30 Pasang Pengantin Antri Pawiwahan Taman Prakerti Bhuana Beng
GIANYAR, NusaBali
Taman Prakerti Bhuana (TPB) di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar, berhasil meraih sertifikat ‘Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru Usaha Pariwisata’ dari Dinas Pariwisata Gianyar, Kamis (16/7).
Sertifikat ini langsung ditandatangani di tempat oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gianyar Anak Agung Gede Putrawan, lanjut diserahkan kepada pemilik TPB Ida Bagus Aji Mangku Adi Supartha.
TPB telah kembali dibuka untuk umum sejak Kamis (9/7) lalu. Bersamaan dengan dibukanya tatanan kehidupan era baru di Bali. Sejak dibuka kembali, sedikitnya 30 pasang calon pengantin telah melakukan pendaftaran untuk upacara pawiwahan.
Kepala Dispar Gianyar AA Gede Putrawan mengatakan TPB telah layak memenuhi protokol kesehatan. Dikatakan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan pelaku wisata jika ingin diverifikasi. Yakni, membuka website Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, mengirimkan email cek list apa saja yang harus dilakukan di tempat wisata, dan mengirimkan permohonan verifikasi. “Intinya kami sepakati bahwa pelaku usaha wisata harus melakukan self assesmen, yakni mengecek sendiri apa yang harus dilakukan. Dokumen yang terkirim itu kami cek, baru kemudian kami turun ke lokasi guna memastikan,” jelas mantan Camat Sukawati ini.
Dia mengakui TPB telah memenuhi persyaratan sehingga diganjar sertifikat. “Dispar hadir disini, karena tempat ini cukup potensial dikunjungi banyak orang, termasuk wisatawan asing. Inilah perlu direspon supaya pengelola merasa aman dan nyaman, begitu pula pengunjung,” jelasnya.
Pemilik Taman Prakerti Bhuana Ida Bagus Aji Mangku Adi Supartha mengatakan telah kembali dibuka untuk umum sejak Kamis (9/7) lalu. Sejak itu, sedikitnya 30 pasang calon pengantin telah melakukan pendaftaran. “Baru sepekan ini, sudah ada sekitar 30 pasang calon pengantin yang ingin melaksanakan pawiwahan di TPB,” ungkapnya.
Diakui, dalam situasi sekarang pihaknya memperketat pelaksanaan upakara manusa yadnya di TPB. Terutama protokol kesehatannya. “Kami sudah bersiap sejak Maret. Dengan menempatkan wastafel di beberapa titik. Penyemprotan disinfektan rutin setiap 4 jam, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan protokol kesehatan,” jelasnya.
Dia tegas memulangkan pengunjung jika kedapatan suhu tubuhnya diatas 37,7 derajat Celsius. Dijelaskannya, jenis upacara yang sementara bisa dilakukan yakni pawiwahan, mebayuh oton, telubulanin dalam skala kecil. “Untuk upacara massal kami masih tunda. Mudah-mudahan Desember sudah benar-benar new normal, sehingga akan kita buka upacara massal. Karena peminatnya sudah sangat banyak,” ungkapnya.
Dalam rangka memberikan jaminan penerapan protokol kesehatan ini, TPB mengajukan permohonan verifikasi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar. Terutama berkaitan dengan adanya prosesi pawiwahan antara warga negara asing (WNA) dengan warga lokal Bali. “Memang di TPB, sering ada wedding bule dengan lokal Bali,” jelasnya. Selain pengunjung, protokol kesehatan yang ketat juga berlaku untuk seluruh pegawai TPB. “Semua pegawai dan tamu mengikuti protokol kesehatan. Jumlah kita batasi, hanya 25 orang yang masuk sekali sesi,” ungkapnya.
Ditambahkan Gus Aji Mangku, selain kesiapan sekala, TPB juga melakukan upaya niskala. Yakni pada rahina Purnama, 5 Juli 2020 lalu dengan digelar Homa Pengenduh Jagat. “Api Homa masih menyala sampai tanggal 16 Agustus 2020 nanti. Dengan harapan, semakin banyak pasien Covid-19 yang sembuh, masyarakat sadar tidak mengabaikan protokol kesehatan,” jelasnya. *nvi
Komentar