TPA Peh Direvitalisasi
NEGARA, NusaBali
Pemkab Jembrana bekerja sama dengan salah satu organisasi lingkungan hidup dunia, Systemiq, melaksanakan revitalisasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.
Revitalisasi tempat pengolahan sampah yang ditandai peletakan batu pertama, Senin (27/7), didanai pihak Systemiq yang menjadikan Jembrana sebagai percontohan program stopping the tap on ocean plastics (STOP), dengan menciptakan sistem manajemen pengelolaan sampah yang komprehensif.
Dalam revitalisasi ini juga akan dilakukan perbaikan terhadap eks pabrik kompos yang telah mangkrak hampir selama satu dekade. Eks pabrik kompos itu, selain dijadikan tempat pengolahan sampah organik, juga akan dilengkapi menjadi tempat pengolahan sampah plastik dan sampah-sampah padat lainnya. “Nanti akan dilengkapi area pemilahan dan pengolahan. Kemudian ada peralatan penanganan residu, dan berbagai fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Intinya, bagaimana TPA ini benar-benar menjadi tempat pemrosesan akhir. Bukan sekadar jadi tempat penimbunan sampah,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana I Wayan Sudiarta, yang mewakili Bupati Jembrana I Putu Artha, saat peletakan batu pertama revitalisasi TPA Peh.
Menurut Sudiarta, pembangunan revitalisasi TPA Peh ini diharapkan selesai pada akhir 2020 ini. Beriringan dengan pembangunan tersebut, warga diharapkan tertib memilah sampah di rumah tangga maupun industri, sehingga pengolahan sampah dapat benar-benar tertangani. Di mana Pemkab Jembrana telah membangun sejumlah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di sejumlah tempat, yang juga ke depan diharapkan tersedia di masing-masing desa/kelurahan.
Disinggung mengenai biaya revitalisasi TPA tersebut, menurut Sudiarta, dari pihak Systemic di Indonesia bernama PT Systemiq Lestari Indonesia mempersiapkan anggaran Rp 6,6 miliar untuk pembangunan fisik dalam program STOP di Jembrana. Di samping itu, juga disiapkan anggaran sekitar Rp 7 miliar untuk pengadaan sarana prasarana serta sosialisasi dalam upaya mengubah perilaku warga.
“Kampanye pengelolaan sampah melalui program STOP ini dilakukan dari rumah-rumah. Selain mengumpulkan sampah rumah tangga, juga disediakan fasilitas pengolahan sampah untuk masyarakat. Seperti yang sudah ada di Kelurahan Lelateng. Di samping mengolah sampah dan mengurangi sampah plastik, penanganan sampah yang tersistem, juga memberi peluang kerja bagi masyarakat lokal. Selain fasilitas dan bangunan, Systemiq ini yang juga akan membantu dari sisi manajemen pengelolaan sampah,” ucap Sudiarta. *ode
Komentar