Harry Tanoe: Terlalu Dini Bicara Pilpres
Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedibjo, 51, te-gaskan mendirikan dan memimpin partai politik, tidak selalu harus berebut kursi Presiden.
Ketua Umum DPP Perindo Berkunjung ke NusaBali
DENPASAR,NusaBali
Lagipula, terlalu dini bicara masalah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, yang masih 3 tahun lagi. Penegasan ini disampaukan Hary Tanoesoedibjo menjawab pertanyaan saat berkunjung ke Kantor Redaksi Harian Umum NusaBali di Jalan Hayam Wuruk 110 Denpasar Timur, Rabu (28/9). Menurut Harry Tanoe, dirinya lebih fokus keliling Indonesia membangun infrastruktur partai untuk kesejahteraan masyarakat. Saat ini, dia belum terpikir soal Pil-pres 2019.
“Yang kami fokuskan sekarang adalah membangun infrastruktur partai di level desa dan banjar,” ujar tokoh nasional kelahiran Surabaya, 26 September 1965, yang memiliki nama lengkap Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo ini.
Hary Tanoe menegaskan, sebagai partai baru, Perindo harus gerak cepat menyusun struktur partai, hingga mesin partai bisa jalan. Perindo yang didirkan 28 Oktober 2014 kini sudah menyelesaikan konsolidasi dan membangun struktur Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) di 34 provinsi, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat kekabupaten/kota di seluruh Indonesia, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, serta struktur kepengurusan di 70.000 desa.
Soal target politik yang menebak dirinya akan maju sebagai Capres 2019, Hary Tanoe mengaku belum memikirkan masalah tersebut. “Terlalu dini bicara Capres 2019. Kalau bicara kekuasaan, saya sudah berkuasa. Saya berkuasa dengan beberapa media yang saya punya, orang-orang politik sering gabung berbicara dengan kita. Cuma, yang saya belum bisa itu mengambil kebijakan,” katanya.
Dalam kiprahnya nanti, Partai Perindo disebutkan sudah siap mencetak pemimpin dan tidak akan mau didekte partai lain. Termasuk di Bali, Perindo akan memberikan perannya lebih besar untuk kesejahteraan masyarakat Bali dan dunia demokrasi. “Kita ingin Perindo berperan besar. Dalam perhelatan demokrasi, Perindo tidak mau didikte partai lain,” tegas bos MNC Group ini.
Hary Tanoe memaparkan, Perindo sendiri lahir dengan cita-cita membangun kesejahteraan rakyat. Perindo tidak sepakat dengan ekonomi bebas yang kapitalis. “Kami lebih setuju ekonomi kesejahteraan (kerakyatan), dengan membuat pemerataan ekonomi di seluruh daerah. Tidak terkonsetrasi seperti sekarang ini, memunculkan kesenjangan antar daerah,” ujar suami dari Liliana Tanaja ini.
Caranya? Harus ada perlakuan khusus bagi daerah-daerah yang saat ini masih miskin. Ekonomi kerakyatan berbasis kepada daerah yang miskin ini menjadi fokus mengubah kesenjangan. “Partai sudah banyak, kenapa harus hadir Perindo? Ujung kita ingin kemakmuran masyarakat dalam konstitusi. Dalam kondisi sekarang, Indonesia sulit maju karena terjadinya kesenjangan tinggi,” ujar Hary Tanoe.
Hary Tanoe sendiri datang ke Kantor Redaksi Harian NusaBali, Rabu siang sekitar pukul 12.00 Wita. Hary Tanoe didampingi Ketua DPW Perindo Bali I Wayan Sukla Arnata, Ketua DPD Perindo Denpasar IGA Mas Seri Lestari, dan sejumlah pengurus DPP Perindo.
Rombonmgan Hary Tanoe diterima Pemimpin Umum NusaBali I Gede Muliarsana dan Pemred NusaBali, I Ketut Naria, beserta jajaran redaksi. Dari Kantor NusaBali, Hary Tanoe langsung meluncur ke Jalan Gatot Soebroto Barat Denpasar untuk acara peresmian dan tandatangan prasasti Kantor Sekretariat DPW Perindo Bali dan DPD Perindo Denpasar.
Agenda lainnya lagi selama di Bali kemarin, di antaranya, hadiri acara pelantikan DPW Kartini Perindo Bali di Tabanan, serta memberikan Kuliah Umum ‘Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia’ di Kampus Universitas Tabanan (Untab). Bahkan, alumnus Carleton University Ottawa, Kanada Hary Tanoe menyempatkan diri bersilaturahmi dengan tokoh puri di Desa Kaba Kaba, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. * nat
Komentar