2017, RI Target 15 Juta Wisman
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia telah mencapai setengah dari target yang ditentukan pemerintah.
JAKARTA, NusaBali
Hal itu membuat Deputi Pengembangan Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana optimistis menghadapi 2017 mendatang. Kemenpar berencana menaikan tiga juta wisman sehingga tahun depan bisa mendatangkan 15 juta orang ke tanah air.
"Performance kedatangan wisman sampai Juli kemarin sudah mencapai 6,23 juta orang. Jumlah itu, bila dikalkulasikan menjadi 53 persen atau setengah dari target 12 juta wisman di tahun ini. Kami yakin pada akhir tahun nanti target tercapai. Kami ingin menaikan tiga juta orang agar tahun 2017 mendatangkan 15 juta wisman," ujar I Gde Pitana dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Selasa (27/9).
Untuk bisa mencapai target tersebut, pihaknya menerapkan program-program strategis yang dikenal dengan BAS. Yakni branding, advertising dan selling. Branding, terang Pitana, dengan melakukan promosi ke berbagai media baik cetak, elektronik dan media di luar ruangan terkait branding pariwisata Indonesia.
Lalu melakukan berbagai festival serta mengadakan farm trip dengan mengundang jurnalis dari negara lain untuk datang mengenal pariwisata tanah air. Begitupula dengan bloger-bloger yang ada mereka undang agar bisa menulis tentang pariwisata Indonesia sehingga nantinya menarik kunjungan wisman.
Sementara advertising, lanjut Pitana, tak berbeda jauh dengan branding yaitu promosi ke berbagai media pula. Bedanya diperkuat dengan event serta kerjasama dengan pelaku industri pariwisata dan maskapai penerbangan. Tak ketinggalan membuat bahan-bahan promosinya.
Sedangkan selling, mereka melakukan penjualan melalui pameran ke luar negeri. Dalam pelaksanaannya, mereka mengajak dan menggandeng pelaku industri pariwisata untuk road show ke sejumlah negara memasarkan destinasi di Indonesia. "Kami kerjasama pula dengan diaspora-diaspora di tiap-tiap negara dan KJRI untuk mengenalkan pariwisata Indonesia ke luar negeri," jelas Pitana.
Di tahun 2017 mendatang, lanjut Pitana, pihaknya telah mengagendakan ikut beberapa pameran internasional guna memasarkan pariwisata Indonesia. Antara lain ke JATA (Jepang), SATTE (India), IT Berlin (Jerman) dan ATM Dubai (Timur Tengah). "Di tahun 2017 kami juga akan mendatangkan 3000 orang untuk mengikuti farm trip di Indonesia," papar Pitana.
Semua kegiatan BAS, lanjut Pitana membutuhkan dukungan dana. Oleh karena itu, dana yang telah ditetapkan dalam anggaran langsung di distribusikan. Alokasinya 50 persen untuk branding, 30 persen advertising dan 20 persen selling. Berhubung ada pemangkasan dana, maka porsinya tersebut di ubah menjadi 30 persen untuk branding, 30 persen advertising dan 40 persen selling.
Selain melakukan pemasaran ke luar negeri, Pitana mengungkapkan, pihaknya tak melupakan promosi di dalam negeri. Namun promisi yang dilakukan tetap berorientasi ke pasar internasional dengan melakukan pelatihan dan menggelar festival. k22
"Performance kedatangan wisman sampai Juli kemarin sudah mencapai 6,23 juta orang. Jumlah itu, bila dikalkulasikan menjadi 53 persen atau setengah dari target 12 juta wisman di tahun ini. Kami yakin pada akhir tahun nanti target tercapai. Kami ingin menaikan tiga juta orang agar tahun 2017 mendatangkan 15 juta wisman," ujar I Gde Pitana dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Selasa (27/9).
Untuk bisa mencapai target tersebut, pihaknya menerapkan program-program strategis yang dikenal dengan BAS. Yakni branding, advertising dan selling. Branding, terang Pitana, dengan melakukan promosi ke berbagai media baik cetak, elektronik dan media di luar ruangan terkait branding pariwisata Indonesia.
Lalu melakukan berbagai festival serta mengadakan farm trip dengan mengundang jurnalis dari negara lain untuk datang mengenal pariwisata tanah air. Begitupula dengan bloger-bloger yang ada mereka undang agar bisa menulis tentang pariwisata Indonesia sehingga nantinya menarik kunjungan wisman.
Sementara advertising, lanjut Pitana, tak berbeda jauh dengan branding yaitu promosi ke berbagai media pula. Bedanya diperkuat dengan event serta kerjasama dengan pelaku industri pariwisata dan maskapai penerbangan. Tak ketinggalan membuat bahan-bahan promosinya.
Sedangkan selling, mereka melakukan penjualan melalui pameran ke luar negeri. Dalam pelaksanaannya, mereka mengajak dan menggandeng pelaku industri pariwisata untuk road show ke sejumlah negara memasarkan destinasi di Indonesia. "Kami kerjasama pula dengan diaspora-diaspora di tiap-tiap negara dan KJRI untuk mengenalkan pariwisata Indonesia ke luar negeri," jelas Pitana.
Di tahun 2017 mendatang, lanjut Pitana, pihaknya telah mengagendakan ikut beberapa pameran internasional guna memasarkan pariwisata Indonesia. Antara lain ke JATA (Jepang), SATTE (India), IT Berlin (Jerman) dan ATM Dubai (Timur Tengah). "Di tahun 2017 kami juga akan mendatangkan 3000 orang untuk mengikuti farm trip di Indonesia," papar Pitana.
Semua kegiatan BAS, lanjut Pitana membutuhkan dukungan dana. Oleh karena itu, dana yang telah ditetapkan dalam anggaran langsung di distribusikan. Alokasinya 50 persen untuk branding, 30 persen advertising dan 20 persen selling. Berhubung ada pemangkasan dana, maka porsinya tersebut di ubah menjadi 30 persen untuk branding, 30 persen advertising dan 40 persen selling.
Selain melakukan pemasaran ke luar negeri, Pitana mengungkapkan, pihaknya tak melupakan promosi di dalam negeri. Namun promisi yang dilakukan tetap berorientasi ke pasar internasional dengan melakukan pelatihan dan menggelar festival. k22
Komentar