Pengunjung Kebun Raya Bedugul Lampaui Kuota Fase Nol
TABANAN, NusaBali
Sejak dibuka untuk pengunjung mulai 20 Juli 2020, objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali atau Kebun Raya Bedugul di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, diserbu pengunjung pada Sabtu (25/7).
Bahkan kunjungan sampai melampaui batas kuota dalam fase nol, yakni sebanyak 1.500 orang per hari.
Seperti diketahui, Kebun Raya Eka Karya Bali dalam situasi pandemi ini menerapkan 4 fase dalam menerima kunjungan wisatawan. Empat fase itu adalah fase nol, fase 1, fase 2, dan fase 3.
Fase awal mulai dibukanya objek atau situasi sekarang dinamakan fase nol. Dalam fase nol ini, kunjungan hanya dibatasi 1.500 orang per hari di dalam objek. Fase nol akan diterapkan selama sepekan. Setelah dievaluasi dan mendapatkan hasil bagus, baru dilanjutkan ke fase 1.
Dalam fase 1, kunjungan dibatasi hanya 2.000 orang per hari di dalam objek. Selanjutnya diberlakukan fase 2. Pada fase 2 ini jumlah pengunjung ditambah menjadi 2.500 orang per hari. Dan fase terakhir adalah fase 3, di mana jumlah pengunjung sebanyak 3.000 orang per hari di dalam objek.
Manajer Operasional Kebun Raya Eka Karya Bali Tito Saputra, mengatakan sejak dibukanya objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali pada 22 Juli 2020 lalu, kunjungan wisatawan mulai ramai. Per hari rata-rata yang berwisata mencapai 800 orang.
Khusus akhir pekan kemarin, menurut Tito, kunjungan paling ramai dibanding hari sebelumnya. Karena sampai melampaui kuota dari yang ditarget 1.500 orang per hari di dalam objek. “Jadi hari ini (kemarin), kami sampai tiga kali stop kunjungan. Setelah 100 orang keluar, baru kami kasih masuk 100 orang,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak mulainya dibuka, wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan lokal lingkup keluarga. “Kunjungan di Kebun Raya 90 persen lokal, baik itu sebelum dan sesudah pandemi,” ujar Tito.
Tito menyampaikan di tengah kunjungan yang mulai ramai, pengawasan terhadap pengunjung sangat ketat sebagai antisipasi penyebaran virus Corona di dalam objek. Pengunjung diwajibkan memakai masker dan membawa hand sanitizer sebelum masuk. Termasuk pula pembatasan jaga jarak sangat ketat diawasi. “Jadi kami juga ada satgas internal yang senantiasa mengimbau pengunjung di dalam objek untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan tetap disiplin,” tegas Tito.
Tak hanya Kebun Raya Eka Karya Bali yang mulai dikunjungi wisatawan, objek wisata tetangganya, DTW Ulun Danu Beratan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan juga mulai disasar pengunjung. Dari hari biasa kunjungan hanya 100 orang lebih, khusus di akhir pekan kemarin sudah mencapai 300 orang. “Memang masih sepi, tetapi hari ini (kemarin) paling ramai dari sebelumnya,” ujar Manajer DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika.
Mustika menyebutkan, kunjungan lebih banyak wisatawan lokal. Kegiatan mereka di objek seperti biasa melakukan selfie dan bersantai di areal objek. “Kebanyakan selfie, foto-foto di kawasan,” ucapnya.
Diakui Mustika, Ulun Danu Beratan memberlakukan sistem paket di awal kunjungan, wisatawan banyak yang mengambil paket ngopi dan pisang goreng dengan harga Rp 30.000 yang sudah include dengan tiket masuk. “Biasanya Rp 30 ribu tidak dapat apapun, sekarang sudah dapat kopi dan pisang goreng. Jadi paket ini yang paling banyak dipilih oleh wisatawan,” tambahnya.
Kondisi serupa juga terjadi di DTW Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Sabtu pagi hari saja kunjungan sudah di angka 141 orang. Dan sejak dibuka, pada periode 20 – 25 Juli 2020 kunjungan wisatawan domestik mencapai 1.122 orang dan mancanegara 123 orang. “Mulai dibukanya objek, pendapatan sudah masuk di angka Rp 8 juta. Kondisi ini lebih bagus dari sebelumnya yang sama sekali tidak ada pemasukan,” ujar Manajer DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana.
Meskipun sudah dibuka kawasan untuk pedagang, baik pedagang souvenir maupun makanan dan minuman belum berjualan. Ini karena kunjungan wisatawan masih sepi belum di angka ribuan per hari. “Pedagang belum berjualan, hanya beberapa pedagang yang di toko sudah ada yang buka. Mereka (pedagang) masih melihat situasi, kalau sudah ramai baru berjualan karena itu ada kelompoknya,” beber Toya Adnyana.
“Sejauh ini pengunjung sudah paham dan disiplin, dan kami belum sampai meminta pengunjung putar balik karena tidak memakai masker,” tandas Toya Adnyana. *des
Seperti diketahui, Kebun Raya Eka Karya Bali dalam situasi pandemi ini menerapkan 4 fase dalam menerima kunjungan wisatawan. Empat fase itu adalah fase nol, fase 1, fase 2, dan fase 3.
Fase awal mulai dibukanya objek atau situasi sekarang dinamakan fase nol. Dalam fase nol ini, kunjungan hanya dibatasi 1.500 orang per hari di dalam objek. Fase nol akan diterapkan selama sepekan. Setelah dievaluasi dan mendapatkan hasil bagus, baru dilanjutkan ke fase 1.
Dalam fase 1, kunjungan dibatasi hanya 2.000 orang per hari di dalam objek. Selanjutnya diberlakukan fase 2. Pada fase 2 ini jumlah pengunjung ditambah menjadi 2.500 orang per hari. Dan fase terakhir adalah fase 3, di mana jumlah pengunjung sebanyak 3.000 orang per hari di dalam objek.
Manajer Operasional Kebun Raya Eka Karya Bali Tito Saputra, mengatakan sejak dibukanya objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali pada 22 Juli 2020 lalu, kunjungan wisatawan mulai ramai. Per hari rata-rata yang berwisata mencapai 800 orang.
Khusus akhir pekan kemarin, menurut Tito, kunjungan paling ramai dibanding hari sebelumnya. Karena sampai melampaui kuota dari yang ditarget 1.500 orang per hari di dalam objek. “Jadi hari ini (kemarin), kami sampai tiga kali stop kunjungan. Setelah 100 orang keluar, baru kami kasih masuk 100 orang,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak mulainya dibuka, wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan lokal lingkup keluarga. “Kunjungan di Kebun Raya 90 persen lokal, baik itu sebelum dan sesudah pandemi,” ujar Tito.
Tito menyampaikan di tengah kunjungan yang mulai ramai, pengawasan terhadap pengunjung sangat ketat sebagai antisipasi penyebaran virus Corona di dalam objek. Pengunjung diwajibkan memakai masker dan membawa hand sanitizer sebelum masuk. Termasuk pula pembatasan jaga jarak sangat ketat diawasi. “Jadi kami juga ada satgas internal yang senantiasa mengimbau pengunjung di dalam objek untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan tetap disiplin,” tegas Tito.
Tak hanya Kebun Raya Eka Karya Bali yang mulai dikunjungi wisatawan, objek wisata tetangganya, DTW Ulun Danu Beratan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan juga mulai disasar pengunjung. Dari hari biasa kunjungan hanya 100 orang lebih, khusus di akhir pekan kemarin sudah mencapai 300 orang. “Memang masih sepi, tetapi hari ini (kemarin) paling ramai dari sebelumnya,” ujar Manajer DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika.
Mustika menyebutkan, kunjungan lebih banyak wisatawan lokal. Kegiatan mereka di objek seperti biasa melakukan selfie dan bersantai di areal objek. “Kebanyakan selfie, foto-foto di kawasan,” ucapnya.
Diakui Mustika, Ulun Danu Beratan memberlakukan sistem paket di awal kunjungan, wisatawan banyak yang mengambil paket ngopi dan pisang goreng dengan harga Rp 30.000 yang sudah include dengan tiket masuk. “Biasanya Rp 30 ribu tidak dapat apapun, sekarang sudah dapat kopi dan pisang goreng. Jadi paket ini yang paling banyak dipilih oleh wisatawan,” tambahnya.
Kondisi serupa juga terjadi di DTW Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Sabtu pagi hari saja kunjungan sudah di angka 141 orang. Dan sejak dibuka, pada periode 20 – 25 Juli 2020 kunjungan wisatawan domestik mencapai 1.122 orang dan mancanegara 123 orang. “Mulai dibukanya objek, pendapatan sudah masuk di angka Rp 8 juta. Kondisi ini lebih bagus dari sebelumnya yang sama sekali tidak ada pemasukan,” ujar Manajer DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana.
Meskipun sudah dibuka kawasan untuk pedagang, baik pedagang souvenir maupun makanan dan minuman belum berjualan. Ini karena kunjungan wisatawan masih sepi belum di angka ribuan per hari. “Pedagang belum berjualan, hanya beberapa pedagang yang di toko sudah ada yang buka. Mereka (pedagang) masih melihat situasi, kalau sudah ramai baru berjualan karena itu ada kelompoknya,” beber Toya Adnyana.
“Sejauh ini pengunjung sudah paham dan disiplin, dan kami belum sampai meminta pengunjung putar balik karena tidak memakai masker,” tandas Toya Adnyana. *des
1
Komentar