagai obat untuk pasien Corona tersebut. Menurut Mas Suyasa, ramuan itu berisi satu seloki arak Bali, satu sendok madu, dan air jeruk nipis.
"Saya sudah buktikan khasiat ramuan ini kepada satu pasien positif Covid-19 yang datang ke rumah dengan keluhan sakit pada paru-paru. Setelah dites kembali, hasilnya negatif. Menurut saya, ini memang tergantung keyakinan masing-masing. Tapi, tidak ada salahnya mencoba. Lagipula, tidak ada efek samping mengkonsumsi ramuan tersebut," jelas Mas Suyasa, balian yang kini menjabat Bendesa Adat Bugbug.
Sebenarnya, kata Mas Suyasa, virus itu sudah ada sejak manusia mulai ada. "Karenanya, tidak usah panik menghadapi virus Corona. Yang penting, imunitas kita tetap terjaga. Kita juga mesti ikuti protokol kesehatan cegah Covid-19, seperti pakai master dan cuci tangan di air mengalir,” lanjut mantan Wakil Ketua DPRD Karangasem 2004-2009 dari Fraksi Golkar ini.
Di sisi lain, Koordinator Bidang Kesehatan GTPP Covid-19 Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengapresiasi inovasi Bendesa Adat Bugbug, Wayan Mas Suyasa, yang menawarkan ramuan tradisional untuk menyembuhkan pasien Corona. "Memang semua diawali keyakinan masing-masing,” jelas Putra Pertama.
Sementara itu, acara sosialisasi cegah Covid-19 di Bale Desa Bugbug, Jumat, dihadiri pula Ketua GTPP Covid-19 Kecamatan Karangasem Cok Alit Surya Prabawa, Ketua Satgas Desa Bugbug I Gede Sutedja, Kapolsek Karangasem Kompol I Ketut Suartika Adnyana, Danramil Karangasem Kapten Inf Arif Budi, dan Kalak BPBD Ida Ketut Arimbawa. Dalam pertemuan itu, diputuskan keluarga darei 11 warga Desa Bugbug yang positif Covid-19 wajib menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. 7 k16
Sebelumnya, seorang transmigran asal Bali yang kini tinggal di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Nyoman Subamio, 54, juga mengklaim ramuan Mio Kopi buatannya bisa menjadi obat bagi pasien Covid-19. Berbagai cara telah dilakukan untuk membuktikan Mio Kopi ramuannya memang berkhasiat, termasuk mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo.
Menurut Subamio, untuk membuktikan ramuan Mio Kopi-nya berkhasiat, cukup memberikannya kepada 3 pasien Covid-19. Kemudian, beri waktu selama 7 hari untuk menyembuhkan mereka dengan ramuan Mio Kopi. Dia yakin bisa menyembuhkan pasien Covid-19, lantaran resep ramuan Mio Kopi diperolehnya langsung dari kitab suci.
"Setiap hari saya rajin meditasi dan hafal doa-doa. Saya pemuja Dewa Krisna, Dewa Rama, dan Dewi Saraswati. Ketika Hari Raya Nyepi, Maret 2020 lalu, alam bawah sadar saya mengatakan kopi bisa menyembuhkan pasien Covid-19. Jadi, saya mendapatkan ilham dan itu juga ada di kitab suci," jelas Nyoman Subamio kepoada NusaBali per telepon, beberapa waktu lalu.
Sayangnya, ketika ditanya apakah ramuan kopinya ada campuran bahan lain dan di bagian kitab suci mana yang menjelaskan tentang itu, Subamio enggan mengatakannya. "Mengenai hal tersebut, nanti-lah jika sudah terbukti, akan saya jelaskan. Nanti saya akan bicara lagi di channel YouTube saya," tandasnya.
Nyoman Subamio sendiri kesehariannya adalah seorang petani yang punya kemampuan melakukan pengobatan alternatif. Sejak 2 tahun lalu, petani jebolan SMA PGRI Seputih Raman, Lampung Selatan ini membuka praktik pengobatan alternatif yang diberi tajuk Mio Terapi. *k16
Bidang Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Karangasem, GTPP Covid-19 Kecamatan Karangasem, dan Satgas Desa Bugbug itu digelar menyusul terjadinya lonjakan 11 kasus positif Covid-19 di Desa Bugbug, Kamis (16/7).
Dalam paparannya di hadapan GTPP Covid-19 Karangasem, Wayan Mas Suyasa mengaku telah membuktikan mujarabnya ramuan yang disebutnya sebagai obat untuk pasien Corona tersebut. Menurut Mas Suyasa, ramuan itu berisi satu seloki arak Bali, satu sendok madu, dan air jeruk nipis.
"Saya sudah buktikan khasiat ramuan ini kepada satu pasien positif Covid-19 yang datang ke rumah dengan keluhan sakit pada paru-paru. Setelah dites kembali, hasilnya negatif. Menurut saya, ini memang tergantung keyakinan masing-masing. Tapi, tidak ada salahnya mencoba. Lagipula, tidak ada efek samping mengkonsumsi ramuan tersebut," jelas Mas Suyasa, balian yang kini menjabat Bendesa Adat Bugbug.
Sebenarnya, kata Mas Suyasa, virus itu sudah ada sejak manusia mulai ada. "Karenanya, tidak usah panik menghadapi virus Corona. Yang penting, imunitas kita tetap terjaga. Kita juga mesti ikuti protokol kesehatan cegah Covid-19, seperti pakai master dan cuci tangan di air mengalir,” lanjut mantan Wakil Ketua DPRD Karangasem 2004-2009 dari Fraksi Golkar ini.
Di sisi lain, Koordinator Bidang Kesehatan GTPP Covid-19 Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengapresiasi inovasi Bendesa Adat Bugbug, Wayan Mas Suyasa, yang menawarkan ramuan tradisional untuk menyembuhkan pasien Corona. "Memang semua diawali keyakinan masing-masing,” jelas Putra Pertama.
Sementara itu, acara sosialisasi cegah Covid-19 di Bale Desa Bugbug, Jumat, dihadiri pula Ketua GTPP Covid-19 Kecamatan Karangasem Cok Alit Surya Prabawa, Ketua Satgas Desa Bugbug I Gede Sutedja, Kapolsek Karangasem Kompol I Ketut Suartika Adnyana, Danramil Karangasem Kapten Inf Arif Budi, dan Kalak BPBD Ida Ketut Arimbawa. Dalam pertemuan itu, diputuskan keluarga darei 11 warga Desa Bugbug yang positif Covid-19 wajib menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. 7 k16
Sebelumnya, seorang transmigran asal Bali yang kini tinggal di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Nyoman Subamio, 54, juga mengklaim ramuan Mio Kopi buatannya bisa menjadi obat bagi pasien Covid-19. Berbagai cara telah dilakukan untuk membuktikan Mio Kopi ramuannya memang berkhasiat, termasuk mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo.
Menurut Subamio, untuk membuktikan ramuan Mio Kopi-nya berkhasiat, cukup memberikannya kepada 3 pasien Covid-19. Kemudian, beri waktu selama 7 hari untuk menyembuhkan mereka dengan ramuan Mio Kopi. Dia yakin bisa menyembuhkan pasien Covid-19, lantaran resep ramuan Mio Kopi diperolehnya langsung dari kitab suci.
"Setiap hari saya rajin meditasi dan hafal doa-doa. Saya pemuja Dewa Krisna, Dewa Rama, dan Dewi Saraswati. Ketika Hari Raya Nyepi, Maret 2020 lalu, alam bawah sadar saya mengatakan kopi bisa menyembuhkan pasien Covid-19. Jadi, saya mendapatkan ilham dan itu juga ada di kitab suci," jelas Nyoman Subamio kepoada NusaBali per telepon, beberapa waktu lalu.
Sayangnya, ketika ditanya apakah ramuan kopinya ada campuran bahan lain dan di bagian kitab suci mana yang menjelaskan tentang itu, Subamio enggan mengatakannya. "Mengenai hal tersebut, nanti-lah jika sudah terbukti, akan saya jelaskan. Nanti saya akan bicara lagi di channel YouTube saya," tandasnya.
Nyoman Subamio sendiri kesehariannya adalah seorang petani yang punya kemampuan melakukan pengobatan alternatif. Sejak 2 tahun lalu, petani jebolan SMA PGRI Seputih Raman, Lampung Selatan ini membuka praktik pengobatan alternatif yang diberi tajuk Mio Terapi. *k16
1
Komentar