The Kefman Rilis Mini Album Perdana
DENPASAR, NusaBali
Usai merilis single pertamanya pada Mei 2019 silam yang berjudul ‘Romansa di Kuta’, The Kefman kini kembali mewarnai panggung musik Bali dengan mini album perdananya yang bertajuk Ruang Semu pada Kamis (9/7).
Mini album yang berisikan lima lagu ini dirilis melalui berbagai platform musik, seperti kanal YouTube, Spotify, dan platform lainnya.
Mini album ini turut menyertakan lagu Romansa di Kuta yang telah dirilis sebelumnya bersama dengan empat lagu baru lainnya, yaitu Ruang Semu, Bukit Buntu, Mendung, dan Menepi (Tidurlah). “Untuk single Romansa di Kuta rilis di bulan Mei 2019 dan mendapatkan respon yang baik dari para pendengar, dari situ kami langsung berminat untuk membuat mini album. Kenapa kami memilih mini album, satu, biaya jauh lebih bisa disesuaikan. Dua, melihat pola pendengar musik saat ini, mini album adalah pilihan yang tepat untuk menjadi media perantara untuk memperkenalkan musik kami,” ujar sang drummer, Danu Prasetyo.
Sejatinya, mini album ini direncanakan untuk dirilis di awal tahun 2020, namun niat ini terhalang oleh situasi pandemi Covid-19. “Mini album ini kami persiapkan materinya di tahun 2019 tepatnya bulan Juli. Seluruh materi kami persiapkan bersama-sama, dan proses perekaman dimulai bulan Agustus 2019 dan rampung bulan Desember 2019. Kami berencana rilis di awal tahun 2020, namun karena terhalang Covid-19 akhirnya kami merilisnya di tanggal 9 Juli 2020,” lanjut Danu Prasetyo.
Judul Ruang Semu menyimpan makna tersendiri bagi The Kefman. The Kefman memilih nama Ruang Semu dengan menggabungkan kata ‘Ruang’ dan ‘Semu’. Ruang sendiri memiliki arti ‘adanya batasan’ bahwa sebagai manusia, pastinya memiliki sebuah batasan, dan semu sendiri yang berarti ‘samar’, yang berarti bahwa musik ialah sebuah karya yang metafisik, namun bisa dirasakan dengan pikiran dan perasaan manusia.
“Lagu ruang semu bercerita tentang sebuah ungkapan cinta terhadap seseorang namun menggunakan pihak ke-3, di mana seseorang ini bisa dibilang curhat tentang pasangannya kepada temannya. Pada dasarnya kita mengungkapkan sebuah perasaan namun tidak disampaikan langsung kepada pasangan kita,” terang drummer asal Jakarta ini.
Band The Kefman yang terbentuk pada Februari 2019 silam ini beranggotakan tiga orang, yaitu Daud Mowen pada gitar dan vokal, dan Daniel Megsiananto pada bass. Ketiga personil yang memiliki preferensi genre musik berbeda-beda ini akhirnya memiliki aliran crossover pop. Dengan demikian, secara keseluruhan band The Kefman menerapkan aliran pop, namun disertai dengan beberapa disiplin genre yang lain, seperti jazz, blues, dan rock. Diharapkan, adanya crossover pop dari The Kefman ini menjadikan warna baru dan ciri dari The Kefman itu sendiri.
Meski kini telah dirilis dalam bentuk digital melalui semua platform musik, namun The Kefman juga berencana untuk merilis mini album ini dalam bentuk fisik berupa keping CD secara terbatas. Bahkan jika memungkinkan, The Kefman juga akan menyiapkan mini album ini dalam bentuk kaset pita sebagai merchandise. “Karena kami sendiri suka dengan hal hal yang vintage, dan musik yang kami usung bisa dibilang vintage. Maka sepertinya oke juga kalau kita membuat rilisan dalam bentuk kaset pita,” tuntas Danu Prasetyo.*cr74
Komentar