Pelatih Binaraga Bali Pantau Atlet Jatim dan Banten

Hal itu karena atlet binaraga Bali Herwin Adianto kelas 85 kg + memiliki peluang besar mewujudkan medali. Apalagi ada atlet asal Jawa Timur dan Banten yang jadi batu sandungan.  "Penguasa kelas 85 kg + adalah atlet asal Jatim I Gede Darma Susila, yang saat Pra PON di posisi pertama. Atlet itu memang dari Bali, tapi cukup lama membela Jawa Timur," kata Wayan Bun Setiady, Minggu (19/7).

Menurutnya, pesaing berat lainnya dari Rahmat Wijaya atlet Banten. Dia dikenal atlet senior dan jarang turun di event nasional. Sedangkan atlet lainnya optimistis  mampu diatasi. Termasuk Adiyanto dari Aceh yang meraih perak pada Pra PON, dan Nur Iksan asal Jogjakarta peraih perunggu.

Kedua atlet tersebut di atas dikalahkan Herwin Adianto pada kejuaraan internasional di Gorontalo, tiga bulan setelah Pra PON. Sedangkan Rahmat Wijaya dan I Gede Darma Susila tidak tampil di Gorontalo, sehingga tetap jadi pesaing berat atlet asal Bali di kelas 85 kg +.

"Jika atlet Bali menjaga program latihan dengan baik, kami yakin minimal dapat medali. Kami yakin saat PON nanti mampu membuktikan kualitasnya," tandas Wayan Bun Setiady.

Menurut atlet asal Jatim itu sudah dua kali turun di ajang PON dan terus berjaya di kelas 85 kg +. Namun di binaraga saling mengalahkan itu hal biasa. Berangkat dari situ ada keyakinan medali di kelas 85 kg +.

"Kalau di binaraga yang menentukan itu 90 persen saat persiapan dan hanya 10 persen saat bertanding. Mental dan keyakinan atlet itu yang menunjukkan kemampuan terbaik," papar Wayan Bun Setiady.

Apalagi dari informasi yang didapatkan, untuk tuan rumah Papua tidak ikut di kelas 85 kg +.  Papua dikabarkan hanya membidik medali di kelas 60, 65 dan 70 kg dari total tujuh kelas yang dipertandingkan. Artinya, Bali ada harapan di kelas 85 kg + tanpa batu sanjungan atlet dari tuan rumah Papua. Cabor binaraga akan mempertandingkan kelas 60 kg, Kelas 65 kg, Kelas 70 kg, Kelas 75 kg, Kelas 80 kg, kelas 85 kg, dan Kelas 85 kg + .*dek