Sebulan Dibuka, Baru 53 Kegiatan
Kegiatan Foto Prewed di Pantai Melasti Turun Drastis
Sebelum pandemi Covid-19, dalam sehari ada 30 hingga 50 kegiatan pemotretan pre wedding di Pantai Melasti, Ungasan, Kuta Selatan.
MANGUPURA, NusaBali
Pengelola objek wisata Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, mencatat penurunan signifikan kegiatan foto pre wedding di kawasan tersebut. Semenjak dibuka kembali pada 1 Juli lalu, pihak pengelola mencatat baru sekitar 53 kegiatan.
Asisten Manajer Pengelola Objek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, menerangkan permintaan foto pre wedding di objek wisata yang terkenal dengan tebing tinggi dan pantai berpasir putih itu menurun drastis semenjak wabah global Covid-19. Meski akses sudah dibuka mulai 1 Juli 2020 lalu, minat wisatawan mancanegara maupun warga lokal yang melakukan foto pre wedding di objek wisata Pantai Melasti itu masih rendah.
“Animo wisatawan yang datang untuk foto sejak dibuka sampai saat ini masih minim. Kalau sebelum wabah global Covid-19, kegiatan itu sangat banyak. Tapi saat ini turunnya sangat drastis,” ungkap Made Wijana, Minggu (26/7) sore.
Menurut Made Wijana, sebelum wabah global virus Corona, aktivitas foto pre wedding di Pantai Melasti rata-rata 30 hingga 50 kegiatan per hari. Namun, semenjak pantai dibuka kembali pada awal Juli lalu, yang melakukan sesi foto pre wedding hanya 1 hingga 4 pasangan per hari. Sehingga, total yang melakukan sesi pemotretan sejauh ini baru tercatat 53 pasangan. Untuk pasangan yang masih melakukan foto pre wedding saat ini adalah wisatawan mancanegara khususnya Eropa dan warga lokal Bali.
“Sejak dibuka itu ada saja yang datang foto. Tapi, tidak seperti sebelumnya. Turunnya memang sangat jauh,” ujar Made Wijana.
Made Wijana menjelaskan, pemasukan utama Pantai Melasti pada dasarnya dari kegiatan foto pre wedding itu. “Untuk sekali foto itu dikenai retribusi Rp 500.000. Tarif ini semuanya sama baik wisatawan asing maupun domestik (lokal),” ungkapnya. Dikatakannya, besarnya retribusi tiket masuk bagi pengunjung Rp 10.000 untuk wisman, dan Rp 8.000 untuk wisdom.
Made Wijana menyebut, melihat kondisi tersebut pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan dengan gencar melakukan sosialisasi dan promosi. “Spot foto di Melasti ini ada empat, yakni tebing kembar yang menyuguhkan tebing dan jalan. Kemudian, spot depan Pura Segara yang menyuguhkan sunset, ketiga ada spot anjungan menyajikan anjungan yang menjulur ke laut, serta spot pantai yang menyuguhkan pasir putih. Dalam sebulan ke depan, kami terus promosi spot ini dengan harapan pada pembukaan 11 September sudah kembali normal,” tandas Made Wijana. *dar
Asisten Manajer Pengelola Objek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, menerangkan permintaan foto pre wedding di objek wisata yang terkenal dengan tebing tinggi dan pantai berpasir putih itu menurun drastis semenjak wabah global Covid-19. Meski akses sudah dibuka mulai 1 Juli 2020 lalu, minat wisatawan mancanegara maupun warga lokal yang melakukan foto pre wedding di objek wisata Pantai Melasti itu masih rendah.
“Animo wisatawan yang datang untuk foto sejak dibuka sampai saat ini masih minim. Kalau sebelum wabah global Covid-19, kegiatan itu sangat banyak. Tapi saat ini turunnya sangat drastis,” ungkap Made Wijana, Minggu (26/7) sore.
Menurut Made Wijana, sebelum wabah global virus Corona, aktivitas foto pre wedding di Pantai Melasti rata-rata 30 hingga 50 kegiatan per hari. Namun, semenjak pantai dibuka kembali pada awal Juli lalu, yang melakukan sesi foto pre wedding hanya 1 hingga 4 pasangan per hari. Sehingga, total yang melakukan sesi pemotretan sejauh ini baru tercatat 53 pasangan. Untuk pasangan yang masih melakukan foto pre wedding saat ini adalah wisatawan mancanegara khususnya Eropa dan warga lokal Bali.
“Sejak dibuka itu ada saja yang datang foto. Tapi, tidak seperti sebelumnya. Turunnya memang sangat jauh,” ujar Made Wijana.
Made Wijana menjelaskan, pemasukan utama Pantai Melasti pada dasarnya dari kegiatan foto pre wedding itu. “Untuk sekali foto itu dikenai retribusi Rp 500.000. Tarif ini semuanya sama baik wisatawan asing maupun domestik (lokal),” ungkapnya. Dikatakannya, besarnya retribusi tiket masuk bagi pengunjung Rp 10.000 untuk wisman, dan Rp 8.000 untuk wisdom.
Made Wijana menyebut, melihat kondisi tersebut pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan dengan gencar melakukan sosialisasi dan promosi. “Spot foto di Melasti ini ada empat, yakni tebing kembar yang menyuguhkan tebing dan jalan. Kemudian, spot depan Pura Segara yang menyuguhkan sunset, ketiga ada spot anjungan menyajikan anjungan yang menjulur ke laut, serta spot pantai yang menyuguhkan pasir putih. Dalam sebulan ke depan, kami terus promosi spot ini dengan harapan pada pembukaan 11 September sudah kembali normal,” tandas Made Wijana. *dar
Komentar