5 Siswa SDLB Belajar Secara Daring
Lima murid baru di SLB Negeri I Badung saat ini masih belajar secara daring atau online dengan pendampingan penuh dari orangtua.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak lima orang siswa baru yang masuk jenjang SD SLB Negeri I Badung di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, mulai mengikuti kegiatan belajar. Kelima siswa SDLB tersebut mengikuti proses belajar mengajar secara online atau dalam jaringan (daring).
Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri I Badung, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Edi Prayitno, menerangkan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 khusus sekolah dasar (SD) SLB Jimbaran, pihaknya hanya menerima lima orang siswa. Kelima siswa tersebut terdiri dari 3 siswa tuna rungu dan 2 tuna grahita. Meski jumlahnya sedikit, pihaknya tetap menerapkan serangkaian proses pembelajaran yang dimulai dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MLPS).
“Untuk tahun ini ada lima orang siswa saja yang masuk SD. Jadi mereka sudah mengikuti MLPS pada 15 hingga 18 Juli lalu. Saat ini sudah mulai proses belajar,” ungkap Edi Prayitno saat dikonfirmasi, Senin (20/7) siang.
Meski sudah aktif memulai sekolah yang beralamat di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, ini kelima siswa baru tersebut masih belajar secara daring atau online dengan pendampingan penuh dari orangtua. Para siswa itu mulai mengikuti kegiatan belajar dari pukul 07.30 Wita setiap harinya, dan batas waktu belajar disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
Menurut Edi Prayitno, meski jumlah siswa baru cenderung menurun, namun total keseluruhan murid kelas I hingga kelas VI SDLB mencapai 94 siswa. Sementara, untuk murid kelas VII – IX SMP mencapai 70 siswa, dan murid kelas X – XII SMA mencapai 79 siswa. “Jadi sejauh ini untuk proses pembelajaran di sekolah masih daring semua. Baik itu yang baru masuk (kelas I SD) hingga kelas III (XII) SMA. Semuanya dilakukan secara daring,” beber Edi Prayitno
Penerapan sekolah daring untuk para murid ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di lingkungan sekolah. Sehingga, saat ini hanya guru yang masuk ke sekolah. Pun untuk di lingkungan sekolah, pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, pengecekan suhu tubuh, dan di setiap pintu kelas diletakkan hand sanitizer serta wastafel untuk mencuci tangan.
“Tentu kami juga menerapkan protokol kesehatan. Akses masuk menuju kelas sudah dilengkapi dengan wastafel dan hand sanitizer. Pun suhu badan juga diperiksa secara rutin,” ungkap Edi Prayitno.
Tentunya, lanjut dia, untuk proses pembelajaran secara daring akan dievaluasi ke depannya. Hal ini semata untuk memberikan yang terbaik bagi siswa. “Akan kita evaluasi terus, mana yang perlu ditingkatkan dan mana yang harus ditiadakan. Ini demi kebaikan para siswa,” tutur Edi Prayitno. *dar
Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri I Badung, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Edi Prayitno, menerangkan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 khusus sekolah dasar (SD) SLB Jimbaran, pihaknya hanya menerima lima orang siswa. Kelima siswa tersebut terdiri dari 3 siswa tuna rungu dan 2 tuna grahita. Meski jumlahnya sedikit, pihaknya tetap menerapkan serangkaian proses pembelajaran yang dimulai dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MLPS).
“Untuk tahun ini ada lima orang siswa saja yang masuk SD. Jadi mereka sudah mengikuti MLPS pada 15 hingga 18 Juli lalu. Saat ini sudah mulai proses belajar,” ungkap Edi Prayitno saat dikonfirmasi, Senin (20/7) siang.
Meski sudah aktif memulai sekolah yang beralamat di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, ini kelima siswa baru tersebut masih belajar secara daring atau online dengan pendampingan penuh dari orangtua. Para siswa itu mulai mengikuti kegiatan belajar dari pukul 07.30 Wita setiap harinya, dan batas waktu belajar disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
Menurut Edi Prayitno, meski jumlah siswa baru cenderung menurun, namun total keseluruhan murid kelas I hingga kelas VI SDLB mencapai 94 siswa. Sementara, untuk murid kelas VII – IX SMP mencapai 70 siswa, dan murid kelas X – XII SMA mencapai 79 siswa. “Jadi sejauh ini untuk proses pembelajaran di sekolah masih daring semua. Baik itu yang baru masuk (kelas I SD) hingga kelas III (XII) SMA. Semuanya dilakukan secara daring,” beber Edi Prayitno
Penerapan sekolah daring untuk para murid ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di lingkungan sekolah. Sehingga, saat ini hanya guru yang masuk ke sekolah. Pun untuk di lingkungan sekolah, pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, pengecekan suhu tubuh, dan di setiap pintu kelas diletakkan hand sanitizer serta wastafel untuk mencuci tangan.
“Tentu kami juga menerapkan protokol kesehatan. Akses masuk menuju kelas sudah dilengkapi dengan wastafel dan hand sanitizer. Pun suhu badan juga diperiksa secara rutin,” ungkap Edi Prayitno.
Tentunya, lanjut dia, untuk proses pembelajaran secara daring akan dievaluasi ke depannya. Hal ini semata untuk memberikan yang terbaik bagi siswa. “Akan kita evaluasi terus, mana yang perlu ditingkatkan dan mana yang harus ditiadakan. Ini demi kebaikan para siswa,” tutur Edi Prayitno. *dar
1
Komentar