SMA PGRI Hadirkan Siswa Baru
Tidak memungkinkan para guru bawakan buku pelajaran dan pakaian sekolah ke rumah siswa.
AMLAPURA, NusaBali
SMA PGRI Amlapura mengundang siswa baru datang ke sekolah, Senin (20/7). Alasannya untuk perkenalan, peminatan jurusan, mengambil buku paket, dan mengambil pakaian sekolah. Dalam pertemuan itu, para guru juga menyampaikan aplikasi untuk pembelajaran dalam jaringan (daring).
SMA PGRI Amlapura menyiapkan subsidi paket internet Rp 50.000 per bulan per siswa. Jumlah siswa baru SMA PGRI Amlapura sebanyak 136 orang. Kasek SMA PGRI, I Ketut Jelantik, mengatakan 136 siswa itu terbagi 4 rombongan belajar (rombel). Masing-masing satu rombel jurusan IPA, satu rombel jurusan IPS, dan 2 rombel jurusan bahasa. Siswa yang dihadirkan sebanyak dua kelas di hari pertama dan 2 kelas hari kedua. “Kami berikan pemahaman mata pelajaran di sekolah, guru yang mengajar, ada pendidikan plus pariwisata, dan pembelajarannya daring,” ungkap Ketut Jelantik.
Hanya saja belum diketahui apakah semua siswa memiliki HP android dan bisa mengakses internet. Sebab pembelajaran daring belum dilakukan. Tetap muka kemarin dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita. Setelah siswa dapat penjelasan, dapat buku paket, dan pakaian seragam sekolah, siswa dipulangkan. Kedatangan siswa dengan menerapkan protokol kesehatan. Setiba di sekolah dicek suhu tubuhnya menggunakan thermo gun, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
Ketut Jelantik membantah siswa yang hadir untuk melakukan pembelajaran di kelas. “Walau tatap muka dilakukan di kelas, bukan untuk belajar, tetapi untuk mendengar pemberitahuan mengenai pembelajaran daring yang diberlakukan nanti,” kata Ketut Jelantik. Kalau siswa tidak diundang, maka terkendala bagikan buku pelajaran dan pakaian sekolah. “Masak guru-guru pengajar membawakan siswa buku pelajaran dan pakaian sekolah ke rumah masing-masing,” kilah Ketut Jelantik.
Sementara Kasek SMAN 1 Amlapura yang juga Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMAN Karangasem, Wayan Sugiana, dari awal pendaftaran siswa baru hingga pelaksanaan MPLS belum pernah menghadirkan siswa. “Semuanya dengan daring, makanya saya belum kenal wajah siswa baru,” jelas Wayan Sugiana. Dia mengaku tengah menyempurnakan pembelajaran daring. Begitu juga menurut Kasek SMPN 1 Abang, I Gusti Bagus Putra, sebanyak 218 siswa terbagi 7 rombongan belajar belum pernah datang ke sekolah. Sebab dari awal rekrutmen siswa baru, kegiatan MPLS, dan memulai tahun ajaran baru semuanya secara daring. “Belum diizinkan menghadirkan siswa baru ke sekolah, sangat berisiko,” ungkap Gusti Bagus Putra. Dikatakan, siswa baru belum perlu punya seragam sekolah, selama pembelajaran daring. *k16
SMA PGRI Amlapura menyiapkan subsidi paket internet Rp 50.000 per bulan per siswa. Jumlah siswa baru SMA PGRI Amlapura sebanyak 136 orang. Kasek SMA PGRI, I Ketut Jelantik, mengatakan 136 siswa itu terbagi 4 rombongan belajar (rombel). Masing-masing satu rombel jurusan IPA, satu rombel jurusan IPS, dan 2 rombel jurusan bahasa. Siswa yang dihadirkan sebanyak dua kelas di hari pertama dan 2 kelas hari kedua. “Kami berikan pemahaman mata pelajaran di sekolah, guru yang mengajar, ada pendidikan plus pariwisata, dan pembelajarannya daring,” ungkap Ketut Jelantik.
Hanya saja belum diketahui apakah semua siswa memiliki HP android dan bisa mengakses internet. Sebab pembelajaran daring belum dilakukan. Tetap muka kemarin dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita. Setelah siswa dapat penjelasan, dapat buku paket, dan pakaian seragam sekolah, siswa dipulangkan. Kedatangan siswa dengan menerapkan protokol kesehatan. Setiba di sekolah dicek suhu tubuhnya menggunakan thermo gun, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
Ketut Jelantik membantah siswa yang hadir untuk melakukan pembelajaran di kelas. “Walau tatap muka dilakukan di kelas, bukan untuk belajar, tetapi untuk mendengar pemberitahuan mengenai pembelajaran daring yang diberlakukan nanti,” kata Ketut Jelantik. Kalau siswa tidak diundang, maka terkendala bagikan buku pelajaran dan pakaian sekolah. “Masak guru-guru pengajar membawakan siswa buku pelajaran dan pakaian sekolah ke rumah masing-masing,” kilah Ketut Jelantik.
Sementara Kasek SMAN 1 Amlapura yang juga Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMAN Karangasem, Wayan Sugiana, dari awal pendaftaran siswa baru hingga pelaksanaan MPLS belum pernah menghadirkan siswa. “Semuanya dengan daring, makanya saya belum kenal wajah siswa baru,” jelas Wayan Sugiana. Dia mengaku tengah menyempurnakan pembelajaran daring. Begitu juga menurut Kasek SMPN 1 Abang, I Gusti Bagus Putra, sebanyak 218 siswa terbagi 7 rombongan belajar belum pernah datang ke sekolah. Sebab dari awal rekrutmen siswa baru, kegiatan MPLS, dan memulai tahun ajaran baru semuanya secara daring. “Belum diizinkan menghadirkan siswa baru ke sekolah, sangat berisiko,” ungkap Gusti Bagus Putra. Dikatakan, siswa baru belum perlu punya seragam sekolah, selama pembelajaran daring. *k16
1
Komentar