Pandemi Covid-19 Bikin Hewan Banyak Terlantar
Animals Australia
Hewan Liar
Perawatan Hewan
Dana Hibah
Villa Kitty
The Global Emergency Grants
Jakarta Animal Aid Network (JAAN)
Bali Animal Defenders
Animals Australia Berikan Hibah Untuk Perawatan Hewan di Bali, Lombok, Jakarta, dan Kepulauan Gili.
DENPASAR, NusaBali.com
Fenomena menurunnya perekonomian masyarakat yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 menyisakan suatu kelompok yang juga turut menjadi korban, yakni hewan. Beberapa fenomena yang terjadi, yakni terlantarnya hewan peliharaan akibat ekonomi pemelihara yang menurun. Selain itu, ada juga hewan-hewan yang pemeliharaannya bergantung pada sektor pariwisata.
Dengan adanya beragam fenomena tersebut, Animals Australia, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang perlindungan hewan, telah membentuk program hibah darurat untuk memberikan dukungan di berbagai tempat yang membutuhkan. Sejauh ini, program The Global Emergency Grants telah memberikan hibah ke 35 organisasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang telah dimulai sejak April 2020.
“Ketika kami melihat perbatasan ditutup dan perjalanan internasional terhenti, jelas bagi kami bahwa situasi untuk hewan akan memburuk, terutama untuk hewan penangkaran dan pekerja yang perawatan dan pemeliharaannya bergantung pada pendapatan dari wisatawan,” ujar juru bicara Animals Australia dalam sebuah keterangan tertulis pada NusaBali.
Bali dan Kepulauan Gili menjadi wilayah-wilayah di Indonesia yang secara khusus merasakan dampak ini secara masif, mengingat kedua wilayah ini juga memiliki sektor pariwisata yang besar. Maka, hibah dari Animals Australia didistribusikan ke lima organisasi yang berbeda yang menyasar empat wilayah di Indonesia, yaitu Bali, Lombok, Jakarta, dan Kepulauan Gili.
Kelima institusi tersebut yaitu Rumah Sakit Hewan Universitas Udayana, yang hibahnya digunakan untuk memberikan perawatan darurat gratis bagi hewan yang rentan; Jakarta Animal Aid Network (JAAN), yang meningkatkan kesejahteraan hewan domestik, satwa liar, dan hewan lut di berbagai wilayah di Indonesia melalui relokasi hewan dalam bahaya seperti monyet dan lumba-lumba, perawatan, dan kebutuhan mendesak lainnya, termasuk juga merawat kuda-kuda delman di Jakarta yang pemiliknya tidak mampu lagi memberi makan dan merawat mereka.
Ada pula Gili Eco Trust, yang membantu kelompok-kelompok lokal di pulau-pulau Gili untuk merawat dan memberi pakan, baik pada kuda yang dimiliki oleh pemilik delman, ataupun kucing dan burung peliharaan yang ditinggal pemiliknya ke daerah lain untuk mencari penghasilan alternatif.
Selain itu, Villa Kitty di Bali juga turut menyalurkan hibah ini untuk membantu memberi makan dan merawat hampir 300 kucing yang berada di jalanan ataupun di tempat penampungan. Terakhir di Lombok, ada Street Dog Support yang menggunakan hibah ini untuk memberi makan sekitar 150 anjing liar.
Selain melalui program hibah, Animals Autralia juga menggandeng Bali Animal Defenders untuk menjalankan advokasi hukum dan gerakan anti kekerasan pada hewan. Kemudian, tim Animals Australia melalui perpanjangan tangannya di Bali oleh Animals International, juga bergerak setiap harinya untuk memberi makan untuk hewan yang membutuhkan, menyediakan masker kain bagi warga lokal, dan melakukan monitoring untuk memastikan tidak adanya penjual daging anjing.
“Untuk stray animals (hewan liar) memang bisa dikatakan dapat ditemukan di hampir semua daerah di Bali. Tetapi karena pengaruh situasi ini, mungkin yang terjadi adalah semakin banyak hewan yang ditelantarkan,” Drh Sasa Vernandes, dokter hewan yang juga merupakan Tim Leader Animals International Indonesia ujar pada NusaBali, Kamis (23/7)
Dirinya mengungkapkan, hancurnya perekonomian Bali sebagai dampak dari Covid-19 juga berpengaruh pada aktivitas para penyelamat dan pemberi makan hewan liar. Karena, kebanyakan dari mereka kini kehilangan pekerjaan, padahal hewan masih bergantung pada mereka untuk bertahan hidup.
“Kami juga menemukan anjing yang kemungkinan besar ditinggalkan oleh pemiliknya di tempat-tempat umum seperti pantai dan tanah kosong. Ini menimbulkan masalah baru di Bali, terutama karena rabies menjadi endemik di pulau ini,” lanjutnya.*cr74
Komentar